LOST| 11 Devano & Rizky

196 32 3
                                    


Tangisan Dava tidak mereda sama sekali sejak 1 jam yang lalu ketika Bagas menghembuskan nafas terakhirnya.

"Gue mau balik" ucap Dava di sela tangisan nya

Ridho mengelus punggung Dava untuk menenangkan pemuda itu
"Kita juga mau balik Dava" bisik nya dengan lirih

"Kita udah bener-bener jadi tumbal gunung ini" Devano berucap dengan tenang, namun sorot mata nya tidak dapat menyembunyikan kesedihannya

Langit sudah terlihat mengeluarkan cahaya jingga nya, kabut yang menyelimuti sejak pagi mulai menghilang.
Namun rasa cemas dan sedih yang mereka rasakan tidak ikut pergi bersama sang kabut yang kelam tersebut.

Melihat tubuh tak bernyawa tiga orang yang telah merangkap menjadi teman sekaligus sahabat yang telah bersama sejak duduk di bangku sekolah menengah membuat hati mereka bagai teriris  pisau yang sudah  di asah selama berhari-hari lamanya.

Yuda menghela nafas  pelan
"Mau sampai kapan kita di sini?"

Tidak ada yang tau. Tidak ada yang tau sampai kapan mereka berada di sini dengan segala bahaya yang datang mengancam kapan saja.

"Kita harus cepat keluar dari sini!" Seru Rizky

Devano tersenyum remeh "Emang nya ya, situ tau jalan keluar dari sini?" Sindir nya dengan nada mengejek

Rizky memilih untuk mengabaikan Devano, jika ia membalas nya maka pertengkaran antara kedua nya tidak dapat di hindarkan lagi seperti tadi.

"Kita coba cari sungai"

"Maksud nya?" Tanya Ridho tidak mengerti

"Gini, kita cari aliran sungai, terus kita ikuti alur nya aja. Mana tau nanti bisa sampai ke perkampungan atau bisa jumpa pendaki lain kan" jelas Rizky dengan tenang

Namun Rizky harus kembali menahan emosi setelah mendengar penuturan Devano yang menjengkelkan untuk nya

"Ya terus gimana caranya kita bawa mayat mereka ini bego! Lo kira enak jalan sambil gendong orang?!" Sarkas nya

"Lo kalau gak ngasih saran mending diem deh ya!!" Rizky sudah tidak bisa menahan emosi nya

"Cih sok paling bener"

"Cih sok paling keras!" Balas Rizky

Devano mendecih tak suka, lalu memalingkan wajahnya, enggan untuk menatap raut kesal Rizky yang membuat nya semakin emosi.

Tatapan Devano mengarah pada Haris yang duduk dengan raut lesu, Seperti menahan sakit.
"Lo kenapa?"

Haris menegang seketika, pertanyaan yang dari tadi ia hindari terlontar begitu saja dari mulut Devano
"Kenapa emangnya?"

"Kok pucet, muka lo biru gitu kaya Avatar" tambah Jefran

Haris menggeleng "ngga, mungkin karna agak gelap aja makanya keliatann biru" elak nya

Jefran memicing curiga "masa sih"

"Iya, gak usah ngeyel deh"

"Lo di patuk ular?" Tanya Aiden tiba-tiba

"nggak lah" Namun jawaban Haris tidak membuat Aiden percaya, terlihat dari tatapan nya

Aiden menghela nafas berat "Jangan ada yang di sembunyiin, yang ada malah jadi beban nanti buat yang lain!" Ucap nya, Haris hanya mengangguk saja.

"Beneran lo gak di patuk ular?" Devano masih curiga ketika melihat kondisi Haris

"Iya"

Setelah itu tidak ada yang berbicara lagi, semua diam dan mendengarkan suara angin yang bercampur serangga malam.

LOST  In The Mountain  (TERBIT)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