Sebastian Nugroho

188 21 0
                                    

Siang ini Raya sudah sampai di Cafee Alamanda setelah tadi diteror oleh Rita untuk segera datang ke Cafee karna Sebastian sudah OTW katanya. Matanya mencari sosok pria tinggi ganteng putih yang katanya mirip sama oppa oppa korea seperti apa yang dibilang Rita kemarin.

"Ahaaaa... dia kali yak..??" Tebaknya setelah melihat sosok pria tampan yang memakai setelan jas warna putih. "Papa sama mama seleranya oke juga milihin calon suami buat gue..." gumamnya sambil berjalan kearah pria yang kelihatannya sedang menunggu seseorang juga.

"Permisi... dengan Mas Sebastian Nugroho..??" Tanya Raya ramah sambil menampilkan senyum terbaiknya.

"Mas...???" Dia memicingkan matanya mendengar sapaan dari Raya.

Raya tersenyum getir. Ia bingung dengan responnya. "I.. iya... kenapa...??" Tanya Raya akhirnya.

"Langsung saja. Saya kesini karna permintaan dari orang tua saya. Saya sebenarnya sudah punya kekasih saya sendiri. Dan saya menolak perjodohan ini. Tapi saya minta kamu bilang sama orang tua kamu kalau kamu yang menolaknya." Kata Sebastian panjang lebar.

Raya menajamkan matanya menatap pria didepannya ini. "Enak saja...!! Anda yang menolaknya kenapa jadi saya yang harus bilang sama orang tua saya...?? Licik sekali anda..!!" Geram Raya.

Dia tersenyum sinis kearah Raya. "Anda pikir. .??? Saya tidak mau orang tua saya berfikir saya adalah anak durhaka. Kalau anda... (meneliti kearah Raya) pantas untuk menolaknya." Ucapnya yang berhasil membuat Raya naik darah.

Braakkkk ...!!! (Raya berdiri dan menunjuk pria didepannya)

"Heh...!! Lo pikir lo siapa...?!!? Gue kesini juga karna orang tua gue yang maksa. Kalau bukan karna gue yang mau berbakti sama orang tua gue, gue nggak akan kesini. Ngerti lo..!!"

"Bagus lah... kalau begitu saya akan bilang pada orang tua saya kalau anda yang menolak perjodohan ini. Perlu anda tahu saya dan kekasih saya itu saling mencintai. Jadi jangan pernah mengharapkan perjodohan ini akan berjalan mulus sesuai keinginan anda.." ucap Sebastian dengan sombongnya.

"Lo pikir gue nggak laku..??? Gue itu banyak yang suka kalau anda mau tau...!" Ucap Raya tak kalah sombong.

"Benarkah..?? Kalau anda banyak yang suka kenapa orang tua anda harus repot repot mencarikan jodoh untuk anda..??"

Gubrak...!!! Mati kutu sudah...

"Saya rasa ini semua sudah cukup. Kasihan kekasih saya yang sudah lama menunggu." Ucap Sebastian lagi.

"Oh ya...??? Dimana dia..??" Raya mencari sosok yang dimaksud pria didepannya, ia mau tahu seperti apa selera pria didepannya sehingga Raya ditolak olehnya.

"Disana.." tunjuk pria itu kesebelah meja bar yang ada di cafee ini.

Mata Raya seolah buram. Ia tidak melihat sesosok wanita disana, hanya ada 1 pria yang duduk disana dengan pakaian serba hitam dengan hoodie yang menutupi kepalanya. 'Apa mungkin sosoknya itu tak kasat mata..?? Apa dia gila..???' Batin Raya kebingungan.

"Dimana..??" Tanya Raya lagi.

"Apa matamu sudah mulai rabun..?? Saya sarankan anda harus memakai kaca mata dengan lensa yang tebal biar mata anda bisa lebih jelas untuk melihat sosok pria tampan yang tengah menunggu saya disana.."

Raya melongo tak percaya. Ternyata Sebastian itu penyuka sesama jenis...

Uweeeekkkk... seketika perut Raya mual dan ingin muntah didepan pria itu. Ia menatap Sebastian dengan wajah jijik.

"Kalau begitu. Saya permisi..." pamit Sebastian berlalu meninggalkan Raya yang masih melongo dengan apa yang dilihatnya.

"Dasar jamane jaman EDAN...!! Apa stok wanita didunia ini sudah tidak ada lagi sampai sampai mereka harus berbelok..?? Kurang apa gue coba..?? Masa saingan gue cowok.?? Bener bener edan..!!!" Gumam Raya sambil berlalu meninggalkan Cafee Alamanda.

"Dasar Gembleng..!! Sinting...!!! Edan...!!" Umpati Raya saat ia sudah sampai dikantor dan duduk dikubikelnya.

Ratih yang melihat Raya mengumpat ia sampai menunda kegiatannya hanya untuk bertanya tentang rasa penasarannya itu.

"Eh... lo kenapa sih Ray..?? Pulang dari perjodohan kok lengus gitu...??" Tanya Ratih yang membuat Lovi ikutan nimbrung kearah mereka.

"Lo tau nggak..??!!" Suara Raya agak sewot.

"Nggak...!!" Jawab Lovi dan Ratih kompak.

"Ish...!! Dengerin dulu... ternyata yang mau dijodohin sama gue itu Gay..." cerita Raya frustasi.

"Whatt. !!! Hahahahahahhaah" seketika tawa Ratih dan Lovi pecah mendengar cerita Raya.

Sedangkan Raya sudah malas melihat sahabatnya yang malah justru menertawakannya.

"Soraya...!!" suara bariton seseorang berhasil menghentikan tawa Lovi dan Ratih. Seketika mereka melihat keasal suara.

"Mana kopi saya..??" Tanya pria itu saat ia sudah mendekat kearah kubikel Raya.

"Eh... maaf pak. Akan saya buatkan sekarang.." ucap Raya kemudian berlalu meninggalkan 2 sahabatnya dan Galang dikubikelnya.

Galang melihat kearah Ratih dan Lovi setelah tadi melihat kepergian Raya.

"Kenapa masih disini..?? Kerja sana..!" Ucap Galang pada mereka

"I... iya pak... permisi.." ucap mereka kompak.

Galang lebih menyebalkan dari Irwan. Kalau Irwan selama pekerjaan mereka selesai tepat waktu. Ia tidak mempermasalahkan kalau ada karyawan yang mengobrol untuk sekedar melepas penat dan kebosanan. Sedangkan Galang, ia tidak menyukai waktu yang dibuang secara cuma cuma hanya untuk mengobrol dan menggosip..

"Ini pak kopinya.." ucap Raya saat tadi Galang mempersilahkan ia masuk keruangannya.

"Soraya... Saya minta hasil akhir dari majalah yang akan terbit minggu depan." Ucap Galang setelah Raya menaruh kopinya.

"Baik pak..." jawab Raya kemudian pamit dan keluar dari ruangan Galang.

Raya kembali ke kubikelnya dan mengcopy data yang ada di komputernya untuk ia serahkan pada Galang. Lalu kembali ia menuju ruangan Galang.

"Ini pak datanya." Ucap Raya sambil memberikan flasdiks warna hitam bergambar bunga mawar kearah Galang.

"Apa ini..??" Tanya Galang dengan nada tinggi.

"I.. ini data yang tadi anda minta pak.." jawab Raya gugup.

"Berapa tahun kamu bekerja disini..?? Apa kamu tidak tahu sopan santun..??" Ucap Galang sewot.

"Maksud bapak..??" Tanya Raya bingung. Ia biasa melaporkannya seperti ini saat Irwan masih menjadi Direktur disini. Dan ini semua atas perintahnya juga. Jadi..?? Apa yang salah..???

"Saya mau data dalam bentuk hard copy nya Soraya Aufarina. Bukan bentuk soft copy seperti ini..?? Dimana sopan santun kamu, hah..??" Kata Galang sudah meninggi suaranya seperti sedang membentak. Raya sampai kaget mendengarnya.

"Oh.. maaf pak. Saya tidak tahu. Biasanya pak Irwan memintanya dalam bentuk soft copy seperti ini.." jawab Raya jujur.

"Kalau kamu tidak tahu..?? Kenapa tidak tanya..?? Kamu punya mulut kan..??" Tanya Galang masih dengan nada tinggi.

Raya biasanya kalau dibentak oleh Irwan tidak pernah sekaget dan sesakit ini apa lagi ketakutan seperti ini. Galang benar benar type boss galak tanpa tolerir.

"Maaf pak. Kalau begitu akan saya print kan dulu datanya." Ucap Raya dengan menunduk dan suara rendah.

"Saya tunggu sore ini jam 4." Ucap Galang kemudian mengibaskan tangannya untuk mengusir Raya.

"Baik pak.. permisi.." kata Raya. Ia segera keluar dari ruangan Galang. Jantungnya sudah tidak teratur lagi jalannya. Kalau seperti ini terus. Bisa bisa Ia akan cepat terkena penyakit serangan jantung.

Pria Misterius (Tamat)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum