AGAM - 37

220K 25K 8.2K
                                    

Warna fav kalian apa?

Kalian tim buah/sayur?

"Silahkan duduk," suruh Agam yang ditujukan untuk Argana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Silahkan duduk," suruh Agam yang ditujukan untuk Argana.

"Tidak perlu. Saya hanya sebentar disini, dan saya juga ingin menjemput Leyla," balasnya berhasil merubah ekspresi wajah Agam menjadi datar.

"Ayo Leyla," ajak Argana.

"Tap—" disini Leyla bimbang harus bagaimana.

"Kenapa Leyla harus ikut anda?" Pertanyaan bodoh itu tentunya dari Agam sendiri.

"Pertanyaan macam apa itu?" Heran Argana. "Dia Putri saya, tentu saja saya punya hak untuk membawanya pulang."

Kedua tangan Agam mengepal menahan emosi. Tidak mungkin kan ia menembak Argana? Bisa-bisa Leyla membencinya nanti.

"Sebelum anda membawa Leyla, mari kita berbicara terlebih dahulu," pinta Agam.

"Oke."

Agam mempersilahkan Argana untuk masuk duluan ke ruangan rapat.

"Kak, jangan apa-apain Papa aku, ya?" Mohon Leyla.

"Sesuai permintaan, sayang." Setelah mengatakan itu, Agam menutup pintu ruangan.

"Asikkk, dipanggil sayang sama ayang," goda Zeyn yang entah sejak kapan berada dibelakangnya.

"Kasihan, Kakak pasti ga punya ayang ya?" Ejek Leyla.

"Duh, tersentil ginjal Abang mendengar ucapan dek Leyla."

"Kakak tenang aja. Liqa kayaknya masih suka deh sama Kakak, cuma ya gitu, dia gengsi," ucap Leyla.

Seketika Zeyn tersenyum lebar. "Serius, La?! Si Liqa masih ada rasa ke gue?" Tanya Zeyn antusias.

Leyla mengangguk mengiyakan. "Yes! Kalau gitu, gue harus gerak cepat nih," cicitnya.

"Tapi, Kakak jangan minta yang aneh-aneh kayak kemarin. Ntar Liqa marah lagi," pesan Leyla.

"Gue cuma bercanda waktu itu, La. Eh, ga taunya si Liqa bawa serius," sahut Zeyn.

Leyla terkekeh. "Kalau gitu aku mau main sama Molly dulu ya, Kak," pamit Leyla.

"Bentar dulu, La. Gue mau ngajakin lo keluar, mau beli barang untuk nembak si Liqa besok." Zeyn menahan Leyla.

"Kenapa aku harus ikut? Kakak sendiri aja sana."

"Lo mah... lagian lo sahabatnya, pasti taulah yang dia suka apa aja? Please..." pinta Zeyn dengan ekspresi melas.

"Tau sih... yaudah ayo. Aku kasihan lihat tampang Kakak yang hampir mirip beruk itu," sahut Leyla.

"Untung lo pacarnya si Agam, kalau gak udah gue buang ke rawa-rawa," kesal Zeyn.

AGAM [terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang