Para pasukan itu berlari secepat yang mereka mampu
Melewati sawah sawah itu memang mudah tapi rumput ilalang yang belum dipotong itu akan menghambat, jika dilihat dari ekspresi prajurit luar yang kaki nya beberapa kali tergores cukup menyakitkan mungkin.
Disisi lain Papua dan Papua barat berlari dengan cepat sesekali melompat jika ada gudukan tinggi
Nesia mind:"itu akan menguras tenaga namun aku percaya tenaga para prajurit kami cukup besar"
Dan akhirnya beberapa tentara lainnya mengikuti cara itu
Jika dilihat petak sawah pertama belum di potong rumput nya dan menjadikan kulit mereka banyak tergores,dan petak sawah kedua penuh lumpur yang benar benar menutupi lubang lubang yang dibuat
Bahkan Papua terperosok namun bangkit dengan segera
Melihat beberapa prajurit lainnya juga terperosok bahkan ada prajurit dari Netherlands terperosok hingga menyisakan helm tentara sajaNesia:"sedalam itu kah"/melirik NTT
NTT langsung memalingkan muka, memang dia disuruh menggali lubang sampai pinggang saja, eh ternyata dia menambah sedikit dalam lubangnya
Nesiamind: anak nakal
Memasuki petak sawah berikutnya di awali oleh prajurit Amerika
Mata Nesia memicing para prajurit tentara dari negaranya tapi ternyata memasuki posisi kedua dan masuk ke petak sawah ke tigaPapua barat cukup tertinggal dan Papua juga tertinggal
Namun berhasil menyusul
Petak sawah ketiga ini benar benar kering dan tanahnya keras jadi beberapa kali para prajurit yang tak memakai sepatu (emang gak boleh pakek sepatu) terinjak tanah keras ataupun batu
Yah untuk prajurit Indonesia ini menguntungkan mengingat pasukan luar negeri di latih dengan tanah yang tidak sekasar ini
Mereka berlari secepat mungkin dan sampai lah dibagian menantang ini
Memasuki kebun diawali dengan salah satu prajurit dari Indonesia yang bernama Udin (JAN KETAWA)
Papua mind:"dia cukup tangguh dan kesit"
Papua barat mind:"aku tak akan kalah"
Memasuki kebun pandangan mereka sedikit menggelap pada awalnya baik baik saja sampai ada seseorang yang dari Jepang terkena tembakan air
Pada awalnya memang sedikit baik baik saja namun tiba-tiba rasa gatal menyerang dan mereka pun langsung tiarap dan melanjutkan perjalanan
Jam 11.16
Melihat itu Nesia berpikir mereka akan benar-benar terlambat sepertinya
Amerika:"aku mulai mendengar suara tembakan"
Netherlands:"hanya tembakan air yang gatal bukan-"
Tiba tiba saja ada yang mengusap tangan Netherlands
Indo:"nah di tangan ku itu ada air yang dibuat latihan itu-"
Netherlands memerah namun tangannya tiba-tiba gatal, begitu gatal
Rusia:"baiklah untung aku tak bertanya tadi"
Japan:"semoga prajurit ku selamat"/menyatukan tangan
Udin terkena beberapa bola air gatal itu namun dia sepertinya tak merasakannya
Kebiasaannya bermain di sawah ayah nya seperti nya membantu
Yogyakarta yang sedang memegang senapan itu sangat gembira
Banten yang disebelahnya sedikit merinding
Banten:"mas jangan senyum kayak gitu atuh, ngeri aink"
Yogyakarta:"saya bahagia banget, liat mereka yang sembunyi dibalik semak semak"
Jatim dan Jateng sangat bergembira
Jatim:"Wah ASEK nih, tambah lagi bunyinya TENG"
Jateng:"ASHHIIIAAAPP"
Jakarta:"wah sepertinya saudara ku yang lain sangat bergembira"
Jabar:"iya tuh, seneng banget euy"
Para Kalimantan tak kalah gembira dan sering mengenai orang tepat di kepala
Ingin saya Hiatus sebentar tidak mengapa kan, saya akan membuat jadwal untuk menulis cerita ini, saya rasa menulis setiap hari akan mengengkang saya jadi tak mengapa kan?
YOU ARE READING
°RADEN HINDIA°{END}
Teen FictionRaden indo dan Raden Ajeng Nesia Berusaha untuk tidak terpikat dengan bangsa Eropa Sampul bukan milikku semua di cerita ini saya karang dan tak akan pernah benar terjadi salam zizah-