50

16K 1.4K 49
                                    

Rintikan hujan menemani setiap jengkal perginya kedua pria manis yang kini saling mengendari kendaraan besar masing masing, setelah mendapat kabar bahwa salah satu jalang si tua bangka itu sedang mengandung

pria manis yang berstatus sebagai penerus selanjutnya keluarga Lee hanya bisa tersenyum tipis dan beranjak dari ruang santai jung bersama jaemin yang sudah mencoba meyakinkan jeno bahwa dia hanya ingin menemani haechan, karna pria gembil itu tidak terlalu ahli berkelahi

jaemin menyadari aura dingin dari pengendara di sebelah nya yang berkendara dengan kecepatan tinggi di tengah rintiknya hujan, dia hanya bisa mengikuti haechan yang akan melampiaskan segalanya pada si jalang tua bangka itu

"kau membawa senjata?" pertanyaan pertama setelah keduanya sampai tepat di depan sebuah mansion yang dulunya mansion utama keluarga lee

"aku lupa membawa nya, apa kita harus kembali dan mengambilnya lagi?"jaemin yang sudah memarkirkan motornya itu kini hendak menaiki kendaraan beroda dua itu kembali

"Tidak, tidak, tidak usah" penolakan itu terdengar cepat oleh si gembil yang kini tengah sibuk mengedarkan pandangannya ke segala arah guna mencari senjata yang bisa mereka gunakan

tak lama setelah nya kedua manik bulat itu tidak sengaja menangkap pada sebuah rumah yang baru hendak di bangun, tanpa mengucapkan apapun, haechan beranjak dari sana. Meninggalkan jaemin yang kebingungan di tempatnya

tidak sampai lima belas menit pria manis itu kembali dengan sebuah sekop pasir di tangan kanan nya dan juga sebuah linggis di tangan kirinya, jangan lupakan beberapa alat kecil di kantungnya. Haechan sempat mengambil palu untuk senjata cadangan nya yang ia simpan di kantung celananya

"pakai ini, kita langsung masuk lewat pintu depan" tanpa mengatur strategi terlebih dulu. Haechan melemparkan sekop pasir itu pada jaemin yang segera menangkapnya dengan baik, sedangkan dirinya kini berjaga jaga dengan linggis yang ia ambil tadi

keduanya mebobol pagar besar yang terdapat pada depan mansion, penjagaan tidak lagi ketat karna hampir dari seluruh anak buah tuan Lee telah di bunuh oleh jungs jadi yang mereka perlu lakukan hanya membalas dendam seperti yang dilakukan oleh tua bangka Lee itu

hujan yang semakin deras mampu menyembunyikan bunyi derap kaki keduanya, dengan perlahan namun terarah, haechan dan jaemin menyelinap memasuki pintu utama mansion yang hanya terdapat satu penjagaan

"ingin bertemu siapa, tuan?" sopan bodyguard itu kepada keduanya yang kini menyembunyikan dua senjata utama mereka di belakang punggung masing masing

"apa harus aku katakan, bukankah aku tuan rumahnya?" sangat baik, haechan sangat baik dalam mengontrol emosinya di balik senyum tipisnya yang tampak menyeramkan

bahkan jaemin bisa merasakan aura wibawa dan dominan dari temannya yang kini menatap bodyguard itu dengan tatapan tajam namun tertata rapih hingga bawahan itu menyingkir dan memberikan keduanya jalan masuk

"langsung ke kamarnya chan, aku akan urus beberapa disini" penawaran itu bersumber dari si manis yang kini menatap penuh meyakinkan untuk haechan yang seakan ragu membiarkan jaemin pergi seorang diri

"aku orang pertama yang menggendong mu keluar dengan selamat waktu itu chan, jadi percayalah" terus berusaha untuk meyakinkan si gembil yang kini sudah menghela nafasnya dan mengangguk sebelum beranjak dari sana tanpa sepatah kata

setelah mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa teman kesayangan nya itu akan baik baik saja, haechan kembali melangkahkan kakinya menuju kamar yang berada di tempat yang dulunya ia sebut sebagai "rumah"namun tidak lagi setelah ibunya meninggal

linggis yang ia bawa tidak lagi di sembunyikan, justru di seret oleh sang empu yang menatap keadaan sekitar, senyuman tipis itu lagi lagi terbit di sela sela aura tajam yang di bawa oleh haechan

crime of the jung [Markhyuck, Nomin, Sungtaro] (END) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora