Diantara

2.4K 200 8
                                    

Hallo maaf pasti udah pada nunggu lama😴. Kali ini bakal terus update.. Soalnya cerita Nikah Dadakan udah selesai🤧

Ada yang masih nunggu?

Mana nih timnya Galan?
Mana timnya Rega?

Galan hanya menatap datar ke arah Kanza yang terlihat santai tersenyum ke arah tetangga-tetangganya. Sudah berapa lama ia meninggalkan rumahnya, tidak salah saat ia tamat SMA. Lihatlah sekarang pria yang berada di samping Kanza juga tersenyum ramah.

"Wah kandas sudah ya angan mama kamu pengen Kanza jadi menantunya."

Galan menatap papanya tak minat. Ia tetap memanggang daging ayam dan sapi yang keluarga Kanza persiapkan. Kadang kemauan seseorang tak mungkin bisa jadi kenyataan,

"Biarin aja mama tuh kebiasaan."

Ia tahu betul watak mamanya. Setiap kali mereka telepon mamanya selalu bilang, mama punya calon istri untuk kamu. Sejak dulu mama udah wanti-wanti kamukan aneh, jadi pasti gak ada yang mau. Tapi Kanza cantik dan mama suka jika dia jadi menantu mama. Cepat pulang untuk melamarnya.

Galan pikir mamanya berlebihan. Seharusnya sang mama tidak boleh terlalu berharap. Buktinya Kanza menyukai pria lain.

Sebagai seorang priaia tidak boleh egois. Apalagi dengan memaksa seorang perempuan di sisinya.

Galan kembali fokus membalik daging yang sedang dipanggang.

"Kasihan banget suh kamu Gal."

Galan mendengkus malas, sejak kapan papanya cerewet.

"Papa juga gak nyangka, anak papa yang bandel dan suka bikin onar dalam rumah, bisa jadi tentara."

Galan menepuk dadanya bangga. Tentu saja senakal-nakalnya pria, punya masa depan juga.

"Galan!"

Galan sontak menatap wajah mamanya yang terlihat kecut seperti cuka. Ia yakin mamanya sudah tahu kalau Kanza membawa kekasihnya.

"Selamat malam Om-tante."

Kedatangan Kanza dan Rega membuat mama Saga tanpak tambah cemberut. Ia begitu banyak berharap.

Galan tampak acuh, ia memilih fokus dengan daging membiarkan mama dan papanya mengobrol dengan kedua pasang itu.

"Mas Galan!" Gadis cantik dengan tampilan feminim itu berlari memeluk tubuhGalan erat.

"Tega ya datang gak ngasih tahu." Aulia gadis cantik itu cemberut masam.

Galan terkekeh, Aulia adalah anak tetangganya yang sering menumpang ke sekolah zaman SMA dan kembarannya Galen menjadi pria dingin menyebalkan di mata Aulia.

"Uhum, uhum. Aulia, jangan meluk-meluk sembarangan. Bukan mahram." Tegur Ningrum halus. Lalu ia dan Saga pergi bergabung dengan para orangtua.

Aulia cemberut, tante Ningrum memang selalu memperingatinya. Padahal ia sangan rindu pada abdi Negara satu ini yang jarang pulang.

Kanza sedari tadi memutar bola matanya malas. Pria ini memang playboy kelas ikan paus.

"Za, dagingnya udah matang, sausnya banyak atau dikit?"

"Dibanyakin aja."

Aulia menatap Kanza sebentar lalu pria tampan di sebalah Kanza.

"Za pacar ya?"

Kanza hanya terkekeh pelan. Entahlah ia juga bingung. Ia hanya tersenyum malu-malu.

"Gal, liburnya berapa minggu?" Aulia kembali menatap Galan yang terlihat serius menata daging ke piring.

"Dua minggu."

"Besok nemani aku ke pesta ulang tahun Karin ya!"Aulia memasang wajah imutnya. Galan mendesah malas, perempuan ini sangat manja dan pemaksa. Jika Galen yang berada di sini, mungkin saja Aulia tak berkutik dan secerewet ini. Gadis ini takut kembarannyayang berwajah sanggar.

...

Rega tersenyum kecil menatap Kanza yang makan dengan lahap. Walau dunia membencinya cukup satu saja orang yang percaya padanya, yaitu Kanza.

Kekehan Rega membuat Kanza yang sedang asik mengunyah daging di mulutnya jadi terganggu.

"Kenapa mas Rega?" Rega menggeleng pelan, ia memperbaiki helaian rambut Kanza yang terlihat berantakkan. Ia tidak menyangka waktu akan mempertemukan keduanya lagi. tapi melihat Kanza berada tepat di sampingnya sekarang membuat ia percaya jika takdir memang ingin mereka bersatu.

"Makan aja cantik." Kanza menghentikan kunyanya. Wajahnya bersemu merah. Hanya tiga kata tapi mampu memporak-porandakan hatinya. Ia mungkin sering digoda tapi berbeda jika itu adalah Rega. Bahkan saat Galan menggodanya, Kanza mengerutkan keningnya kenapa ia harus memikirkan pria itu.

Rega menghembuskan nafas berat saat matanya bersitatap dengan mama dan papa Kanza. Jujur ia menebalkan wajahnya saat datang. Ia dan keluarganya dianggap sebagai keluarga pembunuh. Jika saja ia bukan seorang polisi mungkin saat ini hidupnya benar-benar berantakan. Bukan hanya perusahaan papanya yang bangkrut bahkan perusahaan suami kakanya terkena imbasnya. Kakak perempuannya hingga detik ini sangat membenci papanya.

Matanya menatap pria yang ia tahu seorang tentara. Pria itu menatap Kanza berbeda. Ia tahu Kanza cantik dan pastinya banyak pria yang menyukainya.
Mata Galan dan Rega bertemu. Mungkin mereka harus bersaing secara adil untuk mendapatkan Kanza.

**
Pagi kali ini cuaca begitu tak bersahabat. Rega mengibaskan jaket hitamnya yang sedikit basa terkena air hujan. Ia harus datang dan memeriksa kasus pembunuhan.

"Tidak ada sidik jari yang ditemukan pada pisau itu."

Rega menatap pisau didalam pelastik sebagai bukti kasus pembunuhan. Tidak ada CCTV dan mereka kehilangan jejak. Kasus pembunuhan perempuan di gang sempit. Mengabaikan tim forensik yang sedang menjelaskan, pikiran Rega mengambang jauh. Sayatan-sayatan pada foto korban pernah ia lihat disuatu tempat, tapi dimana?

Rega berlari menuju meja kerjanya, memeriksa daftar-daftar kasus. Tapi nihil. Sayatan-sayatan itu tak asing.
Lalu matanya membelak sempurna, Melisa teman masa kecilnya yang terbunuh, dan sampai sekarang belum diketahui siapa pembunuhnya.

"Mungkinkah orang yang sama," ujar Rega pelan sambil menatap foto korban.

"Mungkinkah orang yang sama," ujar Rega pelan sambil menatap foto korban

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cinta Untuk Kanza (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang