6. Bangkitnya

650 120 23
                                    

Hanamaki pergi meninggalkan yang lainnya di dalam hutan. Ia sebenarnya tidak ingin meninggalkan mereka disana, tapi ego terlalu kuat untuk dilawan. Tentunya, perkataan Matsukawa tadi sangat keterlaluan, bagaimana bisa dia memandang sebelah mata derajat dan menyimpulkan begitu saja opininya.

"Sial, kenapa tanda ini harus keluar"

Sebuah segel kini melayang di atas telapak tangan Hanamaki. Segel itu mirip dengan segel yang ada di tangan Iwaizumi dan Akaashi. Namun, milik Hanamaki berwana putih.

"Harusnya aku tidak memukulnya. Ini gila, padahal tidak ada yang mengucap janji tapi sudah berubah warna"

Hanamaki berjalan sambil terus melihat segel yang ada di tangannya. Dari kejauhan terdengar suara teriakan para warga, dengan cepat Hanamaki berlari ke asal suara. Saat ia sampai di sebuah desa kecil, mata itu melotot melihat keadaan desa yang sudah rata menjadi debu hitam.

"Apa yang terjadi..."

Hanamaki kaget dengan apa yang ia lihat, bagaimana seseorang bisa langsung menghabiskan desa dalam semalam. Ini akan menjadi petaka bagi para penyihir, kegaduhan, dan saling tuduh akan terjadi. Jika seorang penyihir yang melakukan ini semua, pastinya ia tidak bisa di remehkan.

.

.

.

"Huft, bagaimana bisa keluar dari sini"

Matsukawa mengetok-getok segel yang mengurung dirinya dan temannya. Setelah dipikir-pikir perkataannya tadi terlalu kasar, padahal Hanamaki sudah menolong Iwaizumi dan Oikawa. Hanamaki tidak seperti dirinya, pria itu mungkin memang baik. Jika tidak karena segel yang Hanamaki buat, pasti orang-orang yang datang tak lama setelah ledakan akan menangkap mereka.

Matsukawa bingung dengan dirinya sendiri, kenapa ia sama sekali tidak bisa mempercayai orang lain selain Iwaizumi. Pandangan itu harus segera di lenyapkan. Menggunakan kekuatan sihir untuk menyelamatkan temannya saja tidak bisa, bagaimana mulutnya bisa berkata seperti itu pada Hanamaki. Benar-benar selalu saja memikirkan diri sendiri. Matsukawa mengusap kasar surainya, berperang dengan pikirannya sendiri, betapa tidak bergunanya dia.

"Kau kenapa?" Karena terlalu sibuk dengan pemikiran sendiri, Matsukawa tidak menyadari bahwa Oikawa yang sudah menatap penasaran pada dirinya.

"Kau sudah sadar?" Matsukawa terkejut dan langsung merapikan rambutnya.

"Dimana Hanamaki? Segel apa ini?" Oikawa menjentikkan jarinya, segel yang mengurung mereka langsung lenyap.

"Kami berkelahi sedikit tadi, jadi... Dia pergi begitu saja setelah membuat segel ini" Matsukawa menjelaskan sedikit apa yang terjadi pada dirinya dan Hanamaki tadi.

Oikawa hanya diam, ia menutup matanya seperti merasakan sesuatu. Kemudian, manik coklat itu terbuka dengan lebarnya dan melirik Matsukawa.

"Kita harus mencarinya. Dan juga... Saat ini sangat kacau dimana-mana"

"Apa kau melihat sesuatu?"

Matsukawa tau, saat menutup matanya tadi Oikawa sedang melihat apa yang terjadi pada Hanamaki, baik itu masa lalu ataupun masa depan. Salah satu kemampuan yang dimiliki oleh penyihir terkuat nomor satu. Dialah Oikawa Tooru, kemampuan yang sangat mustahil dimiliki oleh seorang penyihir. Melihat semua kejadian takdir, itu sesuatu yang sulit untuk membuatmu terus tersadar. Itu sebab yang membuat Matsukawa pingsan saat mereka berdua berbincang kemarin. Hanya satu kemampuan saja Matsun sudah kewalahan, bagaimana dengan kemampuan yang lain?

"Hanamaki sedang terluka parah, kenapa kau membiarkannya sendirian?" Oikawa mulai merasa khawatir pada sahabatnya itu.

"Terluka parah?" Matsukawa yang tidak tau apa-apa hanya menampilkan wajah kebingunganya.

Just give a reason [OiIwa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang