39

14.5K 1.5K 30
                                    


pagi kembali datang, menggantikan hari dengan penuh keceriaan, namun nampaknya keceriaan tidak meliputi pria tampan yang kini sibuk mengendarai mobil sedan miliknya

mark nampak kalut saat ini, dia sudah melihat hasil cctv lobby apartemen nya , dan di sana tidak terlihat apapun yang mengarah pada haechan. Jadi dia menggerakkan beberapa anak buahnya untuk melacak setiap cctv di kota. Dan tentunya hal itu dapat langsung membantunya

kini ia, jaemin, jeno dan sungchan sedang menuju tempat yang merupakan lokasi haechan saat ini. Jaemin memaksa untuk ikut dengan mark karna dia juga sama paniknya mengingat hal yang pernah terjadi, sedangkan jeno dan sungchan, hanya untuk berjaga jaga

sesampainya di titik yang sudah di tentukan, mark dan yang lainnya tidak langsung turun. Mereka sengaja memarkirkan mobil sedikit jauh dari jangkauan.

"aku dan jeno akan masuk lewat pintu depan, sungchan dan jaemin. Kalian masuk lewat pintu belakang, cari ruangan nya" mark mulai memberikan arahan untuk ketiganya

awalnya pria tampan yang menjabat sebagai kekasih satu satunya pria manis di sana itu ingin membantah arahan saudara tertuanya, namun terlebih dulu di lirik tajam oleh jaemin

"kau bawa senjata andalan mu kan?"pertanyaan itu tentu saja mengarah pada jaemin yang mark tau, pria manis itu sering membawa revolver kemana pun

"Tentu, kalian membawa senjata yang lain juga kan?"

"beberapa senjata jarak jauh maupun dekat ada di bagasi dan beberapa tempat di sini, nanti akan ku bagikan jika benar benar di butuhkan." senjata sengaja di jadikan alat cadangan, karna bagaimana pun jaemin dan haechan akan mudah sekali untuk berurusan dengan polisi, sedangkan ketiga putra jung itu. Tidak terlalu perduli

Setelah lama berdiskusi. Keempatnya mulai memasuki gedung tua yang jauh dari keramaian. Seperti arahan mark, jaemin dan sungchan segera berlari kecil ke arah samping gedung tua itu, untuk mencari letak pintu belakang

dengan perlahan sungchan mengekori jaemin dari belakang, dia sengaja menyuruh jaemin di depan agar ia bisa berjaga jaga di belakang. Takut takut ada serangan dari arah samping maupun belakang

//tap//
//tap//
//tap//

suara langkah kaki yang teratur itu membuat sungchan segera menarik jaemin untuk bersembunyi di balik tembok yang terdapat sela sela jendela

"sttt..." Perintah sungchan yang langsung mengarahkan jari telunjuk nya pada ranum kembar milik jaemin yang tadi sempat ingin melayangkan protes karna tidak mendengar derap kaki , sesekali melirik ke arah jendela untuk memastikan empu dari suara langkah kaki itu sudah benar benar pergi

posisinya dan jaemin kini hanya tersisa satu jengkal, bahkan pria manis itu bisa merasakan nafas teratur milik adik kekasihnya. Sedikit mendongak untuk menatap pria tinggi di depannya, mengajukan pertanyaan melalui tatapannya

Sungchan yang mengerti arti tatapan jaemin hanya mengangguk dan kembali menarik ya untuk lanjut berjalan,

kini keduanya melanjutkan rencana awal, mencari ruangan haechan

"apa tidak sebaiknya kita berpencar?" saran itu berasal dari pria manis yang sedang meneliti sekeliling ruangan yang ternyata cukup luas

"tidak.aku belum siap mati muda jika kau tergores barang sedikit pun" tolak sungchan yang memang benar adanya

"Ck, aku juga lelaki jika kau lupa" jaemin rasa sungchan terlalu melebih lebihkan artian kalimatnya

"apa yang bisa kau lakukan untuk meyakinkan ku? untuk tidak terluka?"

"aku membawa senjata bersamaku, dan aku juga ahli dalam berkelahi. Bukankah itu cukup?"

"baiklah, kau cari di lantai atas dan aku akan cari di sini. Tapi janji padaku, jangan terluka barang setitik pun" sedikit peringatan di akhir kalimat yang terdengar benar benar mengkhawatirkan pria manis di depannya

crime of the jung [Markhyuck, Nomin, Sungtaro] (END) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora