14. Berikan satu alasan.

368 56 30
                                    

Benturan keras menghantam permukaan tanah, tubuh penuh luka itu terus diserang bola api biru dari atas. Bokuto terpojok, salah satu sayapnya sudah patah akibat benturan keras beberapa kali. Kaki burung hantunya juga telah kembali normal karena mulai kehabisan tenaga. Sekarang ia hanya mampu bertahan dari serangan Konoha, kekuatan pemuda itu benar-benar di luar akal sehat. Bagaimana seorang manusia bisa memiliki kemampuan sehebat itu?

Tidak ingin terus terpojok, Bokuto melompat ke atas dengan sekuat tenaga hingga ia melayang tinggi tepat berada di depan Konoha. Segel sihir ia buat sebagai pijakan, lengannya tak segan memukul rahang sang lawan. Namun seketika wujud Konoha menghilang bak ilusi. Tanpa Bokuto sadari, Konoha ada di belakangnya, menusuk badan belakang si penyihir gelap murni dengan salah satu pedangnya, sungguh kejadian yang begitu cepat.

"Akh..."

Erangan kesakitan Bokuto tertahan, giginya menggertak, darah perlahan mengalir deras dari tubuhnya.

"Jangan lupa aku yang membangkitkan mu. Setiap gerakan dan kelemahan mu ada dalam genggaman ku" Konoha berbisik tepat di telinga Bokuto, ia kembali menekan kuat tusukannya lalu mencabut pedangnya tanpa ragu.

Sihir yang menjadi pijakan lenyap seiring dengan kesadaran Bokuto yang menghilang. Bokuto terlalu meremehkan lawannya, hingga lupa seberapa mengerikan orang ini. Dengan wujud normal saja dia mampu mengalahkan iblis gelap murni terkuat nomor dua.

Sebelum tubuh itu menyentuh tanah, Oikawa yang baru tiba dari atas langsung menangkap Bokuto. Ia berdecak kesal karena terlambat, tatapan sinis di layangkan pada Konoha yang terbang di atasnya.

"Jangan menatapku begitu, Duke" ucap Konoha tak acuh.

"Apa yang kau inginkan dari kami?" tuturnya dengan penuh penekanan. Sejujurnya Oikawa sudah tak tahan dengan orang yang berstatus tak jelas ini, bahkan kehebatannya pun tak mampu membaca kehidupan Konoha.

"Aku? Memangnya aku melakukan apa?" seakan tidak melakukan sesuatu yang salah, Konoha menjawab enteng.

"Baroness mati karena ulahmu" Oikawa membaringkan Bokuto di atas tanah dengan lembut. Si penyihir nomor dua itu belum mati, namun lukanya cukup parah.

"Wanita itu? Dia bukan tandingan ku sekalipun kau memberikan dua penjaga padanya"

Setiap kata yang keluar dari bibir Konoha membuat Oikawa geram, teman-temannya mati begitu saja karena orang ini. Sepertinya dari awal target yang ia incar memanglah para penyihir gelap murni, bahkan dua temannya hampir tewas di hadapan Oikawa sendiri.

"Kekuatanmu itu, milik penyihir bawahanku. Kemampuan meniru segala jenis sihir, Washio Tatsuki"

Seketika tubuh Konoha kaku mendengar nama yang Oikawa sebutkan, ia menelan ludah memikirkan betapa hebatnya sang Duke yang langsung sadar akan kemampuannya dalam sekejap.

"Kau menyembunyikan dengan baik jati dirimu, hingga seorang Duke seperti ku tidak mampu melihat asal-usul ataupun masa depanmu. Tapi, itu bukan berati aku tak bisa melihat inti sihir milik siapa yang ada dalam tubuhmu" Oikawa berdiri tegak menatap Konoha dingin.

"Sebagai seorang Duke, aku akan menghukum mu karena telah mempermainkan takdir" lanjut sang penyihir terkuat.

Langit menjadi semakin gelap setelah Oikawa berbicara, angin kencang dan petir mulai menyambar pepohonan. Cuaca di sekitar mereka berubah menjadi ekstrim, Konoha yang kebingungan hanya bisa menghindari petir-petir tersebut.

Amarah menguasai Oikawa, jika sudah begini dirinya juga akan kesulitan mengendalikan jiwa ganas seorang Duke. Sayap besarnya ia kepakkan guna melayang ke atas, mata semerah darah dan pupil hitam kembali terlihat kala ia mengedipkan mata. Dibuatnya segel besar berwarna merah di atas Konoha, lalu menjatuhkannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Just give a reason [OiIwa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang