09 | Festival Day pt.1

204 23 6
                                    

Amel memutar bola matanya jengah, sepertinya semua tidak akan berjalan semudah yang ia kira. Sepanjang jalan menuju Tangerang, Allen selalu saja membahas tentang Kiran. Seharusnya bukan sesuatu yang baru bagi Amel bahwa teman lelakinya itu memang sangat sering menunjukkan betapa dia mengagumi Kiran di depannya. Tetapi untuk kali ini, semua menjadi lebih menjengkelkan karena seharusnya Allen tahu kalau Kiran sekarang sudah punya kekasih, dan pria jangkung yang kini sedang mengemudikan Brio putihnya itu sudah tidak mempunyai harapan lagi. Apakah Allen tak juga paham?

Sedari tadi Amel mencoba mengalihkan topik pembicaraan mereka. Mulai dari menceritakan apapun tentang dirinya sehingga Allen dapat mengenal Amel lebih dalam, atau menanyai hal-hal tentang hidup Allen, menggunjing kakak-kakak tingkat mereka yang menyebalkan, dan apapun itu, asalkan Allen bisa berhenti membahas Kiran. Namun pada akhirnya, semua akan kembali ke Kiran lagi dan lagi.

Padahal Amel sudah mengekspektasi bahwa perjalanan mereka ke Tangerang ini adalah kesempatan untuknya lebih dekat dengan Allen, tapi untuk alasan-alasan itu perjalanan 2 jam lamanya terasa lambat dan membosankan.

Amel menyangga sikunya ke sisi jendela, membawa perhatiannya pada pemandangan tol Jakarta-Tangerang yang monoton. Muncul bayangan-bayangan di pikirannya, tentang bagaimana jadinya jika nanti Kiran benar-benar memutuskan hubungannya dengan Bobby lalu ia pulang bersama mereka? Amel 100% yakin Kiran akan terlihat sedih bahkan menangis, ia sangat tau sedalam apa perasaaan sahabatnya itu pada Bobby. Dan saat itu Allen pasti menyadarinya. Ia pasti memberikan perhatian penuh pada Kiran sepanjang jalan, mencoba menghibur Kiran atau semacamnya. Dan yang lebih buruk lagi, Allen akan menganggap keadaaan itu sebagai peluang untuk mendekati Kiran lagi.

Bayangan itu membuat Amel ngeri.

***

"Kiran! Di sini!" Amel berteriak sembari melambaikan tangannya ke arah perempuan yang sedang celingukan mencarinya di dekat barisan tenant. Amel dan Allen sudah sampai di halaman parkir Summarecon Mall Serpong, di mana festival besar itu akan diadakan. Dan di antara sekian banyak orang yang meramaikan acara itu, di sana Amel melihat dua orang yang sangat familiar; Kiran bersama Bobby yang kini mendekapkan lengannya pada gadis itu, memberikan perlindungan agar gadisnya tidak tertabrak oleh orang-orang yang berlalu lalang keluar masuk barisan tenant yang panjang.

Kiran langsung mengajak Bobby menghampiri mereka begitu ia menemukan suara Amel. Saat ini hubungan Kiran dan Bobby sedang tidak terlihat buruk sama sekali, dan hal itu membuat Amel senang, makin senang karena saat ini Allen dan Bobby bertemu secara langsung. Akan jauh lebih mudah untuknya jika hal itu akan membuat Allen semakin sadar diri.

Mereka berempat saling menyapa, sedikit mengobrol mengenai pintu keluar tol yang macet, jadwal tampil Anargya yang diundur setengah jam, dan hal-hal semacam itu. Ada saat di mana Kiran memperkenalkan Bobby pada Allen dengan sedikit rikuh karena raut wajah Allen sangat terlihat sedang menyembunyikan suatu emosi meskipun ia sedang mengusahakan untuk tersenyum ramah di depan Bobby. Sampai pada akhirnya Bobby pamit untuk kembali ke ruang transit bersama bandnya dan memberikan waktu pada Kiran menikmati festival bersama kedua temannya sebelum bandnya tampil satu jam lagi.

"Gue liat lo baik-baik aja sama Kak Bobby, Ran." Amel menyeletuk saat mereka berdua duduk di depan tenant minuman kekinian. Meja dan kursi memang disediakan di sana khusus untuk pelanggan. Sedangkan Allen sedang membeli corndog yang agak jauh dari sana. Dan Amel memanfaatkan kesempatan ini untuk meyakinkan Kiran bahwa ia tidak harus mengakhiri hubungannya dengan Bobby sekarang.

"Lo gak harus ngobrolin tentang itu ke Kak Bobby hari ini kok, mending hari ini lo nikmatin aja festivalnya." Yang Amel maksud adalah dia sangat tidak berminat untuk melakukan perjalanan selama 2 jam dan harus melihat Allen menunjukan ke-bucin-annya jika akhirnya nanti Kiran pulang bersama mereka.

Kiran memainkan sedotan pada minumannya sambil menyangga dagu. "Kak Bobby sama gue udah check-in kamar buat berdua."

Amel hampir saja tersendak. Ia seketika mengerti situasinya.

Kiran menghela nafas, "Anak-anak bandnya Kak Bobby pada ajak pacar mereka juga. Mereka mutusin buat nginep di sini nanti malem dan kamarnya di bagi perpasangan. Gue pengen pulang bareng kalian aja nanti, Mel. Gak siap kalo harus tidur sekamar sama Kak Bobby."

"Dan lo bakal tetep ngobrolin masalah itu ke Kak Bobby setelah perform biar lo punya alesan buat pulang?"

Kiran mengangguk, "Gue udah bawa tas ke transit. Nanti kalau mau pulang tinggal ambil. Lo gapapa kan Mel? Gue minta maaf banget, padahal lo jauh-jauh ke sini biar bisa ngehabisin waktu berdua sama Allen, tapi gue ngeganggu kalian."

Amel kehabisan kata-katanya. Sejujurnya, dia lumayan merasa jengkel.

***
tbc

Traumatic SceneWhere stories live. Discover now