5. Silver Sword

135K 4.9K 160
                                    

    Aku tidak bisa tidur lebih tepatnya susah tidur. Pertanyaan itu terus mengiang ngiang di kepalaku.

         "Kenapa kamu membenci bangsa vampire, Claire?"

     Gambaran itu terus menerus berputar di kepalaku. Gambaran tentang malam kematian Ayahku. Di mana Ibuku menggendong Viccy yang berusia 4 tahun dan membiarkanku menangis sambil membelai rambutku di saat itu terjadi.

      Ini sudah pukul setengah 11 malam. Tapi aku tidak bisa setidaknya beberapa menit saja tertidur. Lalu aku mendengar kunci diputar dari arah pintu kamarku.

       Aku berharap yang datang Luke walaupun tidak mungkin dia datang jam segini setelah apa yang terjadi. Tapi tidak, bukan dia.. Melainkan sosok yang membuatku hampir terlompat dari kasur hanya untuk memberikan hormat. Yah.. Sang Ratu. Aku membungkukan tubuhku untuk hormat padanya.

         "Sudah. Tidak perlu begitu lama." ujar Ratu, Ibunda Luke.

        Aku kembali menegakan tubuhku. Aku melihat banyak kemiripan antara Luke dengan Ibunya. Iris mata yang bisa dibilang keemasan, rambutnya yang cokelat gelombang sempurna serta caranya berbicara yang tidak begitu memakai aksen formal.

         "Ikut aku dan jangan pernah berpikir untuk kabur." Ratu memperingatkanku.

      Dia membalikan badannya dengan anggun dan berjalan dengan langkah kaki yg berirama. Aku mengikutinya dengan bertelanjang kaki. Pintu kamarku dibiarkannya terbuka tapi aku tidak berani mengatakan sepatah kata pun.

      Dia membawaku ke tempat sebuah patung yang kurasa.. Leluhur mereka. Sesaat dia terdiam. Lalu dia maju dan mendorong pangkal pedang yang patung itu pegang. Seketika, lantai di sebelah kiri patung bergerak dan tangga menuju ke bawah terlihat. Ruang bawah tanah? Entahlah.

     Ratu mengayunkan tangannya kepadaku. Memberi tau bahwa aku harus mengikutinya berjalan ke bawah. Aku hanya mengikutinya. Kakiku merasakan dinginnya lantai marmer tangga ini. Obor - obor terpasang di kanan dan kiri.

    Di lantai bawah ini, hanya terlihat satu pintu berwarna putih bersih. Dengan sedikit ukiran berwarna silver di sekelilingnya.

    Ratu mengambil kunci dari saku gaunnya dan membuka pintu itu. Setelah pintu itu dibuka, terlihat seseorang terbaring di kasur. Aku tidak tau siapa itu. Terlalu gelap untuk melihat siapa yang terbaring.

       Seseorang itu tiba - tiba bergerak lalu duduk. Dia terlihat lelah.

       "Uh.. Mama. Ada apa datang kemari?"

       Mama? Tunggu.. Itu Luke? Benar - benar tidak terlihat bahwa itu dia.

       Ratu terlihat lebih lelah, "Luke, Mama tidak mau terlalu malam membawa gadis fanamu ini."

        "Gadis fana?" dia menoleh. "Maksud Mama.. Claire..?"

         "Ya. Ini dia."

         Luke terlihat kesal, "Tapi Ma.. Ini masih jam 11 kurang."

    "Sudahlah Luke. Bersyukur Mama mau membawanya kemari." Ratu berbalik. Dia segera menutup pintu yang berada di belakangku dan menguncinya. Lalu aku tersadar, ruangan ini dipenuhi sesuatu seperti besi untuk sebuah sel.

         "Cukup geli melihatmu memakai piyama dengan bertelanjang kaki seperti itu, Claire."

     Dia terlihat agak terkikik melihat penampilanku sekarang. Aku juga melihat Luke yang agak asing penampilannya. Aku tidak pernah melihatnya memakai kaus berlengan pendek. Biasanya dia serba tertutup. Mungkin karena sekarang dia tiba - tiba didatangi Ibunya dan.. Aku.

Pure VampireWhere stories live. Discover now