Pertemuan

41 9 2
                                    

Bruk!

Loly terjatuh setelah menabrak seorang perempuan yang terlihat masih muda. Mungkin usianya saat ini baru menginjak kepala tiga.

"Kamu tidak apa-apa, Nak?" tanya perempuan itu kepada Loly.

Pandangan mereka beradu. Keduanya silih tatap-menatap dengan saling mengamati satu sama lain. Sisi kanan dan kiri pundak Loly pun menjadi sasaran genggaman tangan perempuan yang sedari tadi ada di hadapannya.

"Enggak, Bu. Saya enggak apa-apa. Permisi." Loly berlari meninggalkan sosok yang baru saja ditabraknya.

Bukan tanpa alasan gadis itu meninggalkan perempuan yang mungkin pertemuan mereka takkan bisa dilupakan semasa hidupnya. Itu semua karena Loly merasa nyaman, bukan, lebih tepatnya ada rasa hangat menjalar menyelimuti batin dan jiwanya. Entah, ia pun tak paham mengapa bisa demikian adanya.

Bertemu dengan sosok yang tidak asing. Sosok yang selama ini ia cari. Tanpa sengaja dipertemukan dalam tragedi barusan tanpa ada yang merencanakan. Ingin rasanya mengulangi kejadian itu. Saling tatap dengan orang yang sangat dinantikan keberadaannya. Atau mungkin lebih dari itu. Iya, jauh di lubuk hati yang paling dalam, Loly sangat ingin memeluk tubuh anggun itu. Atau jika memeluk merupakan harapan yang di simpan di dalam angannya, setidaknya bercengkrama atau mengatakan kata sapaan padanya bukanlah hal yang buruk.

Cita-cita Loly simpel sebetulnya, merasakan dekapan,  belaian, pelukan, dan kasih sayang dari orang yang sedari dulu ia cari. Sudah sangat lama Loly mencari perempuan itu. Hingga, ke mana pun, dan di mana pun, gadis itu selalu membawa ukiran senyum indah dari potret seorang perempuan yang ia dapatkan dari sang ayah. Namun, sayang, batin dan jiwanya belum cukup kuat untuk terlihat baik-baik saja. Saat ini, ia merutuki nasibnya. Bagaimana jika ketidaksengajaan barusan takkan pernah terjadi lagi? Bagaimana jika ternyata ia tidak bisa lagi bertemu dengan sosok yang dinantikan itu? Ah, entahlah. Semoga semesta masih mendukung dan mengerti maksud hatinya.

Dreamlights_

Paper HeartsWhere stories live. Discover now