🦋 DELAPAN BELAS 🦋

3.8K 403 13
                                    

🦋R

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

🦋R.U.K🦋

"Lo berdua tuh emang nyusahin anjir."
Thalita melemparkan sebuah paper bag besar ke sofa yang berada disampingnya dengan kasar, lalu disusul menghempaskan tubuhnya yang terasa sangat lelah siang ini.

Dengan perut yang semakin membuncit, Windi tersenyum lebar menghampiri Thalita, mengambil paper bag berisi segala macam oleh-oleh yang dia titip sebelumnya.
Windi ikut duduk tepat disamping Thalita.

"Heheh makasih bestie..
Lengkap!" Thalita membuka mata, menegapkan duduknya dan menatap tajam sang sahabat yang saat ini tengah menggunakan jas putih kebanggaan setiap dokter.

"Cuma karena oleh-oleh gak jelas lo ini, kemarin gue habisin satu harian cuma cari semua ini kelililing Bali yah Windi!!"
Windi tersenyum manis, menampakan susunan gigi putihnya, tersenyum hingga matanya menyipit, gadis itu lantas menyingkirkan paper bagnya, dan mengelus perut buncitnya sambil berkata.

"Demi anak gue Thal.. 😁"

"Cihh... Selalu aja lo jadiin bocil tameng njir.." Thalita hanya mendengus sedikit kesal, sedikit doang kok..
Soalnya kebanyakan senangnya pas keliling Bali nyariin oleh-oleh buat keluarga dan dua sahabatnya. 
Lebih banyak oleh-oleh ibu hamil ini emang.
Lelah sih, tapi dia bahagia..
Soalnya ada Kenzo kan yang dengan sabarnya menuruti semua ucapan Thalita untuk mencari oleh-oleh.

"Ehh.. gimana? Gimana? "

Malas-malasan Thalita menjawab, sudah kembali menyandarkan kepalanya di senderan soffa.
"Apanya??"

"Ihhh Thal, bulan madu lo lah!! Apa lagi njir?"

"Bukan bulan madu! TAPI L.I.B.U.R.A.N !!" Windi memutar mata jengah..

"Terserah lo, jadi gimana?? Asik?"
Iya, Thalita dan Kenzo sudah kembali ke Jakarta kemarin siang.
Setelah sampai rumah keduanya memutuskan untuk istirahat, soalnya besoknya mereka berdua sudah kembali bekerja.
Ini juga Thalita sempatkan singgah setelah selesai dari klinik, jam 5 sore dia memutuskan untuk menghampiri Windi di 'Rumah Sakit Santa Mulia'

Temannya ini emang dokter spesialis anak, jadi ruangannya cukup lebar dan menyenangkan.
Thalita sangat amat betah nongkrong lama-lama di ruangan Windi, lain hal dengan sahabat mereka yang satu lagi.
Julia, anak itu memang sangat anti dengan Rumah Sakit karena meninggalnya Juan yah disini.
Sebisa mungkin dia gak akan menginjak Rumah sakit kecuali mendadak dan mengharuskan.

"Asik sih...
Lumayan lah buat nenangin diri."

"Gitu doang? Gak ada adegan yang lebih menantang adrenalin??"

"Sinting!" Thalita tau kemana arah pembicaraan ini.

"Hahah... iya-iya tau kok lo berdua gak mungkin melewati batas, apa lagi lo.. lo pasti gak ngebiarin Kenzo masuk kamar lo kan?? " Thalita hanya diam, mendadak dia ingat gimana dengan lantangnya melarang Kenzo agar tidak memesan satu kamar lagi, bahkan dengan sendirinya dia membiarkan laki-laki tidur bersamanya di satu ranjang yang sama selama 3 malam.
Jangan lupakan mereka berdua sempat saling memeluk saat tidur.

Ruang Untuk Kita (Bluesy 💙) END ✔️Where stories live. Discover now