LOST| 21 Dejavu

184 30 3
                                    

Mereka melangkah dengan sangat hati-hati, karna jalur yang sebelumnya datar berubah menjadi sedikit curam dengan banyak akar pohon yang timbul keluar dari tanah, hal itu menyulitkan mereka. Apa lagi cuaca tiba-tiba mendung dengan gerimis yang cukup lebat, membuat tanah menjadi licin dan semakin susah untuk di lalui.

Tubuh mereka telah basah karena guyuran gerimis pagi ini, dingin yang menyerang tubuh masih dapat di tahan, namun tidak akan lama.

Mereka malah ingin menangis sekarang, mengingat tubuh pucat yang mereka gendong harus kembali terguyur hujan dan mereka juga khawatir jika terpeleset dan jatuh, itu akan menyakiti tubuh mereka yang telah tenang.

Ridho sendiri sudah menggigil kedinginan, Yuda juga rutin memanggil nya dan menanyakan apa yang Ridho rasakan. Dalam hati nya, Ridho masih berharap agar dapat bertahan hingga mereka keluar dari hutan ini. Tidak dapat di pungkiri juga, Ridho amat tersiksa dengan kondisinya sekarang, tubuh nya sulit untuk di gerakkan, nafas nya juga semakin berat, di tambah lagi luka di paha nya terasa sangat sakit ketika tersenggol lengan Yuda yang menggendong nya. Ridho merasa kepalanya pusing penglihatan nya juga sudah tidak terlalu jelas, ia tidak tau apa penyebab nya.

"Kita masih belum nemu tempat istirahat!" Teriak Aiden dari depan, memberi tahu teman-temannya.

Mereka sejak tadi mencari tempat untuk beristirahat sekaligus berteduh, namun melihat kondisi sekitar yang pohonnya memiliki ranting sedikit juga daun yang mengerucut ke atas, sangat kecil kemungkinan menemukan pohon rindang

"udah kita lanjut aja" balas Wisnu sambil berteriak juga agar dapat di dengar "kalian setuju kan?"

"Setuju" jawab mereka serentak, apapun itu, mereka harus segera keluar, mereka tidak mau lagi bermalam di tempat menyeramkan ini, peristiwa ini akan menjadi trauma berat untuk mereka yang selamat.

Keadaan semakin mencekam, Angin tiba-tiba bertiup dengan kencang membuat pohon di sekitar bergoyang bersiap untuk tumbang Kapan saja dan menimpa mereka yang sedang berjuang di bawah nya.

Suara angin bercampur dengan gerimis lebat serta suara dahan pohon yang terjatuh membuat nyali mereka sedikit menciut. Namun, ingin berlindung pun tidak tau harus kemana, maka terus berjalan dan berdoa adalah pilihan satu-satunya

Brak

Sebuah dahan kayu yang lumayan besar jatuh dan hampir mengenai Aiden yang berjalan paling depan.
Jantung Aiden berdegup kencang, hampir saja nyawanya melayang, mereka yang di belakang pun terkejut dan sontak berhenti melangkah dengan dada yang berdebar hebat.

"Lo oke kan?" Tanya Dava dari belakang nya, tidak lupa ia mengeraskan sedikit suara nya agar dapat di dengar Aiden.

Aiden mengangkat tangan nya dan memberi jempol tanda kalau ia tidak terluka. Mereka bingung dan takut untuk melanjutkan perjalanan kali ini. Alam seakan tidak merestui mereka untuk pergi dari hutan ini dengan selamat.

Mereka kembali berjalan dengan sangat hati-hati, dahan kayu itu dapat mereka langkahi karena tidak terlalu banyak ranting di sekitarnya. Beberapa kali mereka terpeleset dan terjatuh dengan posisi terduduk, namun tidak ada keluhan yang mereka keluarkan dari mulut masing-masing. perjuangan mereka hari ini patut di acungi jempol.

Di tengah itu semua, Ridho merasa bersalah, ia merasa hanya menjadi beban untuk teman-teman nya. Kepala nya terus berfikir untuk mati agar tidak menjadi beban, namun jauh di lubuk hati nya, ia belum siap untuk itu.
Nafas nya terasa semakin berat, rasa sakit di tubuh nya bertambah berkali-kali lipat dari yang sebelumnya  Ridho mencoba untuk tetap diam, mencoba untuk tidak mengeluarkan rintihan yang pasti dapat di dengar oleh Yuda dan membuat teman-teman nya yang lain tambah khawatir.
Ia menutup matanya mencoba menikmati sensasi yang menyiksa nya ini dengan sepenuh hati.

LOST  In The Mountain  (TERBIT)Where stories live. Discover now