• RIYO - 22 •

19.1K 2.2K 124
                                    

”Ayo kejal Laffa!”

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

”Ayo kejal Laffa!”

”Laffa capek tahu lali sendili!”

”LIYO!” Raffa menghentakkan kakinya kesal. sejak tadi dia berlari sendirian, Riyo hanya menatapnya dari kejauhan. anak itu benar-benar tidak bisa bergaul dengan orang lain.

Raffa menghampiri, berdiri dengan berdecak pinggang menatap Riyo garang. bukannya terlihat seram, justru terlihat begitu lucu di mata Riyo. ”Liyo kenapa sih nggak mau main sama Laffa? Laffa udah jauh-jauh kesini, sebenalnya Laffa hali ini mau ketemu sama Elsa, tapi demi Liyo Laffa batalin. ayo Liyo main!” Raffa mengguncang tubuh kecil Riyo agar menaruh atensi ke arahnya. bohong jika Raffa melakukan semua ini karena Riyo. ini bentuk terimakasihnya kepada Reksa.

Dua minggu lalu, Reksa menyelamatkannya dan Rasya ketika dihadang. setelahnya, Raffa cukup dekat dengan Reksa. Reksa meminta tolong agar membujuk Riyo agar lebih berani public speaking, seharusnya mental public speaking
anak-anak harus diasah sejak dini karena benar-benar mempengaruhi kehidupannya di masa mendatang.

”Liyo,” panggil Raffa pelan kemudian menuntun Riyo agar duduk bersila di atas rumput. sore ini taman cukup ramai, apalagi akhir pekan seperti ini. namun disetiap sudut ada pengawal yang berjaga, tentu saja atas perintah Reksa.

Riyo ikut duduk, berhadapan dengan Raffa. kepalanya terus menunduk dengan tangan yang bertaut.

”Liyo mau main?”

Riyo menggeleng.

Raffa mengigit kuat bibirnya, anak itu ingin menangis sekarang juga. dia tidak bisa melakukan ini, namun bagaimana dengan janjinya kepada Reksa.

”Liyo, Laffa nangis, ya? La-Laffa hiks..” Isakan Raffa lolos begitu saja, tidak mampu melanjutkan ucapannya.

Riyo mengangkat kepalanya yang sejak tadi menunduk, matanya berkaca-kaca menatap Raffa yang menangis dengan menutup wajahnya dengan telapak tangan. ”Hiks..” Riyo memeluk Raffa dengan tangisan, anak itu menangis karena melihat Raffa menangis.

Keduanya berpelukan dengan isakan yang lolos dari bibir masing-masing. sedangkan dibelakang, ada Rasya dan Reksa yang menatap keduanya dengan tersenyum. tidak ada niat untuk menghampiri.

”Raffa lucu, ya?”

Rasya menoleh begitu mendengar perkataan Reksa. ”Iya,” balas Rasya. ”Raffa punya cara sendiri buat orang sayang sama dia, itu juga berlaku buat gue.”

”Gimana?”

”Apanya?” tanya Rasya bingung dengan pertanyaan Reksa.

”Udah nggak diganggu lagi?”

”Udah diurus sama Daddy.”

Reksa mengangguk. ”Kalo butuh bantuan, hubungi gue. gue siap bantu lo, Sya!”

Rasya tersenyum tipis. ”Gue nggak tahu kalo nggak ada lo waktu itu. mungkin sekarang Raffa udah nggak sama gue lagi.”

”Gue nggak peduli sebenarnya, gue juga nggak mau ikut campur masalah orang. cuma waktu itu gue keinget sama Riyo, gue ngeliat Raffa sama seperti Riyo. bedanya Raffa lebih berani, mungkin kalo Riyo diposisi Raffa waktu itu. gue nggak bisa bayangin.”

R I Y O || Selesai ||Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin