AGAM - 04

290K 31.6K 3.7K
                                    

Agam menyeka keringat di keningnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agam menyeka keringat di keningnya. "Zeyn, suruh Elvan buat beresin tu mayat."

"Siap laksanakan." Zeyn sedikit menjauh untuk menelpon Elvan.

"Ma-mayat?!" Kaget Leyla, orang-orang tadi sudah tak bernyawa?!

"Selanjutnya lo yang bakal jadi mayat."

Leyla jadi takut mendengar ancaman Agam barusan. Niatnya untuk kabur semakin berkobar.

"Tim C udah otw ke sini, Gam," beritahu Zeyn.

Agam mengangguk. "Kita pergi."

Mereka berjalan keluar dari hutan ini. Dengan Agam berada paling depan dan Leyla serta Zeyn di belakang.

"Lo harus turutin semua ucapan gue mulai sekarang!" Seru Zeyn.

"Sekarang? Kita kan masih di hutan, emang kakak mau aku ngapain?"

"Gue mau, lo, jalan sesampingan sama Agam."

Leyla membelalakkan matanya. Apa katanya tadi? Jalan sesampingan dengan Agam? BIG NO!

"Jangan itu dong, kak. Aku ga berani," tolak Leyla.

"Lo berani nolak? Oke, gue tinggal panggil Agam dan-"

Leyla langsung berjalan mendekati Agam sebelum Zeyn melanjutkan ucapannya.

Zeyn yang melihat itu tersenyum senang. "Misi pertama berhasil."

Agam melirik sekilas ke sisi kirinya yang di mana Leyla berada. Ia tidak akan ambil pusing soal itu dan kembali fokus pada langkahnya.

Dapat Leyla lihat di depan sana datang segerombolan pria berpakaian serba hitam dan jangan lupakan kepala yang hampir semuanya botak.

Reflek Leyla memegang ujung jaket Agam. "Kak, mereka siapa? Musuh lagi?"

Sebelum melewati mereka bertiga, segerombolan pria tadi menunduk seperti memberi salam pada Agam dan Zeyn.

"Selesaikan dengan rapi," pesan Agam.

Mereka semua mengangguk dan melanjutkan perjalanan. Zeyn mendekati Agam.

"Menurut lo, kita harus pindah markas lagi, ga?"

"Ga perlu. Mereka cuman ada satu kelompok dan semuanya udah musnah di tangan gue."

Zeyn manggut-manggut tanda mengerti. Mereka melanjutkan langkahnya yang terhenti, ini juga sudah gelap dan mereka harus kembali ke markas.

"Singkirin tangan lo," ucap Agam dingin.

Leyla langsung melepaskan genggamannya di jaket cowok itu dan buru-buru minta maaf.

AGAM [terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang