LOST|6 yang bersalah telah di hukum

237 42 2
                                    

Sean Pratama yudha

Banyak sudah
Kisah yang tertinggal
Kau buat jadi satu kenangan
Seorang sahabat pergi
Tanpa tangis arungi mimpi
Selamat jalan kawan
Cepat lah berlabuh
Mimpi mu kita telah
Kau dapati
Tak ada lagi seorang pun
Yang mengganggu kau bernyanyi

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Malam telah mereka lewati,
Saat ini sudah menjelang fajar, mereka bersiap-siap untuk pergi dari gunung ini. Namun, sepertinya itu tidak mudah

Wajah mereka semua sayu dengan mata sembab yang menyiratkan rasa sakit yang teramat dalam karna baru di tinggal sang sahabat.
Tidak ada yang tidur, mereka semua hanya diam tanpa mengeluarkan suara sedikitpun di depan jasad Sean.

"Hahhh.." Yuda menghela nafas berat
"Udah mau fajar, kita harus siap-siap buat keluar dan bawa Sean pulang"

"Dia udah pulang kali" ucap Haris datar, dan kembali menelungkup kan kepala nya di antara kedua kaki

Semua terdiam, Haris sama sekali tidak bisa menerima kepergian Sean.
Sejak tadi malam ia hanya diam dan posisinya tidak berubah sama sekali.
Bukan hanya Haris, mereka semua juga tidak dapat menerima apa yang terjadi pada Sean. Namun apa yang dapat mereka lakukan?.

Mereka memutuskan untuk mulai berbenah, mulai dari merapikan tenda dan membuat tandu untuk membawa tubuh Sean.

Ridho mengikat sebuah selimut yang tidak terlalu tebal di dua batang kayu dengan ukuran sedang.

Merobek ujung selimut tipis itu dengan menggunakan pisau guna membentuk ujung panjang yang dapat di ikat kan dengan erat pada kayu.

"Lo yakin itu kuat, dho?" Tanya Bagas setelah selesai merapikan semua barang dan perlengkapan mereka.

Ridho berdehem sambil mengangguk
"Hm, Dari pada di gendong, mending kita bawa dia pake ini" ucap nya yakin

Bagas setuju saja, sebenarnya tadi Haris sudah kekeuh untuk menggendong tubuh Sean sampai mereka ke pos, namun itu di larang oleh mereka semua.

Ridho menghembuskan nafas nya pelan sambil menatap tandu yang baru saja di buat nya
"Semoga kita bisa cepet nyampe dan bawa Sean pulang" harap Ridho

Suasana hening, tidak seperti biasanya, tidak ada candaan yang di lontarkan semua bungkam seakan suara dan raga mereka ikut pergi jauh bersama Sean.

Ajun duduk sambil menggosok kedua tangan nya guna mencari kehangatan.
Mulut nya sedari tadi mendesis karna dingin, kulit nya terasa beku saking dinginnya

"Jun? Lo oke kan?" Tanya Devano yang tiba-tiba duduk di samping Ajun

Ajun hanya mengangguk sebagai balasan, mulut nya tidak kuat untuk mengeluarkan suara.
Tangan nya masih terus di gosok kan untuk menghasilkan kehangatan yang seolah hilang, padahal ia sudah memakai jaket yang tebal.

"Lo Kedinginan banget itu" ucap Dava

"Mau air anget gak?" Tawar Devano,
Ajun mengangguk sekali lagi.
Devano segera menuangkan air hangat dari dalam termos kecil yang selalu di bawanya saat mendaki seperti ini

Devano menyodorkan air hangat dalam cangkir itu kepada Ajun
"Nih minum dulu"

Ajun menerima air itu dan meminum nya perlahan, hangat.
Tubuhnya perlahan terasa hangat walau rasa dingin masih mendominasi.

Mereka kembali berkumpul setelah menyelesaikan tugas masing-masing.
Mengelilingi jasad Sean.

Yuda melirik jam di tangan nya
"Masih jam 04:30, yakin mau berangkat sekarang?"

LOST  In The Mountain  (TERBIT)Where stories live. Discover now