08 | D-day Would Really Suck

413 48 56
                                    

Kiran melempar tas punggungnya ke sofa dengan kesal begitu ia dan Amel sampai di unit apartemen mereka. Ia menggigiti ujung ibu jarinya dan mondar mandir gelisah, masih sulit percaya bagaimana bisa Bobby yang bahkan baru tadi malam menyumbuinya dan baru tadi pagi mengiriminya iMess berisi kalimat sayang sudah berani berbohong dan pergi dengan perempuan lain? Hal itu sungguh tidak bisa dinalar oleh otaknya. Kiran merasa sedang dipermainkan.

Amel yang duduk di sofa meyakinkan Kiran untuk kesekian kalinya bahwa mungkin saja ini hanya kesalahpahaman dan Kiran harus memastikan secepatnya. Kiran tak mengerti mengapa sahabatnya itu terus saja membela Bobby setelah apa yang mereka lihat sudah sangat jelas. Sekeras apapun Kiran berusaha berpikir positif, dia tetap tak menemukan kemungkinan apapun yang bisa menjelaskan bahwa dia hanya salah paham.

Jika perempuan itu hanya teman atau saudara Bobby, mengapa Bobby sampai membayarkan belanjaannya? Mengapa Bobby harus berbohong ketika dia telepon? Mengapa Bobby membiarkan perempuan itu menggandeng tangannya dengan mesra? Bukankah semuanya sudah jelas bahwa pasti ada hubungan spesial di antara mereka berdua? Kiran tidak bodoh dan tidak sebuta itu.

Kini ia menghempaskan pantatnya ke sofa, menyangga siku ke lututnya dan menyisir rambutnya kuat-kuat. Sahabat di sampingnya memandangi dengan melas, "Ran, seenggaknya lo harus tanya dulu. Kalo perlu sekarang gue temenin lo nyamperin dia ke rumahnya deh. Kalo itu nggak bener kan lo bisa tenang, nggak harus gelisah kaya gini."

"Tapi gimana kalo itu bener?" Kiran mengangkat wajahnya dan menatap Amel, "Gue juga sebenernya pengen cepet-cepet mastiin ke Bobby biar semuanya jelas, Mel. Dan kalo emang Bobby ngaku, gue gak akan mikir lagi buat mutusin dia. Tapi festival tinggal sehari lagi, lo tau kan seberapa penting festival itu buat gue? Kalo gue sama Bobby putus sekarang, segimana awkward-nya coba pas gue dateng ke festival bareng band dia?"

Kiran berdecak, "Ah apaan sih gue daritadi bilang putus putus mulu. Diajak jadian aja ga pernah. Ternyata emang bener ya selama ini gue dijadiin mainan doang... kenapa gue goblok banget sih, sialan."

Kiran berdecak lagi, sambil melipat tangan di dada dan menggigit bibir bawahnya karena kesal. Sedangkan Amel hanya diam mendengarkan, memberikan waktu untuk Kiran bermonolog setidaknya agar sahabatnya itu sedikit merasa tenang dan lega.

"Gue jadi inget apa yang pernah diomongin Sindi ke gue deh Mel. Kemarin pas gue pertama kali ketemu sama dia, Sindi bilang kalo dia kasian sama gue. Pasti itu karena Sindi udah tau kalo gue lagi dipermainin sama Bobby, kan? Trus lo inget gak abang gue ngelarang gue pacaran sama Bobby karena anak band di sini pada gak bener? Pasti ini maksudnya. Untung gue bisa tau sekarang, jadi hubungan gue sama Bobby belum terlalu jauh."

Lalu Kiran terdiam sesaat, dan detik berikutnya dia meringis saat mendengar inner di dalam kepalanya menyanggah, "Belum jauh apanya, Ran? Padahal semalem dia udah berani megang-megang lo."

"Trus lo mau gimana sekarang?" tanya Amel.

"Pokoknya gue mau tetep dateng ke festival bareng band dia sampe mereka selesai tampil. Jadi mau gimana lagi? Gue sementara ini bakal act like nothing happens. Dan setelah mereka turun dari panggung, gue bakal selesaiin semuanya. Lo jadi dateng sama Allen kan? Gue pastiin bakal tampar muka dia trus langsung cabut sama kalian. Gimana menurut lo?"

Amel seperti terkaget sampai ia menegakkan punggungnya, memalingkan mukanya sekilas lalu tersenyum agak terpaksa, "Sounds good. Iya, kaya gitu aja."

Tepat setelah itu, bel apartemen mereka berbunyi. Kiran sandarkan tubuhnya ke sandaran sofa dan tak bisa menyembunyikan raut wajahnya yang semakin terlihat malas. Ia sangat tahu siapa yang datang. Jam dinding apartemennya sudah menunjukkan pukul 5 sore dan pasti Bobby akan menjemputnya untuk latihan di studio. Dan Kiran tak yakin dia akan langsung bisa bermain peran seolah-olah tak terjadi apa-apa jika waktunya harus sekarang.

Traumatic SceneWhere stories live. Discover now