23

1.8K 151 22
                                    

Pagi pertama di Zurich, Tita tersentak bangun dari tidurnya. Sesaat setelah membuka mata barulah dirinya sadar kalau kali ini ia tidak harus bangun pagi untuk menyiapkan sarapan Ganish.

Sepertinya Arga yang sudah lebih dulu bangun, menyaksikan apa yang baru saja terjadi pada Tita, dan lelaki itu datang dan duduk di tepi ranjang untuk mengulurkan segelas air putih. "Tidur lagi aja, kamu bisa bangun lebih siang."

"Udah gak ngantuk." Lalu ia melingkarkan lengannya pada pinggang Arga dan pelipisnya bersender di dada lelaki itu. "Sekarang aku malah bosen, ditambah kangen Ganish."

"Jalan-jalan ke luar sambil cari sarapan yuk?"

Tita mengangguk pada ajakan Arga. Selama di Zurich, mereka tinggal di sebuah villa di kaki gunung Alpen. Bisa dibayangkan pemandangan indah yang langsung menyambut setiap mereka membuka jendela.

Di ujung trotoar dalam perjalanan mencari restoran terdekat, Tita mengenali sepasang suami isteri berwajah oriental yang sedang berjalan bergandengan. Mereka adalah orang yang tinggal di rumah sebelah penginapan mereka, namun Tita tidak yakin dua orang itu hanya berlibur di sini sepertinya dan Arga.

Tepat ketika Tita bersitatap dengan si perempuan, ia mendapati aura panik langsung menjalari wajah perempuan itu. Tita tidak mengerti mengapa dengan menatapnya, perempuan itu bisa setakut itu dan mengamit erat lengan lelaki yang Tita yakin adalah suami perempuan itu.

"It's okay, Ahn Yena. They don't mean to judge you."

Kemudian lelaki yang wajahnya mengingatkan Tita akan salah satu personil boygroup Korea kegemarannya—EXO itu menggandeng perempuan itu untuk mendekatinya dan Arga. "Hi, Sorry if that surprised you. My wife has an anxiety disorder, our doctor suggested to stay here for a while for his recovery."

Tita cepat-cepat menggeleng dan tersenyum, "Your wife is really pretty, that's why I'm staring at her. Sorry if i made it uncomfortable."

"Sorry to ask this, but is she pregnant?" Itu adalah pertanyaan dari Arga setelah beberapa saat hanya menjadi pengamat, dan lelaki asing itu tetap tersenyum ramah saat merespon pertanyaan Arga dengan sebuah anggukan.

"Feel free to contact me if you need help," Ucap Arga sambil menjabat tangan lelaki itu akhirnya. "I'm an ob-gyn, and will stay here until next week."

"Thankyou," jawab perempuan bernama Ahn Yena itu untuk pertama kalinya.

"My pleasure."

Percakapan di pinggir jalan itu berakhir saat Arga mendengar suara dari perut Tita yang berkeriyap kelaparan. Mereka berpamitan, dan melanjutkan tujuan awal untuk mencari restoran terdekat.

Masih dalam perjalanan, Arga hampir memekik karena mahluk ini tiba-tiba saja menggigit lengannya.

"Aku tiba-tiba gemes sama kamu, jadinya pengen gigit."

Namun alih-alih murka atas tingkah laku isterinya, Arga justru memakai lengan yang sama yang menjadi sasaran gigitan Tita tadi, untuk segera merangkul leher perempuan itu dengan erat dan membisikan kalimat yang membuat bulu kuduk Tita meremang, "We can only biting each other, if it's in bed."

"Woy!"

"Kenapa?"

"Sejak kapan itu mulut jadi lancar banget dirty talk kayak gitu?!"

TitaniumWo Geschichten leben. Entdecke jetzt