Kejadian Mengerikan

17 9 0
                                    

"Iya, Nak. Tentu saja, dengan senang hati. Di mana kamu tinggal? Boleh ibu bertemu dengan orang tuamu?" Tiba-tiba Sinta bertanya perihal orang tua Loly.

"Makasih sebelumnya, Nak," imbuhnya tak lama setelah pertanyaan itu terlontar.

"Boleh, tentu, Bu. Tapi, jangan kecewa kalau tempat tinggal saya menyedihkan, ya." Loly berencana ingin mengenalkan Sinta pada Nek Onah. Karena, hanya perempuan paruh baya itulah satu-satunya orang yang dimiliki gadis itu.

"Enggak, Nak. Justru dengan diizinkan berkunjung ke tempat tinggalmu, ibu merasa senang. Iya, senang karena sudah dianggap sebagai teman dekatmu," imbuhnya.

"Mari, Bu." Loly meraih tangan Sinta. Ingin rasanya memeluk wanita di hadapannya. Namun, ia harus sabar, setidaknya sampai Sinta mengetahui kebenarab yang sesungguhnya.

Jarak dari warung menuju tempat tinggal Loly tidaklah jauh. Hanya ditempuh dengan cara berjalan sekitar sepuluh menit. Gadis itu tak henti-hentinya merapalkan doa, ia berharap, semua akan baik-baik saja.

Sesampainya di kediaman Loly, Sinta tercengang. Tempat ini, sepertinya hati kecilnya merasa tidak asing. Mungkinkah ini tidak jauh dari tempat tinggalnya dulu? Tempat di mana ia, anaknya, dan suaminya pernah berkumpul bersama.

"Sebentar, namamu Loly?" tanya Sinta.

Loly mengangguk, tak lama berselang, Nek Onah mengetuk pintu dan memberi salam, diikuti dengan Loly dan Sinta menjawabnya.

"Ya Allah, Nak. Kenapa tidak bilang dari tadi? Kamu anakku yang selama ini kucari? Ke mana Papamu?" Sinta menghambur memeluk anak gadis yang ada di hadapannya.

"Iya, Ibu. Dari tadi sebenarnya Loly sangat ingin memelukmu. Hanya saja, aku takut kamu tidak percaya jika tadi langsung kujelaskan mengenai kebenaran itu. Ayah sudah meninggal Bu. Baru saja sekitar satu bulan."

"Ya Allah. Saya sudah melewatkan masa kecilmu, Nak. Maafkan ibu." Diusapnya pucuk kepala Loly, dipeluknya dengan erat tubuh kurusnya.

"Coba liat ibu, kamu sekarang sudah cantik. Dulu, ketika ibu meninggalkanmu, usiamu baru menginjak 2 tahun. Rambutmu masih gundul seperti tuyul. Ibu masih sangat ingat, Nak." Sinta mulai berseloroh. Batin Loly menghangat. Mereka tertawa bahagia. Tak terkecuali Nek Onah. Ia merasa lega, anak yang selama ini dianggapnya cucu sudah kembali tertawa lepas.

Dreamlights_

Paper HeartsWhere stories live. Discover now