Extra Part: Hari Kelahiran

89.3K 2.8K 447
                                    


"Hati - hati di jalan ya.. " pesan wanita paruh baya yang sedang berdiri di dekat pintu rumah bercat abu.

"Iya, Bi. Aku akan berhati - hati, " ucap pemuda vampire yang sudah duduk di motor hitam - biru tuanya.

Sang wanita paruh baya atau Aradela Watson pun mengalihkan pandangannya ke arah puterinya yang duduk di belakang pemuda vampire tadi. Wajahnya terlihat kelelahan dan mengantuk. Hal itu membuat Aradela ‎tersenyum lalu berujar, "Claire, jangan selalu memaksakan diri mulai sekarang. Belajar memang perlu tapi jika sampai seperti ini kamu bisa sakit. Istirahatlah yang cukup. Sebentar lagi kamu juga akan berulang tahun, jadi jaga kesehatan. "

Gadis berumur dua puluh tahun itu hanya mengangguk mendengar nasihat dari Ibunya. Dia menyandarkan kepalanya ke punggung Luke. Sedangkan tangannya mulai memeluk kekasihnya itu dari belakang.

"Kalau begitu, kami pamit. Sampai jumpa lagi, Bibi, " pamit Luke seraya tersenyum sebelum akhirnya pergi dengan motor hitam - biru tuanya.

Empat tahun telah berlalu dan Luke mulai terbiasa untuk mengendarai motornya dengan kecepatan yang normal. Sebenarnya, Luke juga sudah diperbolehkan untuk memakai mobil sendiri. Tapi Luke belum mau memakainya. Dia masih merasa nyaman memakai motor hitam - biru tua kesayangannya.

"Kamu benar - benar mengantuk ya?" kata Luke membuka pembicaraan.

Claire mengubah posisi kepalanya dan mulai menyandarkannya di pundak Luke, "Hm.. sedikit.. "

Luke melirik sekilas gadisnya yang memejamkan matanya itu lalu tersenyum, "Sedikit, hm? Kamu perlu untuk istirahat lebih lama. Lagipula sekarang jadwal belajarmu tidak terlalu padat. Jadi besok kamu bisa menggunakan waktu sebanyak - banyaknya untuk istirahat. "

"Bagaimana denganmu..? Jadwal belajarmu masih padat?" tanya Claire setengah bergumam.

Yah begitulah. Setelah pesta perdamaian yang mencetak sejarah baru, banyak hal yang terjadi. Claire dan Luke memiliki jadwal belajar empat tahun terakhir ini. Claire diberi jadwal belajar privat atas persetujuan Luke. Sedangkan Luke memiliki jadwal belajar untuk mendalami perannya sebagai pangeran dan penerus takhta.

Awalnya memang berat. Mereka pun harus merelakan waktu yang pergi dan lebih menghargai waktu bersama. Tapi sekarang jadwal belajar mereka sudah tidak begitu padat. Hal itu disebabkan oleh pengetahuan keduanya yang sudah dianggap cukup memumpuni.

"Sudah tidak begitu padat. Kurasa lusa kita bisa berkencan, " jawab Luke dengan santai. Claire yang mendengarnya hanya tersenyum tipis seraya mengeratkan pelukannya.

‎"Sebentar lagi kamu akan berumur dua puluh satu tahun. Jadi.. apa yang kamu inginkan di ulang tahunmu nanti?" ujar Luke mengalihkan topik.

Namun sebelum Claire menjawabnya, Luke sudah kembali berkata, "Yah.. kurasa kali ini aku tidak perlu memberimu kejutan seperti tahun - tahun kemarin bukan?"

"Iya, itu tidak perlu. Aku ingin sesuatu yang berbeda di ulang tahun ke dua puluh satu tahunku nanti, " bisik Claire pelan, mengiyakan perkataan Luke.

"Mm.. begitu ya. Lalu.. apa yang kamu inginkan?"

Claire terdiam sejenak lalu mengutarakan permintaannya, "Aku.. ingin menjadi vampire.. "

Tak lama setelah Claire mengutarakan permintaannya itu, Luke langsung mengerem secara mendadak. Perbuatan Luke bahkan sampai membuat Claire harus membuka matanya dan mengeratkan pelukannya dengan kaget.

"Luke.. jangan mengerem mendadak seperti itu. Aku sedang setengah sadar tadi!" omel Claire yang terpaksa harus rela membiarkan kesadaran menguasai dirinya.

Pure VampireUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum