17. JUSTIN

3.8K 99 7
                                    

Savier merapikan dasinya didepan cermin lalu memakai jas formal yang merupakan merk terkenal dengan harga fantastis. Wajahnya hanya menatap datar kecermin, ia dapat melihat bagaimana tampannya dirinya memakai pakaian seperti ini. Sudah lama ia tidak pergi ke acara seperti ini.

Setelah selesai Savier berjalan turun kebawah. Dilihatnya kedua orang tuanya sudah tidak ada. Ia memang memilih pergi sendiri tanpa bersama orang tuanya. Savier berjalan keluar rumah, mobilnya sudah disiapkan oleh bodyguard keluarganya. Ia langsung menaiki mobil Bugati miliknya lalu menjalankannya membela jalan ibu kota.

Memakan waktu hampir satu jam sampai Savier tiba di depan sebuah hotel mewah yang berdiri gagah dan strategis di tengah ibukota.

Savier turun dari mobilnya lalu memberikan kunci mobilnya kepada petugas hotel itu untuk memarkirkan mobilnya.

Savier melangkah dengan gagahnya memasuki aula besar. Di dalam sana sudah dipenuhi begitu banyak orang yang semuanya berasal dari kalangan atas seperti dirinya. Pandangannya menyelusuri tempat itu sampai menemukan kedua orang tuanya yang sedang berbicara dengan Om dan Tantenya.

Mira tersenyum ramah kepada sepupu suaminya dan istrinya. Matanya tanpa sengaja menemukan putra semata wayangnya. "Ah, Savier. Kesini sebentar sayang," panggilnya dengan penuh antuasias.

Savier mengangguk patuh. Ia berjalan kearah kesana lalu menyapa Om Rafiz dan Tante Mika. "Halo Om, Tante."

"Halo, Savier. Sudah lama Tante gak ketemu kamu. Gimana kabar kamu?" tanya Mika dengan ramahnya.

"Baik Tante," balas Savier singkat. Tatapannya jatuh kepada Rafiz, beliau sedari tadi menatapnya namun tidak membalas sapaannya.

"Mik, Gimana kabar Justin?" tanya Mira.

"Kabarnya baik, sekarang dia agak sibuk dan jarang pulang kalau ada urusan bisnis keluar negeri," balas Mika.

Mira mengangguk paham.

Sedari tadi Savier diam tanpa bersuara sedikit pun karena merasakan suasana yang menegangkan antara Leo dan Rafiz. Walaupun mereka adalah saudara sepupu namun perseteruan diantara mereka tiada habisnya. Apalagi sekarang mereka saling memberikan tatapan tajam dan mematikan meskipun sedang berada di keramaian seperti ini.

Savier menghela napas. Merasa kurang nyaman diantara keduanya pun izin pamit ke tempat lain. "Ma, Savier mau ambil minum dulu."

"Ok, Savier."

Savier berjalan pergi ke area minuman. Disana terdapat berbagai jenis minuman beralkohol. Savier duduk di bar lalu memesan segelas Margarita untuk menemaninya.

Acara akan dimulai namun Savier hanya duduk dan sesekali menyesal minumannya. Menikmati kesendiriannya sampai seseorang datang kearahnya.

"Hei, Sav. Sendirian aja lo. Gak sama orang tua lo?" sapa Arwana yang baru tiba. Berbalut jas berwarna navy dan dasi pita menambah pesona lelaki itu.
Savier membalasnya dengan gelengan. "Romeo?"

"Gue belum liat dia sejak gue sampe disini," balas Arwana, lalu pria itu memesan minuman kepada bartender.

"Lo udah ketemu sama dia Sav?" tanya Arwana, sedikit menyenggol lengan kiri Savier.

"Belum."

Tidak ada percakapan diantara keduanya sampai mereka berdua menemukan Romeo diantara ratusan orang yang ada di dalam pesta ini.

Romeo terlihat tampan menggunakan jas dark grey. Pria itu sedari tadi menjadi incaran parah gadis di dekatnya. Savier dapat merasakannya karena Romeo nampak sedikit risih ditatap oleh banyak gadis cantik di pesta ini sedari tadi.

SAVIERWhere stories live. Discover now