13

2.3K 287 30
                                    

Note: harap tinggalkan jejak di lapak ini

"Kamu gak kerja?" Pertanyaan itu Arga lontarkan lantaran ia cukup penasaran tentang alasan di balik munculnya Tita sore ini di rumah sakit. Begitu ia membuka pintu ruangan kerjanya, ia mendapati perempuan itu duduk santai di kursi kerjanya—akhir-akhir ini perempuan itu jadi lebih sering datang ke sini—.

"Ini kursi enak banget deh, empuk."

Perempuan itu tidak menjawab pertanyaannya dan malah menunjukkan ketertarikan yang berlebihan hanya pada sebuah kursi, jadi Arga hanya membuka snellinya dan beranjak duduk di sofa.

"Aku abis ngelabrak Lana."

Lelaki yang tadinya sudah terlihat menyenderkan punggung dan memejamkan mata untuk sekedar beristirahat sejenak itu, terlihat langsung menegakkan posisi duduknya. "Sorry?"

"Bercanda. Aku aja gak tau kamar rawat dia ada di mana." Tita gantian memejamkan mata, memang ruangan kerja Arga lama-lama terasa akrab dan nyaman juga sampai ia bisa mengantuk.

"Lalu kamu mau ngapain ke sini?"

"Menurut kamu? aku mau ngapain ke sini?"

"Mau ngunjungin saya? It doesn't sounds like you."

"Biasanya aku kayak gimana emang?"

"Rese dan tukang cari masalah."

Tita malah terkikik geli sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Arga, "jadi waktu kemarin aku datang ke sini itu, ada suster yang bilang anaknya ngefans sama aku. Lalu kita janjian ketemu hari ini karena katanya anaknya mau minta foto bareng."

"Jadi kamu datang ke sini hanya untuk itu?"

"Aku gak mau bikin nama kamu jelek di rumah sakit ini karena punya isteri yang sombong."

"You're so unpredictable."

Setelahnya terdengar suara ketukan dari pintu ruangan dan seorang suster yang Tita lihat tempo hari muncul dari sana dengan wajah sumringah. "Bu Tita, makasih banyak ya sudah mau repot-repot dateng ke sini."

Tita bangkit berdiri dan tersenyum cerah, "gak masalah kok Sus, saya emang kebetulan lagi kangen sama Pak suami dan pengen mampir ke sini."

"Wah, syukur deh kalau gitu. Tadinya saya udah ngerasa gak enak loh karena ngerepotin Bu Tita." Suster yang dari name tag di seragamnya Tita ketahui bernama Rahmi itu, kemudian terlihat menengok ke luar ruangan untuk menggandeng anak gadisnya ikut masuk ke dalam.

Dan itu pertama kalinya bagi Arga melihat Tita tersenyum secerah itu sejak mereka menikah.

"You're great at acting." Langit sudah gelap saat Arga dan Tita berjalan bersama di koridor rumah sakit menuju parkiran.

"Aku gak ekting yah, aku beneran seneng ketemu fansku."

"Maksud saya, waktu kamu bilang datang ke rumah sakit karena kangen sama saya."

Perempuan itu tidak menjawab Arga karena terdistraksi oleh ponselnya yang berbunyi, dan Tita segera merogoh ponselnya dari dalam hand bag. "Kenapa Cha?"

"....."

"Anjir lo! Kenapa bisa lupa sih?"

"....."

Arga melihat Tita yang melirik jam tangan sebelum menyahut lagi pada seseorang di balik telepon, "lo berdoa aja Jakarta gak macet, jadi gue bisa naik taksi dan nyampe ke sana dalam setengah jam."

Tidak lama sampai Tita mematikan panggilan di teleponnya dengan gerak-gerik yang terlihat lebih terburu-buru daripada sebelumnya. "Gak jadi pulang bareng ya, Asistenku kabarin ada jadwal meeting mendadak sama fotografer."

TitaniumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang