30. Kejanggalan

434 59 15
                                    

"Apa maksudnya ini?!" 

Betapa terkejutnya Tenn mendapatakan pesan seperti itu. Seharusnya Riku sedang mendapatkan perawatan pada tubuhnya. Mengapa ia meminta tolong pada pesannya? Mengapa juga Riku harus membuat pesanya menjadi rahasia.

"Adikmu tidak apa bukan?" tanya Gaku kebingungan. 

"Aku tidak tahu. Riku sudah diadopsi oleh orang lain." 

"Bagaimana dengan sikap orang itu?"

Tenn menggeleng. Karena jujur saja ia tidak bisa menlai Tsukumo. Ia baru saja bertemu denganya sekali, "Aku tidak tahu. Tapi kata Yuki-niisan dia berhasil meluluhkan hati Riku dan siap merawatnya. Sekarang mereka pergi ke Amerika untuk pengobatan Riku." 

"Coba kau tanya lagi kabar Riku saat kakakmu bertemu terakhir kali mereka bertemu. Jujur saja ini aneh sekali. Kenapa ia harus menyembunyikan pesan meminta pertolongn secara sembunyi-sembunyi seperti ini?" 

Pemikiran Ryuu cukup masuk akal. Tenn segera mencari kartu nama milik Yuki. Ia geledah barang bawaannya tadi. Mencari kartu nama itu di seluk-beluk semua barang bawaannya. Tenn tidak menemukan sama sekali kartu nama itu. 

"Sial di mana kartu namanya?!" umpatnya. 

"Coba kau ingat-ingat di mana kau menaruhnya. Jangan panik dulu." 

Tenn mengikuti nasihat Ryuu. Ia diam sebentar memikirkan letak terakhir kartu itu. Seingatnya ia menerima kartu itu sebelum Yuki pergi. Semestinya Tenn langsung menyimpan kartu itu tidak jauh dari buku sketsa agar ia langsung bisa menghubungi Yuki nantinya. 

Oh ya! Di dalam buku sketsa!

Tenn bergegas mengambil buku itu. Segeralah ia sibakan setiap halaman buku tersebut. Akan tetapi, Ia tidak dapat menemukan kartu itu sama sekali. Seketika Tenn ingat yang pertamakali membuak buku itu bukan Tenn melainkan Gaku. 

Tenn mencengkram kerah Gaku dengan emosi. "Di mana kartu itu?!" todongnya kepada Gaku.

"Hei santai! Aku tidak tahu! Tadi tidak ada kartu di dalamnya." 

Tenn langsung melepaskan cengkramannnya dan mendorong Gaku ke sofa. Ia usap kepalanya frustrasi sampaii surainya berantakan. Pandangannya langsung mengedar di ruang tamu ini. Tidak mungkin jika jatuh di luar.  

"Bantu aku mencari kartu Takanashi Production!" perintahnya tanpa aba-aba. 

Mau tidak mau Gaku dan Ryuu hanya menuruti Tenn. Tenn memang jarang mengeluarkan emosi. Akan tetapi, sekalinya ia keluarkan panik langsung menghamipirnya seperti ini. 

Mereka berpencar mencarinya. Seluruh sudut ruang tamu ini dijamah satu persatu. Mulai dari pintu masuk sampai sofa. Mereka mencari dengan sanget amat teliti. 

"Ketemu!" seru Gaku dengan bangga. 

Gaku menemukan kartu itu di bawah sofa ruang tamu. Sepertinya kartu itu terjatuh saat dirinya membuka buku sketsa itu dengan sembarangan shingga ia tidak menyadari ada kartu yang terselip. Tenn langsung menhampiri Gaku dan menghubungi Yuki dengan nomor telepon yang tertulis di atasnya. 

Panggilan pertama tidak ada jawaban. Begitu pula panggilan kedua dan ketiga. Tenn menjadi gemas sendiri akibat tidak sabar menunggu jawaban dan Yuki. 

"Halo?" 

Akhirnya ada jawaban di seberang sana, "Yuki-niisan ini aku Tenn!" ucapnya spontan. 

"Ada apa Tenn?" 

"Apakah kau tahu bagaimana keadaan terakhir Riku saat kalian bertemu?" tanya Tenn tanpa basa-basi. 

Yuki terdiam sejenak di seberang sana. Tenn terus menunggu jawaban dari Yuki.

Tatsukete Tenn-nii [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora