0.4 Vernon

477 88 1
                                    

"Little bunny?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Little bunny?"

"Yes?"

Sofia lagi sibuk menggambar, katanya ada tugas menggambar di kelas seninya hari ini. Akhir-akhir ini, Sofia emang membaik sih, dia banyak aktivitas di luar sama teman-temannya dan nggak sering kambuh juga, dia nggak menyakiti dirinya sendiri lagi.

"Hari ini mau makan apa?"

"Boleh nggak kalo kita delivery?"

"Boleh. Mau apa?"

"Pizza."

"Oke," ujar gua sambul memesan pizza di aplikasi.

"Kakak, nggak kerja hari ini?"

"Hari ini kerja, tapi Kakak makan dulu sama kamu, baru berangkat."

Gua masih kerja di Marques sebagai bartender, gajinya lumayan buat hidup sehari-hari.

Awalnya gua cukup waspada dan mau cuti kuliah dulu, karena takutnya Daddy berhenti bayar uang kuliah gua dan sekolah Sofia. Gua bersiap buat kemungkinan terburuk, jadi mau cuti kuliah dan fokus bayar sekolah Sofia, tapi Daddy ternyata tetap dibayar semuanya tepat waktu, jadi gua nggak ambil cuti kuliah. Walaupun akses keuangan gue tetap diblokir.

Selama jauh dari rumah hampir sepuluh bulan ini, Haikal sering main kesini sambil bawa makanan sekalian maintance apartemen, kira-kira gua ada butuh sesuatu lagi atau nggak. Anak-anak Elite juga sering sih bantu-bantu gua, kaya jemput Sofia atau antar Sofia main kemana gitu, kalau gua ada kelas atau kerja kelompok.

Dulu tuh gua nggak suka jadi bagian dikasihani dan dibantu kaya gini, tapi kalau anak-anak Elite yang melakukan tuh rasanya kaya; oh gini yah rasanya punya teman.

"Brother, are you miss home?"

Gua lantas melirik Sofia yang masih sibuk dengan tugas menggambarnya. "Well, I'm not. How about you?"

"Me too."

"Are you happy right now?"

Sofia mengangguk-angguk. "I'm happy."

Gua lantas tersenyum lega.
Bagi gua, cukup untuk Sofia bahagia hidup disini dan jauh dari neraka yang disebut rumah itu. Bagaimana sulitnya hidup dan uang, itu bisa jadi urusan lain. Asal Sofia nggak sakit lagi, buat gua itu cukup banget.

Pesanan pizza kita berdua datang dan gua makan berdua sama Sofia sambil mendengarkan ceritanya tentang sekolah dan teman-temannya, sesekali gua balas merespon dan melempar guyonan untuk menggodanya yang bercerita.

Tawa Sofia lepas banget disini, begitu riang seperti anak seusianya.

Kalau tahu dia bakalan tertawa selepas ini, harusnya dari dulu gua bawa dia pergi darisana.
Maaf karena terlambat, Sofia.

The Heirs [SVT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang