02 | It Feels So Strange

473 62 8
                                    

Sepanjang 19 tahun hidupnya, Kiran tak terlalu familiar dengan hubungan percintaan. Dulu, keluarganya—  terutama kakak laki-lakinya tidak mengizinkan Kiran berpacaran karena dia masih di bawah umur dan harus fokus pada sekolahnya. Jadi dia hanya pernah berpacaran satu kali saat SMA dengan seorang siswa teladan secara diam-diam, itu pun tak lama. Dan mereka minim berhubungan fisik karena merasa masih belum waktunya. Yang biasa mereka lakukan hanyalah berpegangan tangan saat belajar bersama di hari Minggu untuk persiapan ulangan, lalu Kiran akan dikecup pipinya hingga ia tak bisa tidur semalaman karena terlalu senang.

Kini usianya sudah cukup untuk mengetahui hal-hal romantis lebih dalam. Terlebih lagi sekarang ia jauh dari keluarga karena kuliahnya, sehingga ia lebih leluasa melakukan hal yang ingin dia lakukan.

Tidak dipungkiri dia penasaran bagaimana rasanya berpacaran di usia legal seperti sekarang ini. Bagaimana rasanya ketika dia bisa menghabiskan waktunya lebih bebas bersama kekasihnya dan tidak harus takut dimarahi ibunya karena pulang terlambat ke rumah. Ia penasaran bagaimana rasanya berciuman mesra seperti yang dia tonton di drama-drama.

Dan pasca ciuman singkat Bobby di lift apartemennya barusan, mereka berdua sama sekali tak membahasnya selama perjalanan menuju ke studio. Kiran mencoba bersikap normal layaknya tak pernah terjadi apapun karena Bobby pun juga begitu.

Hanya saja, degup jantungnya tak bisa berkompromi. Ciuman itu adalah ciuman pertamanya, dan hal itu terjadi secara sangat tiba-tiba, tak terduga, dan bukan seperti ciuman pertama yang ia bayangkan. Bukannya dia tak suka, tapi dia bahkan tak sempat menikmati bagaimana kupu-kupu menggelitik perutnya, dan ia tak sempat membalas ciuman Bobby karena semua terjadi begitu saja. Rasanya sangat ada yang kurang, tapi tak mungkin dia mengungkapkannya karena lelaki yang kini sedang mengemudikan motor besar di depannya itu nyatanya masih belum menjadi kekasihnya.

Belasan menit kemudian, mereka sampai di depan rumah dua lantai di sebuah komplek perumahan. Nama studio mereka tertulis dengan jelas di sebuah plang dekat gerbang dan di MMT yang tertempel di depan rumah.

"Kak, di dalem kayanya rame banget ya?" Ujar Kiran setelah melepas helmnya. Di garasi rumah itu penuh dengan motor, beberapa mobil juga terparkir di halaman sehingga Bobby bahkan kesulitan untuk membawa motor besarnya masuk.

"Studioku emang rame terus, Ran. Karena kita juga nyewain buat umum. Buat tambah-tambah bayar sewa rumah." Kiran hanya ber-oh dan mengangguk paham. "Ayo masuk. Anak-anak nunggu di atas."

Begitu memasuki rumah, bisa terdengar suara musik yang redam. Bobby bilang itu adalah adik-adik tingkat yang sedang latihan di studio mereka. Lalu ia mengajak Kiran menaiki tangga yang ada di pojok rumah. Begitu naik ke lantai atas, terdapat ruangan luas dengan karpet lebar di bagian tengah. Dan sofa letter L menghadap TV besar yang menempel di dinding. Teman-teman band Bobby sedang berkumpul di sana, menyambut Kiran dengan antusias.

"Wih, ini nih komposer kita," teriak salah satunya yang Kiran tau dia adalah Noven, vokalis band mereka. Noven langsung berdiri dari duduknya, menyambut Kiran dengan merentangkan kedua tangan siap untuk memberikan semacam pelukan sepertinya.

"Eh eh apa-apaan," Bobby langsung mendorong jidat temannya itu menjauh dari Kiran karena tak terima. Kiran hanya tertawa di balik tubuh besar Bobby yang mencoba menghalanginya dari Noven.

"Posesip amat, elah. Pacar juga bukan." Setelah itu mereka bertengkar kecil yang membuat Kiran sadar ternyata vokalis band mereka, yang sangat populer karena good looking bak model ((dan Kiran yakin itu adalah salah satu faktor kepopuleran band mereka, bahkan followers instagram Noven sudah mencapai puluhan ribu)) dan wajah tampannya yang meninggalkan kesan dingin itu ternyata adalah pribadi yang ramah dan suka bercanda.

Setelah perdebatan tak pentingnya dengan Bobby, entah bagaimana akhirnya Noven bisa merangkul Kiran dan mengajaknya untuk bergabung di sofa, memperkenalkannya pada dua anggota band mereka yang lain.

Traumatic SceneWhere stories live. Discover now