Extra Part: Penobatan

56.5K 1.3K 121
                                    

"Jadi, kita akan memiliki dua anak kembar lima bulan lagi ...," Luke berhenti sejenak lalu ia pun melanjutkan,"Entah sejak kapan aku merasa bahwa lima bulan adalah waktu yang lama."

‎Tepukan pelan mendarat tepat di lengan Luke. Sang penepuk menatap Luke dengan wajah cemberut, "Lalu sejak kapan kamu menjadi super cerewet dan overprotective seperti ini?"

Omelan yang keluar dari mulut istrinya membuat Luke terkekeh. Dia malah menempelkan hidungnya ke pipi Claire lalu berujar, "Sayang, kamu sedang dalam keadaan lemah sekarang. Terakhir kali kamu memaksakan diri untuk menemaniku, kamu nyaris saja jatuh karena tak sadarkan diri...."

"Aku hanya khawatir, Claire. Kamu mengerti itu," lanjut Luke sebelum akhirnya mengecup pipi istrinya dengan lembut. Tangannya pun mulai mengelus rambut Claire.

Perlahan - lahan ekspresi cemberut Claire berubah menjadi sedikit lebih cerah seperti biasanya. Tapi ia tetap belum mau menatap atau melirik Luke yang sedang menopang punggungnya, "Aku tahu. Tapi Dokter Felisse dan Silvia saja diperbolehkan suaminya untuk pergi sendiri. Kenapa aku tidak?"

Luke menggelengkan kepalanya pelan. Dia sudah cukup sabar dalam menghadapi sikap Claire yang begitu keras kepala sejak empat hari yang lalu, "Ya Tuhan.... Claire, mereka tidak mengandung dua janin sekaligus sepertimu. Ayolah, jangan terus berdebat seperti ini. Tidakkah kamu lelah terus berdebat dengan suamimu yang tampan ini?"

Mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Luke membuat Claire tertawa kecil. Kalimat itu pula yang berhasil membuat Claire mau menoleh dan menatap Luke, "Tampan? Siapa yang bilang kamu tampan?"

Luke tidak menghiraukan perkataan Claire sama sekali. Dia tersenyum lalu menatap Claire dengan penuh arti, "Ini baru Claireku."

"Iya iya. Aku salah. Maaf ya," ucap Claire yang sudah mengalihkan pandangannya ke bawah. Tapi pandangan matanya itu tidak berlangsung lama karena seperdetik kemudian, Luke meraih dagu Claire dan mengangkatnya ke atas sedikit. Membuat Claire mau tidak mau menatap ke arahnya.

"Sudahlah. Lebih baik kita memikirkan hal lain sekarang," kata Luke bersungguh - sungguh.

"Hm ... seperti apa?"

"Seperti ..." Luke berpikir sejenak lalu kembali berkata, "Sebenarnya kamu mau memiliki anak kembar dengan jenis kelamin apa?"

"Apa itu perlu untuk dipikirkan?" tanya Claire balik yang sedang bersusah payah menahan senyum.

Luke mengangkat pundaknya, "Entahlah. Menurutmu bagaimana?"

"Aku tidak begitu menuntut. Jika nanti keduanya perempuan atau laki - laki, aku tidak masalah. Memangnya kamu memiliki keinginan khusus?"

"Hm ... tidak juga. Lagipula kita memutuskan untuk mengetahui jenis kelamin mereka setelah kamu melahirkan nanti,"

Claire terkekeh, "Kalau begitu tidak perlu begitu dipikirkan. Bagaimana dengan nama? Kita belum mendiskusikan soal itu bukan?"

"Yah ... aku belum begitu memikirkannya. Apa kamu sudah memikirkan sebuah nama jika salah satu anak kita laki - laki?" tanya Luke balik dengan suara yang sedikit teredam akibat dirinya yang sedang menghirup aroma di lengkungan leher sang istri.

Claire sedikit geli karena tingkah Luke tapi dia tidak protes. Tangannya mengelus perutnya yang sudah mulai membuncit itu. Claire terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya tersenyum dan mengutarakan usulannya, "Bagaimana jika Lucas?"

"Lucas?" Luke membeo. "Lucas itu terdengar seperti namaku."

Claire mengangguk, "Iya. Maksudku memang begitu. Nama itu mirip dengan namamu. Jadi kurasa itu nama yang bagus karena mengingatkannya denganmu. Bagaimana dengan usulanmu?"

Pure VampireWhere stories live. Discover now