14. AJAKAN

3.5K 104 5
                                    

"Hai gengs," sapa Kenzo dengan suara lantangn yang menghebohkan dan cukup mengganggu ralat sangat mengganggu.

"Dari mana lo? Kita udah dari se-jam yang lalu ada disini," tanya Joseph yang sedari tadi bermain game online dengan Lorenzo.

"Biasa, jalan-jalan gue," sahut Kenzo dengan alis yang diangkat secara bergantian.

"Jalan sama cewek mana lagi Ken?" tanya Arwana, merangkul Kenzo.

"Tahu aja lo, sama cewek baru nih! Ruby namanya," jawabnya santai.

"Parah lo, kemarin malam Vera nge-chat gue. Katanya lo ngajak dia jalan ke mall gak sampai selesai langsung lo tinggalin," seru Lorenzo, karena dari anggota inti Salvanior bisa dikatakan Lorenzo adalah objek curhat para cewek-ceweknya Kenzo.

"Siapa suruh dia nyebelin. Nyentuh-nyentuh gue. Jadi ilfeel gue," jawabnya dengan tubuh bergidik.

"Haus belaian tuh," celetuk Lorenzo, tanpa sadar.

"Iya anjir, dikira gue cowok apaan!" ketus Kenzo.

"Ngomong aja lo, besok-besok juga jalan sama Vera lagi," sahut Arwana, jengah.

Sedari tadi Savier hanya diam tanpa mendengar ataupun nimbrung dalam percakapan sahabatnya. Ia terus memikirkan seseorang. Eira. Gadis yang selalu muncul dipikirannya selama seminggu ini.

Savier menghembuskan nafasnya lalu berjalan kearah lemari pendingin dan mengambil sekaleng minuman. Membukanya dengan kasar lalu meneguknya dengan sekali tegukan besar.

Hal itu tidak lepas dari tatapan Romeo. Pria itu sedari tadi diam dan fokus dengan segala aktifitas Savier. Romeo melangkah kearah sahabatnya yang stress memikirkan sesuatu.

"Kenapa lo?" tanya Romeo dengan nada dingin. Tidak pernah sekalipun Romeo menanyakan keadaan sahabatnya apalagi setiap hari mereka selalu bertemu.

"Gue gak pa-pa," jawab Savier.

"Lo udah tahu kenapa Eira ada di markas Streffon?" tanya Romeo to the point. Saat kejadian itu Savier menceritakannya kepada Romeo karena ada hal lain yang juga terjadi di hari yang sama dan diketahui Romeo.

"Diculik."

"Dia bilang dia diculik sama anak-anak Streffon," sambung Savier.

"Lo harus hati-hati Sav. Bisa jadi setelah lo nyelamatin Eira, mereka bakal jadiin Eira sasaran selanjutnya," ujar Romeo, dengan berbagai arti yang penting di dalamnya.

Perkataan Romeo membuat dahi Savier mengerut, bingung. "Maksud lo?"

"Lo bakal tahu sendiri nantinya." Romeo menepuk pelan sebelah bahu Savier lalu kembali ke tempatnya.

Savier mengepalkan tangan, merasa bingung dan tidak tahu apa yang terjadi padanya akhir-akhir ini. Namun ia yakin akan terjadi sesuatu hal yang tidak baik nantinya.

***

Savier berjalan memasuki ruang tanu keluarga Kosalev. Disana terdapat Leo Kosalev—papa Savier yang sedang memainkan tablet dan Mira Kosalev—mama Savier.

"Baru pulang kamu?" tanya Leo kepada putra sulungnya.

"Kenapa?" tanya Savier kembali dengan nada tidak senang.

"Duduk!" perintah Leo.

Savier menghela napas lalu duduk di sofa seberang Leo. Matanya menatap tajam kearah Papanya.

"Papa ingin kamu datang ke pesta keluarga kita besok malam," ujar Leo.

"Savier gak bisa," tolak Savier.

SAVIERWhere stories live. Discover now