20

3K 198 6
                                    

Jangan lupa vote, coment dan rekomendasikan ke teman-teman kalian.

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


***

Seorang pria tampak sedang memberi kucing makan yang ia siapkan di kantongan plastik. Memberi makan kucing ini sudah biasa padanya, pun jika hari sudah malam, kucing itu selalu berada di sela-sela yang memisahkan dua rumah.

Namun, suara tangis seorang gadis membuat atensinya melirik ke belakang. Ia berdiri dan menatap sekeliling kawasan itu. Matanya berhenti pada gadis yang berjongkok di pinggir jalan.

Ia berniat menghampiri. Kakinya melangkah pelan ke arah gadis yang tak jauh darinya. Samar-samar ia mendengar gadis itu menangis sembari berkata-kata.

"Kamu ... kamu kenapa pergi?" Kira-kira seperti itu. Hingga ia berhenti tepat di depan si gadis.

"Kevin?" ucap gadis itu saat menyadari kedatangan pemuda tersebut.

***

Raya kini terduduk di kursi besi dekat taman yang lumayan jauh dari rumahnya. Kevin sengaja mengajaknya ke sini agar gadis itu lebih leluasa untuk menangis.

Kevin mengambil tempat di sebelah gadis itu setelah pergi mencari air mineral untuk diberikan padanya.

"Minum dulu." Kevin menyodorkan botol transparan tersebut. Dengan ragu, Raya meraihnya dan tersenyum kaku. Ia mulai membuka dan menengguknya.

"Ada masalah?" Raya sontak menghentikan aktivitas minumnya, dan menoleh ke arah pemuda itu.

"E-enggak," sahut gadis itu sedikit tergagap. Ia mengalihkan pandangannya ke segala arah, tak ingin beradu mata dengan Kevin.

Kevin bergeming. Ia tak ingin bertanya tentang masalah gadis itu. Ia tidak memiliki hak untuk tahu. Yang ia tahu, gadis itu pasti bisa melewatinya.

Terlihat seorang pria tengah berbaring di kasur berwarna abu-abu. Tampak ia sedang gelisah sembari memainkan ponselnya. Jari telunjuknya mengetuk-ngetuk sisi HP seolah sedang berpikir, tak lepas memandang deretan angka di layar ponsel.

Ia menghempas kasar ponselnya ke atas kasur, dan menghela nafas berat. Ia ingin menghubungi kekasihnya, namun ia bingung ingin memulai pembicaraan darimana.

Aksa tak tahan, setelah beberapa detik terdiam, ia meraih ponselnya dan segera menelepon nomor yang sedaritadi ia pandang dan beringsut untuk duduk.

Hingga akhirnya, sambungan tersambung. "Lo dimana?" tanya Aksa to the point, tak ingin basa-basi.

"Aku lagi di taman."  Suara seorang gadis menyapa telinga pemuda itu. Aksa sontak berdiri saat mendengar perkataannya, dan menatap jam yang terletak di atas meja.

Aksa Harsa ✓Where stories live. Discover now