18[papah]

25.6K 3.6K 515
                                    

Rio turun dari mobil dia berjalan kearah pintu utama rumahnya,matanya melebar saat melihat satu mobil milik papahnya.

"Papa pulang yey!"

Rio berlari membuka kenop pintu.

Cklek

Rio diam ditempat, mengedipkan mata dia melangkah mundur sambil menggelengkan kepalanya kecil.

Sialan! Yang ia lihat Itu sangat menjijikan!

Rio gak habis pikir saat melihat papahnya yang sedang bercumbu dengan satu wanita di sofa,dan itu bukan mama Roseline!

Goldwin a.k.a papahnya Rio itu melepas pengautannya pada bibir wanita itu lalu menoleh kebelakang,matanya melebar saat melihat kalau itu Rio.

Anaknya.

"Sayang hey tunggu!"

Rio menggeleng dia berjalan mundur dan berlari dari rumah itu.

Bruk!

Tubuh Rio terhuyung kebelakang saat dirinya menabrak seseorang.

"Mau kemana lagi nak Rio?"

Itu pak Bowo.

Rio tersenyum tipis,"Rio pergi keluar dulu,nanti Rio pulang kok."

"Mau saya an--"

"RIO!"

Rio menoleh kebelakang dimana ada pak Goldwin papahnya yang berjalan menghampirinya.

Rio berlari keluar dari gerbang rumahnya,dadanya sesak,wajahnya merah,matanya berkaca-kaca,menahan tangis dan marah.

Sejak kapan papahnya jadi kayak gitu,pantas saja sewaktu papahnya dibilang keluar negeri gak pamit ke dirinya.

Gimana kalo mama tau? Pikirnya.

"Hiks." Isakan kecil keluar dari bibir tipis itu dia mengelap air matanya yang keluar dari matanya.

Rio terus berjalan menunduk,dia harus kemana?

Gak mungkin dia nyamperin mamahnya dalam keadaan kayak gini,nanti dia bakal di interogasi.

Kaki jenjangnya terus melangkah mengikuti arah trotoar jalanan,sampai dia berhenti di depan sekolahnya sendiri.

Menatap sekolahnya dahulu sebentar lalu kembali melangkah mengikuti arah trotoar,sampai diujung jalan dia menemukan satu rumah yang terlihat sudah tidak layak dipakai.

Setengah bangunannya terlihat sudah rubuh dan sangat sepi,tapi ada satu motor yang terparkir disana.

Rio mengusap air matanya dia menatap lurus rumah itu,lalu tanpa disuruh kakinya melangkah masuk.

Rio menatap sekeliling rumah itu,isinya sama seperti layaknya rumah seseorang,ada banyak perabotan disana.

Rio berjalan kesalah satu meja dimana ada beberapa bingkai foto,tapi didalamnya bukan foto seseorang,itu hanya kartun,,seperti hanya pajangan.

Kartun yang bergambarkan dua orang tua ayah dan ibu lalu satu anak laki-laki.

Satu bulir air mata kembali kelua,gambar itu terlihat sangat biasa tapi terlihat sangat harmonis.

Dengan keluarga yang utuh,senyum yang terukir diwajah anggota keluarga itu,sangat sederhana tapi terlihat sangat bahagia.

Rio jadi kangen masa-masa seperti gambar di bingkai terebut,ah. Sudah tidak bisa diulang,semua sudah renggang.

"Hiks mama." Rio mengelap pipinya menggunakan punggung tangan.

"Gak sopan."

Bingkai itu ditarik oleh seseorang membuat Rio mendongak dengan wajah yang sembab.

[BOYS LOVE] ⁽⁽ଘALVAROଓ⁾⁾[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang