6. STREFFON

4.3K 112 0
                                    

Pagi ini anggota inti Salvanior sedang berada diparkiran sekolah seperti biasa mereka akan menjadi pusat perhatian.

Omo my oppa Savier.

Gila ganteng banget berasa ketemu malaikat gue.

Sumpah gue pengen jadi pacar salah satu dari mereka.

Cuci mata dulu pagi-pagi.

Gila Arwana high class banget.

Lorenzo harus punya gue.

Gak dapat Savier, Joseph juga boleh deh.

Kenzo juga ganteng banget.

Begitulah seruan-seruan para siswi disekolah mereka. Pagi hari menjadi lebih berwarna saat memandangi anggota Salvanior.

Disana Joseph dan Kenzo sedang asik selfie dan mengupload video mereka kestory Instagram. Arwana dan Romeo sibuk memainkan ponsel mereka. Lorenzo menepuk bahu Savier. "Gimana Sav, lo udah siap belum?"

"Siap apaan?" tanya Savier membuat Lorenzo tersenyum menggoda.

"Lo jangan pura-pura lupa Sav, minta maafnya jangan lupa," ucap Lorenzo.

"Hm."

Lorenzo berusaha menahan tawa agar tidak meledak karena sedang memikirkan bagaimana cara Savier meminta maaf karena ini adalah pertama kalinya Savier akan meminta maaf secara live didepannya.

"Lo udah siapin kata pembuka belum Sav?" tanya Joseph penasaran.

"Pembuka-pembuka lo kira nulis surat," sahut Kenzo, "eh bener juga ya,  kenapa gak tulis surat aja Sav?"

Savier menoleh kearah Kenzo. "Oh iya yah."

Mereka tertawa mendengar penuturan polos Savier. Savier yang ditertawakan menatap tajam kearah mereka. Memang sedari tadi ia bingung harus meminta maaf dengan cara apa.

"Gini ya, cewek itu suka sesuatu yang romantis tau gak?" ujar Kenzo membuat Arwana menoyor kepalanya.

"Romantis-romantis ini mau minta maaf bukan mau nembak cewek. Korslet otak lo," ucap Arwana sewot.

"Yee, gak pa-palah suka-suka gue!" balas Kenzo tidak kalah sewot.

"Udah deh, lo berdua ribut banget, gue ratain lo berdua ya!" ancam Savier membuat keduanya gelagapan.

"Sav, jangan gitu dong kitakan friend," bujuk Kenzo.

"Udah deh Zo, muka lo gak usah diimut-imutin bukannya imut-imut malah amit-amit njir," semprot Lorenzo.

"Namanya juga usaha."

"WOI STREFFON ADA DIDEPAN SEKOLAH!" pekik seorang siswa membuat para inti Salvanior terkejut.

"Ngapain tuh curut-curut dateng kesekolah kita?" tanya Joseph.

"Mana gue tahu, guekan ikan," jawab Kenzo lalu mendapat tampolan dari Arwana.

"Diam lo," kecam Arwana karena situasi sedang serius.

"Joseph, lo kumpulin anak-anak Salvanior yang lain!" perintah Savier.

"Siap!"

"Lo semua ikut gue!"

Kelima inti Salvanior berjalan menuju gerbang sekolah. Disana banyak anak-anak berseragam dari SMA Octavia. Mereka semua adalah anggota geng Streffon.

"Ngapain lo semua datang kesini?" tanya Savier. Tatapan tajam dan dingin kepada kumpulan orang didepannya.

Streffon. Kumpulan yang berisi anak-anak geng motor yang selalu mengusik Savier dan Salvanior padahal Salvanior tidak pernah mencari masalah dengan mereka.

"Kenapa? Lo takut," jawab Xander yang merupakan ketua Streffon.

"Gak pernah ada kata takut di Gennaios," balas Arwana.

"Lo cari masalah dengan datang kewilayah gue," ujar Savier.

"Oh, gue gak takut sama lo Sav. Sampai kapanpun gue gak bakal berhenti sampai Salvanior berlutut dan mengaku kalah sama Streffon," balas Xander dengan angkuhnya.

"In your dream bastard," maki Arwana.

"Mana orang-orang lo yang lain? Kabur semua pas lihat kita," ejek Valen—wakil ketua Streffon.

