01 | Namanya Bobby

567 52 6
                                    

A year ago
April 2018

Kiran tidak pernah seantusias ini saat mengikuti kelas mata kuliah manapun. Jika orang-orang masuk ke dalam kelas itu dengan wajah kusut karena dosen pengampu yang terkenal killer, itu tidak berlaku padanya. Dia akan berangkat lebih pagi, memastikan rambut hitam panjangnya tersisir rapi, memakai pakaian casual terbaiknya dan make up yang secantik mungkin. Bibirnya terus melengkung bahkan sejak dia membuka matanya hari ini.

Di kelas pertamanya pagi itu, ia memilih tempat duduk di pojok belakang, menyisakan satu kursi di sampingnya sebelum ada mahasiswa lain yang menempati. Lalu menunggu seseorang masuk dengan tak sabar sembari memainkan gitar akustik hitam kesayangannya di dalam kelas. Tidak terlihat aneh karena di mata kuliahnya saat ini, praktik akan lebih dominan sepanjang kuliah berjalan.

Dia adalah mahasiswi Jurusan Penciptaan Musik di sebuah universitas seni swasta di Ibukota, jadi tidak heran jika dia menenteng case gitar bersamanya sepanjang waktu. Setiap dia luang atau saat pergantian jam, dia akan memainkan gitarnya sembari nongkrong bersama teman-temannya di area kampus, atau duduk di bangku taman, membuat lagu bersama seorang lelaki yang kini membuat hari-harinya terasa berbeda.

Kiran melambaikan tangan tinggi-tinggi saat lelaki berkulit tan yang baru saja memasuki ruang kelas itu melihatnya. Dengan wajah segarnya lelaki itu tersenyum lebar, sangat manis, dan Kiran yakin ia sanggup melihat senyuman itu sepanjang hidupnya. Lelaki itu berjalan kearah Kiran yang menepuk bangku kosong yang ia siapkan, memenuhi permintaannya setiap hari Rabu untuk menyisakan satu bangku di dekatnya.

"Pagi Ran," sapanya yang langsung dibalas oleh Kiran dengan senang sekaligus berdebar. Aroma wangi sampo dan parfum maskulin menyerbak begitu dia dekat. Rambutnya ia sisir naik, memperlihatkan dahinya yang menawan. Rahangnya tegas, figur wajah tampannya begitu karismatik dan badannya tinggi atletis. Ia mengenakan kaos hitam dengan jaket denim gelap yang berhasil membuat Kiran terpana.

Namanya Bobby, mahasiswa dengan prodi yang sama dengan Kiran. Sudah semester 6, tetapi dia mengikuti kelas yang sama dengannya karena harus mengulang. Bisa dimaklumi karena dia anggota band yang pastinya punya jadwal sibuk.

Awal semester dua Kiran adalah pertama kali ia bertemu dengan Bobby di kelas ini. Bobby orang yang supel, maka ia tak ragu untuk memuji Kiran saat ia sedang iseng memainkan gitarnya, atau saat dia bermain di depan kelas, membuat lagu dengan spontan saat dosen killer mereka menyuruhnya. Dosen itu terlihat menyeramkan di mata semua orang di kelasnya, tetapi tidak dengan Kiran yang nyatanya terlihat tak mempunyai masalah apapun pada bakat bermusiknya. Saat itu Bobby sengaja pindah duduk di dekatnya, mengapresiasi Kiran entah keberapa kali. Mengajaknya berbasa-basi dan berakhir mengobrolkan banyak hal sampai kelas selesai.

Mereka berdua mempunyai selera yang sama pada musik, dan masih ada banyak hal lagi yang membuat obrolan mereka begitu nyambung. Berlanjut dengan berbalas pesan setiap hari, keluar bersama setiap akhir pekan untuk menonton konser musik, menonton film, atau sekadar makan malam di restoran bebek goreng favorit mereka.

Kiran, yang baru saja memasuki semester duanya dan belum mengenal banyak lelaki di kampus, tentu saja menganggap Bobby sangat istimewa. Bobby menjadi orang pertama di masa kuliahnya yang berhasil mendebarkan hatinya. Menurutnya, Bobby adalah lelaki baik yang selalu memperlakukan Kiran dengan cara yang membuatnya merasa istimewa. Ia juga sangat keren, jauh lebih keren ketika dia memainkan gitar di atas panggung bersama bandnya yang sangat terkenal di seatero kampus. Kiran sudah beberapa kali menonton mereka di acara-acara besar.

"Ran, aku bawa berita bagus." Bobby dengan antusias mengabarkannya begitu ia duduk di bangku sebelah Kiran.

"Berita bagus?" Matanya tak berhenti bersinar penuh kagum pada wajah rupawan di hadapannya, membuat siapapun yang melihat akan menyadari bahwa dia sedang kasmaran.

Traumatic SceneWhere stories live. Discover now