13. IDENTITAS

3.5K 116 6
                                    

Bel sekolah sudah berbunyi menandakan telah berakhirnya jam belajar para siswa di SMA Pamungkas.

Semua murid SMA Pamungkas berlari berbondong-bondong menuju ke depan gerbang sekolah mereka. Ada yang menunggu jemputan, angkutan umum dan kebanyakan dari mereka sedang berkumpul mengerubungi anak Salvanior.

Savier menyugarkan rambutnya dan tindakannya itu membuat beberapa kaum hawa disana berteriak histeris dan hampir pingsan di tempat. Disana bukan hanya ada inti Salvanior. Para angkatan dibawah mereka dan seangkatan mereka juga ada disana. Menunjukkan seberapa besar perkumpulan itu.

"Haduh panas banget hari ini," ujar Arwana, badannya penuh keringat.

"Iya, panas banget. Lo semua langsung ke markas apa gimana?" tanya Joseph.

"Gue mau pulang dulu, mau mandi gue," ujar Kenzo, sambil mengarahkan sebuah kipas elektrik berwarna pink—hasil pinjam.

"Gue juga pulang dulu," sahut Romeo yang sedari tadi diam.

"Kipas dari mana tuh? Adem banget keknya," tanya Joseph pada Kenzo yang masih menikmati kipas elektrik itu.

"Di pinjamin sama Ririn," sahutnya santuy. Biasalah buaya jago mengambil hati cewek-cewek. Canda buaya!

"Guys, gue juga pulang duluan. Mau mandi sama makan masakan mommy," ujar Lorenzo. Ia memang sangat menyukai masakan ibunya. Menurutnya masakan ibunya adalah yang terbaik.

"Yaudah semuanya pulang duluan aja," ujar Savier menginstrupsi.

Semua anggota Salvanior memakai helmnya lalu menjalankan motor mereka keluar dari gerbang sekolah.

Seruan dan sorakan masih bisa di dengar oleh Savier namun ia lebih memilih diam dan tidak perduli. Savier masih fokus menjalankan motornya dan tanpa sengaja matanya bertemu dengan milik seorang gadis berkacamata dan berseragam putih abu. Eira. Ya, gadis itu sedang berdiri di halte diikuti dengan anak SMA yang lain. Tatapan mereka saling menyelami sampai akhirnya Eira memutuskan kontak mata mereka. Hal itu membuat Savier menoleh ke depan dan perlahan-lahan dirinya hilang dari lingkungan dekat sekolahnya.

***

Eira sedang berdiri di halte bus bersama dengan anak SMA Pamungkas yang lain. Sedari tadi ia menunggu Serra yang sedang berbicara dalam panggilan teleponnya.

Tiba-tiba Savier dan anak Salvanior yang lain melewati halte bus. Berbagai sorakan pun membanjiri tempat itu. Tanpa sengaja tatapannya bertemu dengan milik Savier. Namun ketika ia mengingat masalah mereka sebelumnya. Membuatnya memutuskan kontak mata mereka. Dirinya sedang kesal sekarang.

"Siapa yang telepon lo?" tanya Eira ketika Serra mengakhiri panggilan teleponnya.

Serra menggeleng, "bukan siapa-siapa." Eira pun mengangguk paham,  tidak ingin mengorek privacy sahabatnya.

"Eh, itu mobil kita. Masuk yuk!" seru Serra sambil menunjuk kearah sebuah mobil. Akhirnya mereka menaiki mobil itu sambil sedikit berbincang sebelum tiba dirumah Eira.

Ya, hari ini Serra ingin bermain ke rumah Eira untuk menemaninya karena orang tua Eira sedang keluar kota.

"Huh, capek banget malah panas banget hari ini," keluh Serra sambil membaringkan diri diatas sofa kemudian melepas kacamatanya. Kacamata anti radiasinya tanpa minus.

"Ser, lo mau minum apa?" tanya Eira dari dapur.

"Nanti gue ambil sendiri aja Ra." Serra bangkit lalu berjalan kearah tangga. "Ra, gue pinjam baju lo ya sama kamar mandi lo. Mau mandi!"

"Ok." Setelah mendapat jawaban iru Serra berlari keatas kearah kamar Eira. Eira pun menggeleng sejenak lalu meminun segelas air putih lalu berjalan kearah ruang tamu.

SAVIERWhere stories live. Discover now