Sebelum Arwana menjawab Joseph sudah terlebih dahulu membalas. "Kabur pala lo, udah gak usah banyak bacot langsung hajar aja Sav!"

"Gue sendiri aja juga mampu ngelawan lo semua, gue gak sepengecut lo Xan yang berlindung didalam kumpulan," balas Savier membuat Xander sedikit tersinggung.

Tanpa aba-aba Xander langsung menyerang Savier namun dengan sigap Savier menahannya lalu memelintir tangan Xander dan mendorongnya membuat anggota Streffon menangkapnya.

"Udahlah, jangan diam aja," ucap Valen. "Streffon serang!"

"Lo semua jaga-jaga jangan sampai mereka ngelukai anak SMA Pamungkas yang lain."

Seluruh anggota Streffon menyerang anggota Salvanior, perkelahian mereka membuat semua siswa bahkan satpam menepi. Tidak ada yang bisa meredahkan perkelahian mereka sebelum salah satu pemimpin geng menyerah.

"Segitu doang kemampuan lo?" tanya Savier sambil memukul wajah Xander.

Anak-anak Streffon banyak yang tumbang karena dikalahkan oleh anggota Salvanior.

"Haduh, cupu semua," celetuk Kenzo, diangguki oleh Arwana.

"Tumbang semua padahal gue ngerasa masih kurang," ucap Joseph sambil meregangkan otot lengannya.

"Mainan hari ini kurang seru guys" seru Lorenzo.

Romeo diam setelah mengalahkan anak-anak Streffon. Ia mengelap keringat yang mengalir diwajahnya dengan tangannya.

"Gak selesai-selesai tuh Savier sama Xander." Kelimanya dan anggota Salvanior yang lain menatap kearah Savier dan Xander. Xander yang sudah babak belur dan Savier yang mendapat luka kecil karena pukulan dari Xander, keduanya tidak mau menyerah dan tetap kekeuh menyerang satu sama lain.

Romeo sedari tadi diam, ia menatap kearah Valen yang ingin menyerang Savier dari belakang menggunakan tongkat dengan sigap ia berlari dan menendang punggung Valen hingga tersungkur ketanah. Arwana yang tidak terima akan perbuatan Valen yang hampir mencelakai Savier pun mencengkram kerah seragam Valen lalu menyeretnya dengan paksa. Arwana yang sudah kepalang emosi mengambil asal helm yang ada lalu menghantamkan kepada kepala Valen ditambah dengan meninju wajah dan perut Valen.

Valen terjatuh ketanah dengan tragis sambil memuntahkan darah.

"Ini akibat dari perlakuan lo Val." Perkataan Romeo bukan hanya singkat namun sangat menusuk ditambah Romeo memberikan tatapan tajam bagai serigala terhadap Valen.

"Kayak anak kecil," sinis Lorenzo.

Xander yang sudah kalah telak bahkan sebelum mengalahkan Savier pun menyerah. "Streffon balik!"

Perintahnya membuat semua anggota Streffon membantunya berdiri dan juga membantu anak-anak yang lain. Semua anggota Streffon tersapu habis oleh Salvanior.

"Segitu doang kemampuan lo," cetus Savier meremehkan.

"Diam lo Sav," balas Xander tidak terima. Menatap benci kearah Savier.

"Orang lain selalu mikir dua kali bahkan berkali sebelum cari masalah sama gue. Cuma lo doang yang nyalinya gede." Savier memberikan pandangan meremehkan pada Xander.

"Ingat urusan kita belum selesai Sav." Peringatan Xander hanya akan menjadi angin lalu karena ancaman apapun tidak akan membuatnya mampu mengalahkan Savier.

"Sav, lo gak pa-pa?" tanya Joseph ketika melihat noda darah dan lebam pada seragam dan wajah Savier.

"Gue baik-baik aja," balas Savier seadanya. Tanpa sengaja tatapannya menemukan gadis kemarin, Eira bersama Serra disampingnya.

Tanpa basa-basi, Savier langsung berlari kearah Eira tanpa memperdulikan tatapan heran pada tiap orang yang melihatnya.

Savier dapat menangkap bahwa Eira berjalan pergi ketika melihat Savier  mendekatiya. Savier terus berlari hingga tangannya menggapai tangan Eira. Eira tertarik menghadap belakang dan dengan tatapan syok.

"Gue mau minta maaf."

SAVIERWhere stories live. Discover now