22: LAKUNA

124 8 1
                                    

🥀

Buang layu tandanya sudah selesai masa nya. Sama juga seperti Aku,
Aku akan layu.


Xena tidak mau lagi makan dan meminum obatnya. Tapi ia juga terlihat lebih sehat sekarang.
Hanya di temani Ardhan, Witan, Mingyu, Algalanka dan sky juga Zio. Xena berusaha untuk tetap sehat dan bersemangat. Namun saat dokter memeriksanya kemarin. Dokter mengatakan jika penyakitnya sudah tidak bisa lagi di sembuhkan. Dan xena yang menunggu waktunya saja. Tapi hal ini juga membuat Xena senang karena jika ia telah tiada kelak. Maka ia tidak akan menyusahkan teman-temannya lagi.

Hari di mana Xena ingin berjalan-jalan di taman telah tiba. Ia mengunakan kursi Roda dan di dampingi oleh enam laki-laki gagah di sampingnya. Xena merekahkan senyum lebar saat telah berada di taman. Menghidup udara segar bunga-bunga yang mekar.

"Makasih ya, kalian udah bawa Xena ke taman."

"Sama-sama, apa sih yang gak buat Xena," Witan membalas ucapan Xena. Hal itu membuatnya senang tetapi juga sedih. Xena meminta untuk duduk di bangku panjang taman yang bisa muat mereka bertujuh di sana. Xena berada di tengah-tengah mereka. Seperti sebuah cerita fantasi. Seorang putri bersama ke-6 pangeran.

"Xena mau apa?" Abi menanyainya.

Xena jawab, "Hanya ingin bersandar." Abi menyediakan bahunya untuk Xena bersandar. Ia benar-benar baik. Sayang sekali jika orang sepertinya akan kehilangan nanti.

Namun yang di inginkan Xena saat ini adalah Bunda. Xena menatap seorang anak kecil yang sedang bermain bersama kedua orang tuanya. Ia sangat iri, Juga ingin merasakan hal seperti itu, tetapi ia tidak pernah merasakannya. Sejak kecil selalu bersama dengan Abi dan sampai saat ini juga bersama Abi. Abi lah yang terbaik.

Tak sadar jika air matanya terjatuh bebas. Abi mengusapnya dengan ibu jarinya. Xena melempar senyum padanya. Dan mengatakan terimakasih. Abi tidak menjawab, di lihat wajahnya yang tak berwarna, sebuah raut yang menunjukkan jika ia bersedih. Abi tidak bisa bohong akan hal itu.

Xena menegakan kembali kepalaku. Lalu menanyai Abi. "Kenapa?"  Abi tidak menjawab ia hanya mengusap kepala Xena yang sudah tak berambut dengan sayang.

Abi mengatakan sesuatu padanya membuat Xena sangat terharu. "Aku selalu mencintai diriku dan juga membenci diriku. Aku juga selalu melindungi dan mengabaikan diriku. Hanya diriku yang ku punya, aku tidak punya orang lain. Jadi, ini terasa aneh bagiku, memiliki orang lain selain diriku,

...... Kau melihatku, kau mendengarkan ku, kau tersenyum padaku, dan kau makan bersamaku, kau memenuhi janjimu, padahal kita tidak terikat kontrak, biasanya aku tidak mudah merasa khawatir dan ketakutan, tapi sekarang aku sangat takut, jika terjadi sesuatu padamu."

Kudengar suara Abi bergetar, ia mengatakannya tidak sembil menatapku. Ku kihat Ardhan yang tiba-tiba pergi, setelah itu Algalanka yang ikut menjauh. Dan Witan yang menyusul sembari berlari di ikuti Mingyu. Yang tatap berada di dekatku adalah Abi dan Sky. Sky menatap ku tidak seperti biasanya. Aku bertanya kepadanya. "Kemana mereka pergi? Kenapa tidak meninggalkan satu kata pun padaku?"

Sky menjawab. "Mereka pergi untuk sementara," Aku percaya dan kembali bertanya. "Kenapa kamu tidak ikut pergi?" dan Sky menjawab lagi. "Karena aku adalah Rumah mu untuk kembali,"

Aku sempat tertegun sebab tak mengerti, ku putarkan pandangan ku menatap kepergian Ardhan. Dia adalah kakakku. Tapi kenapa dia meninggalkan ku?

Aku menatap Abi dengan penuh lekat. Lalu berkata. "Abi, kau ingat ucapanku? Orang yang di tinggalkan harus hidup bahagia, sesekali kau bisa menangis tapi tertawalah lagi. Hiduplah bersemangat lagi, itulah balasan yang tepat untuk cinta yang kita terima,"

🥀

28.01.2022

LAKSAXENA [END]Where stories live. Discover now