[Special chapter: kejutan untuk ayah dan bunda🍒]

4.1K 497 30
                                    

Happy reading-!


Dejun menatap kesal ketiga adiknya yang kini masih sibuk bermain dengan semua dekorasi untuk kejutan ulang tahun kedua orang tua mereka.

Kalau mereka main biasa sih gapapa. Tapi ini si nana sibuk memasukkan satu persatu hiasan kedalam mulutnya dan menggigiti hiasan itu.

"Astaga nana, keluarin gak, kotor itu"

"Jujurly, aku gak kuat punya adek kaya mereka. Kalau mau adop boleh kok, bisa 🍊, ongkirnya biar aku tanggung" - Dejun

Nana mengeluarkan hiasan yang ia gigiti dengan wajah cemberut. Bibirnya melekung sedih. Tapi dejun tidak akan terpengaruh tipu daya itu lagi, kecuali icung yang kini tengah memandang nana dengan tatapan berbinar sebab nana terlampau imut.

"Kak, ini sudah selesai taro pasang" Dejun segera melirik ke arah taro yang selesai memasang pita-pita. Seketika senyum Dejun mengembang. Memang taro ini dapat diandalkan.

"Pintranya, makasih ya taro" setelah dejun kembali melanjutkan menghias ruang tamu.

Icung yang melihat taro di puji merasa tak terima dan mulai membantu Dejun agar mendapat pujian juga.

Kalau nana, jangan ditanya. Si cimol kecil itu sudah berbaring nyaman di atas sofa panjang. Ia merasa lelah karena sedari pagi dibawa pergi oleh kakaknya untuk membeli keperluan pesta kejutan.

Pagi sekali setelah membeli bahan kue, nana pergi ke rumah echan untuk meminta bantuan ten membuat kue. Untung saja nana memiliki pelet yang kuat, jadilah ten membuatkan kue untuk pesta kejutan ulangtahun yuta dan winwin.

Sedangkan icung dan taro bertugas untuk mengalihkan perhatian yuta dari dejun dan nana yang sibuk bolak-balik pergi keluar.

"Kenapa sih dek nana sama kak dejun? Kok sibuk banget ya?" Tanya yuta pada taro yang kini duduk menemaninya nonton berita.

"Ya biasalah yah. Main paling, kalau kakak dia sibuk beli keperluan untuk kamarnya"

Yuta hanya mengangguk.

"Ayah, bunda kapan pulang?" Tanya icung.

"Nanti, ayah yang jemput ke bandara. Mau ikut gak?" Tanya Yuta

Kedua anak gemoy itu kompak menggeleng dan membuat yuta mendengus.

"Yaudah, tapi hati-hati nanti ya. Ayah mau siap-siap dululah"

Yuta langsung menuju kamarnya dan bersiap untuk menjemput winwin. Malam kemarin, winwin berpesan agar mampir dulu ke toko elektronik untuk melihat ovennya yang sedang di perbaiki. Jadilah yuta lebih awal berangkat supaya bisa menunggu oven itu dulu.

"Hati-hati dirumah ya"

"Loh kok ayah udah pergi aja?" Tanya nana yang baru saja masuk ke rumah. Keadaan nana sangat berantakan karena membantu ten membuat kue.

"Mau lihat ovennya bunda dulu, dah ayah pergi ya"

Nana berdiri di teras menunggu mobil ayahnya pergi. Setelah dirasa aman, nana langsung kembali ke rumah echan.

"Mom, ayah sudah pergi" ujarnya saat melihat ten yang sibuk memasukkan kue ke dalam kotak besar.

"Oke, nanti kuenya diantar sama daddy john ya"

Nana tersenyum senang. Misinya sudah selesai. Kini nana bisa membayangkan betapa enaknya rebahan di kasur miliknya.

"Yeeaay. Terimakasih mom udah mau bantu nana" nana naik ke kursi dan mencium pipi ten.

Sedangkan ten yang dicium pun memekik senang karena perlakuan manis nana.

"Hehe sama-sama"

Oh iya, jika kalian bertanya dimana echan. Dia sedang berada di rumah neneknya. Soalnya echan rindu main disana. Jadi, selama tadi nana dan ten membuat kue, semuanya lancar dan aman karena tak ada echan yang mencolek-colek kuenya.

Cerita Nana [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang