Keringatnya bercucuran dengan deras. Napasnya meburu. Energinya terkuras. Terus bergerak mengikuti panduan dari sang perawat.
Rehabilitasnya membutuhkan energi yang lebih. Kakinya sulit digerakan. Setelah berkali-kali melakukan refleksi pada kakinya yang sangat amat kaku akibat tidak pernah digunakan akhirnya ia kembali mencoba menggerakannya lagi.
"Ayo satu langkah lagi Nanase-san."
Perawat itu menyemangati Riku. Ia memantau menjaga Riku di depannya. Menuntun dengan perlahan sebagai tumpuan tubuh Riku.
Langkah itu berhasil ia lakukan. Setelahnya tubuhnya meluruh akibat tak kuat menahan beban tubuhnya lagi Walau energinya untuk berdiri telah habis sepenuhnya tapi wajahnya memberikan senyum yang berseri.
"Selamat Nanase-san."
"Terima kasih telah membantuku!"
Riku begitu senang hari ini. Hari yang paling ditunggu-tunggu. Akhirnya ia mulai belajar berjalan kemabali. Ia semakin tidak sabar unutk melihat langit diluar.
Walau ia sudah tidak dikurung tetap saja ia tidak bisa pergi sembarangnan ke luar. Butuh persetujuan oleh dokter-dokternya serta para penjaganya. Ya penajganya. Terkadang Tenn dan Yuki tidak terlihat seperti keluarganya. Saking ketatnya mereka terhadap penjagaan Riku, mereka terlihat menjadi penjaga.
Begitu pula teman-temannya dari Idolish7! maupun Trigger. Yang terlihat berbeda hanya Haruka. Adik angkat yang kata Tenn juga menjadi adiknya saat ini. Hanya Haruka yang senang menjahilinya.
Tenn sudah memberitahu jika hak asuh dirinya sudah berada di tangan ayah angkannya. Di mata hukum ia dan Tenn kembali menjadi keluarga. Nammanya juga seharusnya adalah Kujou. Tapi ia masih belum menerimanya.
Bukan karena tidak ingin tinggal dan hidup bersama dengan Tenn lagi. Tapi Riku masih trauma terhadap sosok yang disebut dengan ayah. Bayang-bayangan buruk selalu menghampirinya. Tubuhnya bahkan menolak Takamasa saat mereka bertemu pertama kali.
"Ayo kita ke kursi rodamu Nanase-san," ajak perawat itu.
Khusus rehabilitasnya ia dipandu oleh perawat laki-laki. Kebanyakan pasien dewasa sepertinya yang masih menggunakan kursi roda di dampingi oleh perawat laki-laki. Hal ini dikarenakan tenaga untuk mengangkat tubuh orang dewasa sangat diperlukan.
"Baiklah."
Tubuh Riku diangkat dengan mudah oleh perawatya. Mungkin terasa begitu ringan menurutnya. Sangat musah untuk memindahkannya ke kursi roda yang bahkan cukup jauh dari mereka.
"Apakah aku terlalu ringan?" tanya Riku.
Tubunya memang tidak menggemuk karena diet yang dilakuakn. Tidak boleh sembarangan untuk menjaga ginjalnya.
"Kau sedikit memberat daripada sebelumnya."
"Ehehehe... tentu saja. Aku memakan semua yang diberikan."
"Kau memakannya karena suka atau karena tatapan Kujou-san?" goda perawat itu.
Tenn cukup terkenal dikalangan rumah sakit ini. Bukan karena dia seorang idol. Akan tetapi, karena sikap overprotective yang ia lakukan melebihi seorang ibu. Ia tak segan-segan melarang Riku ini itu di depan orang lain. Bahkan ia tidak menjaga sikap dan perkataannya. Sangat berbeda dibanding citranya di televisi.
"Sebenarnya karena Tenn-nii sih hehehe."
Makanan yang diterimanya bukanlah makanan yang ia suka. Apalagi rasanya benar-benar hambar. Ia juga tidak dibolehkan untuk memakan donat kesukaannya. Omurice yagn diberikan juga bukan rasa yang ia inginkan. Dengan terpaksa ia memakan itu semua demi dibolehkan untuk rehabilitas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tatsukete Tenn-nii [END]
Fanfiction"Padahal kau selalu janji untuk ada bersamaku." Berkali-kali kalimat itu terlintas dipikiran Riku. Tenn meninggalkannya untuk kedua kalinya. Membuat dirinya sendiri di dalam keramaian panti asuhan. Berharap Tenn dapat kembali di saat ia menetap. Nam...