3. Perasaan yang sama

711 114 0
                                    

Keesokan harinya Oikawa dan Hanamaki sudah tidak ada di tempat terakhir kali mereka tidur. Matsukawa heran dengan penyihir dua itu, datang tidak di undang dan pulang menghilang begitu saja.

"Kemana mereka?" Matsukawa melihat Iwaizumi sambil membereskan barang-barangnya

"Kenapa kau bertanya padaku?"

"Bukankah kau kenal dengan Oikawa"

"Kenal bukan berarti aku tau kemanapun dia pergi. Lagi pula siapa yang penyihir disini, harusnya kau yang lebih tau keberadaan Hanamaki"

"Kenapa kau malah membahas tentang Hanamaki?"

"Bukankah kau juga mengenalnya?"

"Kau bercanda?"

Iwaizumi menatap Matsukawa dengan tatapan mengejek, jelas saja ia sedang mengulang perkataan Matsukawa. Matsukawa yang merasa dirinya di permainkan hanya bisa diam, kenapa Iwaizumi harus membahas penyihir menyebalkan itu.

Iwaizumi dan Matsukawa melanjutkan perjalanan mereka ke kota Abben, kota kelahiran Iwaizumi. Sebenarnya orang tua Iwaizumi tidak tinggal di kota ini sejak ia bertemu dengan seorang penyihir. Mereka memilih untuk pindah dan melindungi anak mereka. Alasan Iwaizumi kembali, karena ia merindukan kampung halamannya.

Sudah 10 tahun berlalu, kota Abben juga telah banyak berubah, terlihat lebih ramai penduduk. Kota yang dulu kecil kini telah sukses menjadi salah satu tempat perdagangan teramai. Iwaizumi dan Matsukawa berkeliling kota sebentar, kemudian berhenti di salah satu tempat istirahat.

Guild Davion, adalah tempat berkumpulnya para kesatria yang ingin mendapatkan misi untuk mencari penyihir, sekaligus mendapatkan uang sebagai upah yang telah mereka lakukan. Guild Davion adalah salah satu guild yang paling terkenal, karena guild ini banyak menyediakan misi-misi dari yang mudah hingga yang sangat sulit sekalipun.

"Lihat-lihat, mereka adalah kesatria dan penyihir yang terkenal itu. Dia berani bekerjasama dengan seorang penyihir" Iwaizumi mendengar orang-orang sedang berbisik dan melirik pada dua pria yang sedang duduk di pojok.

"Tapi karena penyihir itu, mereka berdua terkenal"

"Kau benar, sekarang mereka sangat di akui disini" kedua pria itu kemudian pergi begitu saja.

Iwaizumi melewati mereka mencari tempat untuk duduk, sedangkan Matsukawa memesan makanan. Saat Matsukawa duduk di depan Iwaizumi ia heran dengan Iwaizumi, karena Iwaizumi terus menatap dua orang yang belum pernah mereka temui.

"Apa yang kau lihat Iwaizumi?"

"Apa dunia ini sudah berevolusi?" Iwaizumi menatap serius Matsukawa.

"Dua orang di sana, semua orang tau salah satu diantara mereka penyihir." Iwaizumi melanjutkan kata-katanya.

"Kau yakin?" Matsukawa memastikan.

"Aku sangat yakin. Saat ingin mencari tempat duduk, aku mendengar orang-orang membicarakan mereka berdua. Orang yang berambut hitam itu adalah penyihir"

"Tidak, bukan itu" Matsukawa berucap datar.

"Apa maksudmu?" Iwaizumi mengangkat satu alisnya, tidak mengerti dengan apa yang dimaksud Matsun.

"Kau berkata salah satu diantara mereka adalah penyihir, tapi aku merasakan jika mereka berdua bukalah manusia" Iwaizumi menatap bingung.

Jika Matsukawa sudah berkata seperti itu, prediksinya tidak pernah meleset. Salah satu kemampuan prediksi yang jarang dimiliki oleh para penyihir, bahkan Matsukawa sendiri juga jarang merasakan aura dari sembarang orang.

Just give a reason [OiIwa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang