0.3 Juan

1.3K 240 20
                                    

Gua membetulkan posisi topi dan masker gua sambil memasuki hotel, tempat dimana Tia tinggal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gua membetulkan posisi topi dan masker gua sambil memasuki hotel, tempat dimana Tia tinggal. Setelah mendapat telpon dari Joshua dan Tia secara bergantian bahwa pertemuan mereka sama sekali nggak mulus, selepas syuting gua langsung pergi mengecek kondisi Tia terlebih dahulu atas permintaan Joshua serta permintaan Tia yang memang ingin ditemani.

Dua orang ini menelpon gua dengan situasi yang sama-sama kacau. Joshua dengan nada lemah yang terdengar amat lelah dan meminta gua untuk mengecek kondisi Tia karena pertemuan mereka hari ini sangat kacau, tanpa bercerita lebih detail tentang ada apa sebenarnya. Serta Tia yang menelpon gua dengan isakan tangis dan permintaan untuk ditemani jika gua nggak sibuk, tanpa bercerita lebih detail tentang masalah apa yang dialaminya.

Jujur, ini posisi udah tengah malam mendekati subuh dan gua capek banget karena hari ini jadwal syuting gua padat, mulai dari syuting film, syuting iklan, sampai syuting variety show. Sayangnya, gua nggak punya kesempatan untuk mengeluh, ketika orang-orang yang cukup penting dalam hidup gua, harus kesulitan disaat seperti ini.

Sampai di kamar hotel Tia, gua mengetuknya beberapa kali sebelum akhirnya menemukan Tia dengan kedua matanya yang sembab. Tia mempersilahkan gua untuk masuk tanpa bicara apa-apa, gua menutup pintu perlahan, mengikuti cewek dengan keadaan kacau itu menuju dapur hotelnya.

Tia hanya diam menatap cangkir kosong yang hendak dituangi air olehnya. Gua kemudian mengambil alih cangkir tersebut dari tangan Tia, menuangkan air ke dalamnya, lalu duduk di sofa sambil menatap punggung Tia yang masih setia memunggungi gua.

"Tia," panggil gua.

Nggak ada jawaban.

"Naredithya, look at me."

Tia menengok dan kembali terisak dihadapan gua. Gua hanya mampu menghela nafas, kemudian bangkit dan membawanya ke pelukan gua. Mengusap lembut surai hitam bergelombangnya, membiarkan dia menangis sesukanya didalam pelukan gua, menumpahkan semua rasanya.

"It's not your fault, it's not Joshua's fault, this is nobody's fault."

"I'm sorry," isaknya. "I'm sorry for involving you in this matter. I'm sorry because I'm weak."

"Sssttt," ujar gua. "It's okay. Let's sleep now hm? I'll leave after you sleep."

Walau gua bilang begitu, nyatanya gua justru malah ikut ketiduran disamping Tia. Nggak ingin menciptakan skandal yang merepotkan untuk diri gua sendiri dan Tia, gua lantas segera meninggalkan kamar hotel Tia sekitar jam lima pagi.

Biasanya di jam segini, wartawan gosip udah mulai aktif berburu informasi. Belum lagi gua nggak bisa nelpon manager gua buat jemput karena dia juga mau istirahat, akhirnya mau nggak mau gua harus naik taksi.

Hendak menekan tombol lift, gua justru dikagetkan oleh uluran tangan lain yang juga ingin menekan tombol tersebut. Gua menengok dan mendapati seorang cewek dengan topi yang begitu rendah hingga menutupi setengah wajahnya.

The Heirs [SVT]Where stories live. Discover now