Extra Part: Danau Marine

60.9K 2.4K 328
                                    

"Luke! Ini enak sekali!"

Luke hanya tertawa kecil mendengar komentar Claire yang sedang begitu antusias itu.

"Tentu saja. Oleh karena itu, Kak Lucy juga sangat menyukainya,"

Claire meneguk cairan merah dari sebuah botol berukuran sedang. Lalu kepalanya mengangguk - angguk dengan kedua pipi menggembung. Seperdetik berikutnya, baru lah Claire menelan cairan merah tadi.

"Darah angsa memang rasanya lebih manis dari darah hewan lainnya, oleh karena itu harganya lumayan mahal,"

Claire menaruh botol yang sudah kosong itu ke sampingnya. Sepasang taringnya masih menyembul keluar. Sedangkan wajahnya terlihat senang sekali, "Harga yang lumayan mahal itu memang cocok untuk darah semanis ini!"

Luke terkekeh pelan lalu menyandarkan kepalanya ke pundak Claire. Matanya menatap teduh ke sekitar area taman Kastil Darwene yang begitu luas. ‎Punggungnya yang sedari tadi sedikit tegang, sekarang sudah dapat melemas kembali.

"Aku jadi merindukan darah manusiamu yang berkali - kali lipat lebih manis dari darah angsa ini," ujar Luke seraya memejamkan matanya, menikmati suasana tenang taman yang membuat pikirannya relaks.

"Jangan bilang begitu. Aku jadi merasa bersalah karena menjadi vampire begitu cepat.." balas Claire yang tangannya sedang memainkan botol kosong tadi.

Luke membuka matanya lalu melirik ke arah gadisnya itu, "Sudahlah. Tiga bulan ini aku masih sesekali menggigitmu kan?"

"Iya sih. Tapi kamu benar - benar yakin tidak akan memilih seorang 'fana' lagi?"

Luke meluruskan kedua kakinya lalu menjawab,"Tidak adil bagimu jika aku memilih seorang 'fana' lagi. Aku sudah bilang tidak akan mengizinkanmu memiliki seorang 'fana'. Agar adil, aku juga tidak akan memiliki seorang 'fana' lagi."

"Sebenarnya, alasanmu tidak membolehkanku memiliki 'fana' itu apa? Yah.. aku tidak begitu mempersalahkan keputusanmu. Aku hanya penasaran karena kamu jarang sekali memberikan alasan yang kurang spesifik padaku, Luke,"

Entah kenapa tapi raut wajah Luke sedikit berubah menjadi cemberut. Sayang, Claire tidak melihat perubahan itu, "Kamu masih belum mengerti?"

"Mengerti apa?"

Luke menarik napas dengan sedikit kesal. Namun dia masih menjawabnya dengan tenang, "Aku tidak suka jika kamu memiliki 'fana' karena pasti yang akan menjadi 'fana'mu itu berjenis kelamin pria."

"Eh? Tunggu dulu.." Claire terlihat menyadari sesuatu. Lalu mulutnya membentuk senyuman jahil, "Maksudmu, kamu akan cemburu, begitu?" 

"Tidak!" elaknya dengan cepat. Luke memutar bola matanya ke sembarang arah sedangkan wajahnya sedikit bersemu merah. Claire tertawa kecil mendengar elakan Luke. ‎

Claire tertawa kecil mendengar elakan Luke. Dia melihat sekeliling taman lalu tersenyum, "Sudahlah, tidak perlu diperpanjang lagi. Bisa - bisa kamu akan mendiamkanku sepanjang hari seperti waktu itu. "

Dengan cepat Luke menegakan kepalanya dan langsung menoleh, melihat kekasihnya yang masih mengingat - ingat kejadian di mana Luke mendiamkan Claire seharian. Vampire itu pun menatap tajam Claire lalu membalas perkataannya, "Sepanjang hari? Bagaimana denganmu, yang bahkan tidak keluar kamar selama tiga hari?"

"Uh.. kenapa kamu mengungkit hal itu?" ucap Claire yang sudah mulai cemberut.

Luke menatapnya dengan tidak percaya lalu menggelengkan kepalanya dengan pelan. Tangannya mencengkram dagu Claire dengan lembut, "Hm.. aku? Siapa tadi yang duluan mengungkit perihal cemburu?"

Pure VampireWhere stories live. Discover now