0.4 Al

1.6K 193 21
                                    

Gua menarik koper pink dengan gambar kelinci milik Risha serta membawa tas miliknya, sementara si pemilik justru berjalan dengan riang di depan gua tanpa merasa dia merepotkan gua dengan semua barangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gua menarik koper pink dengan gambar kelinci milik Risha serta membawa tas miliknya, sementara si pemilik justru berjalan dengan riang di depan gua tanpa merasa dia merepotkan gua dengan semua barangnya.

Malam ini, anak-anak Elite udah bersiap pergi ke Bali bareng-bareng, kecuali Joan sama Juan yang nggak bisa ikut kali ini dan hanya mengakomodasikan tiket pulang pergi serta hotel untuk menginap. Holiday plan kali ini juga ada lima personel baru, yaitu Risha, Joanka, Kyo, Natasha, dan Sofia. Kalo Sofia emang sengaja diajak karena Vernon udah pasti ikut, Sofia nggak ada yang jaga. Sementara Risha mengajukan diri karena Joan keceplosan ngomong di depan dia. Kalo Joanka sendiri emang sengaja dipaksa ikut sama Joan karena orangnya kesenengan punya pacar. Terakhir, Kyo emang sengaja diajak Owen karena Kyo nggak jadi pulang ke Jepang dan nggak tau mau liburan kemana, habis itu ngajak satu temannya yang namanya Natasha, kayanya sih kenal sama Lio dan Sein, akrab soalnya.

"Al, come on!" ujar Risha menyuruh gua lebih cepat.

"It's heavy, dummy," balas gua. "Kita ke Bali cuma seminggu, tapi lu bawa barang udah kaya mau pindahan kesana."

"Kalo pindahan kesana, barang gua bisa menuhin satu bagasi pesawat."

"Lupain deh buat pindahan ke Bali, kasian pesawatnya."

"Gapapa, nanti bayar bagasi khusus gua aja."

"Polarisha," tegur gua kurang suka dengan sikap acuh Risha ini, walaupun dia nggak suka flexing kaya Joan, tapi Risha cenderung acuh buat ngeluarin uangnya sama hal-hal yang sebenarnya nggak perlu.

Ibaratnya, asal aja keluarin uangnya, nggak pakai mikir lagi.

Risha secara tiba-tiba memutar tubuhnya dan melompat ke depan gua, membuat gua kaget karena dia melakukan hal itu tiba-tiba. Sementara, cewek bergigi kelinci ini justru menatap gua lurus dan dalam.

"There's no need to be sad, is there? We'll going to vacation too."

"Hah? What do you mean?"

"Everyone can lie, Al. Not only to others, but to themselves as well."

"Risha, lu nggak punya hak untuk mengatur kehidupan gua," ujar gua saat gua paham kearah mana Risha membawa topik ini.

Pada Kak Naya,
dan semua kenangan pahit yang masih gua simpan seorang diri.

Tentang malam dimana gua menangis di dalam pelukan seorang Polarisha Starryna Valendy.

"Well," Risha memainkan rambutnya dan berbalik, kemudian menengok pada gua dengan senyum mengejek. "If you're going to cry into someone's chest, be sure it's mine. I welcome you in my arms anytime."

Gua nggak sempat membalas ucapan Risha karena harus buru-buru masukin koper dan segera ke pesawat, soalnya kita agak ngaret sedikit perginya gara-gara nungguin Dino beres-beres habis ngurusin show unit apartemen dia.

The Heirs [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang