Part 6

2.6K 468 123
                                    


Alish mendesah lelah.

Diam-diam ia pergi keluar kelas berbarengan dengan Bu Yunita dan Leeryn saat bel waktu jam istirahat berbunyi, untuk menghindari para teman sekelasnya yang ia yakini akan berbondong-bondong memberinya segala pertanyaan tentang kedekatannya bersama Aldeeryne—sosok yang dikenal dengan sifat pendiamnya. Ia sudah mewanti-wanti akan hal itu.

Namun, keberhasilannya keluar dari kelas ternyata sia-sia. Sebab kedua sahabatnya yang berbeda kelas dengannya telah mencegatnya dan membawanya menuju ke kantin. Selain untuk mengisi perut, mereka juga akan menginterogasi Alish sebab melihat kejadian tadi pagi atas kebersamaannya dengan Aldeeryne, pria yang diam-diam menjadi incaran para siswi.

"Jadi kenapa lo bisa bareng Al, sih, Lish? Apalagi tadi pagi kalian kelihatan akrab banget. Gue kepo banget, sumpah." Qira, salah satu sahabat Alish mencodongkan tubuhnya. Ia benar-benar tak bisa menahan rasa penasarannya. Fyi, Qira adalah salah satu penggemar Aldeeryne. Menurutnya, Aldeeryne merupakan tipe cowok kaku dan terlihat softboy secara bersamaan.

Kan. Alish tak berbohong, walaupun Aldeeryne introvert, bukan berarti dia tak mempunyai fans. Namun sedikit disayangkan, karena sifatnya itu membuat dirinya tenggelam—tak banyak tersentuh oleh sorot kepopuleran. Padahal dengan wajahnya yang begitu good looking didukung dengan otaknya yang encer, bisa saja ia akan se-famous ketos disini.

"Gue sebenarnya gak terlalu tahu cowok yang namanya Al itu. Tapi denger dari cerita Qira, gue juga jadi ikut kepo, nih." Sahut Reni, gadis dengan potongan rambut di atas bahu itu.

Alish memutar bola matanya malas. Ia terlalu malas untuk memberikan penjelasan kepada kedua sahabatnya itu. Apalagi saat ini ia tengah memikirkan Leeryn yang tak tahu denah sekolah, takutnya nanti gadis itu kesasar. Semua ini gara-gara Qira dan Reni yang mencegat dan menyeretnya melawan arah, membuat Alish tak bisa menemani Leeryn.

"Gue jelasin nanti aja, deh. Sekarang kita pesen makan dulu, mau sampai kapan kita cuman duduk dimeja kantin doang?"

"Eh, iya juga, ya. Kenapa kita gak mesen makanan dulu coba?" Qira berdecak menyadari kebodohannya.

"Kalau gitu, gu—" ucapan Alish terhenti saat matanya menangkap sosok yang ia kenal tengah memasuki area kantin. Segera, ia berteriak memanggilnya, "Le—eh, Al! Sini!"

Namun suara Alish ternyata tak cukup terdengar ditelinga Leeryn karena suasana kantin yang ramai. Apalagi melihat pandangan mata Leeryn yang tak fokus, membuat Alish mengernyit.

"Al, woi! Aldeeryne!" Akhirnya suara Alish membuahkan hasil, karena Leeryn yang terlihat mengerjap linglung dan arah matanya yang tertuju pada bangku Alish. Membuat Leeryn menghampirinya.

"Gue bener-bener yakin kalau Alish ada something sama Al." Qira berbisik ditelinga Reni.

Sementara itu, Reni terpukau saat melihat Leeryn—yang dalam keadaan wujud lelakinya. Bahkan bisikan Qira tak terlalu masuk digendang telinga Reni.

"Tadi aku nyari kamu, Lish. Untung tadi sempet tanya temen sekelas." Kata Leeryn ketika sampai dimeja Alish.

Alish mengangguk dan menghembuskan napas lega sebab Leeryn tak tersesat.

"Kenalin kita dong," bisik Qira menyenggol lengan Alish. Membuat Alish berdecak dan segera menuruti keinginan sahabatnya itu.

"Kenalin ini sahabat gue. Ini Qira," Alish menunjuk gadis disebelah kanannya yang memakai bando putih. "Dan ini Reni," tunjuknya pada gadis disebelah kirinya.

Kedua gadis itu melambaikan tangannya sambil tersenyum.

Leeryn tersenyum tipis. "Aku Al, salam kenal." Ia mengangguk sebagai tanda perkenalan.

Disguised As My TwinWhere stories live. Discover now