Part 27 (2017)

599 62 13
                                        

Suara musik berdentam keras diruangan BEM Fakultas Ekonomi malam itu. Ruangan BEM yang cukup luas itu dipenuhi sekitar dua puluhan mahasiswa yang berpencar, saling mengobrol dan bercengkraa dengan rekannya sambil mencicipi makanan yang tersedia.

Malam itu ruangan BEM disulap menjadi sebuah hall pesta kecil-kecilan. Ruangannya dibiarkan lapang dengan beberapa kursi diletakkan disana sini. Meja-meja ditata memanjang dengan beraneka ragam makanan dan minuman ringan bertebaran diatasnya.

Terdapat area kosong seperti panggung pada bagian depan ruangan lengkap dengan peralatan sound system sederhana. 

Saat itu lagu Maliq & d'essentials diputar dan menggema diseluruh ruangan, Saura yang merupakan penggemar musik jazz langsung bergumam lembut menyanyikan lirik yang sudah Ia hapal diluar kepala.

Saura sedang mengikuti acara pembubaran panitia penggalangan dana malam itu. Hari jumat sepulang kuliah mereka berkumpul diruangan BEM Fakultas Ekonomi untuk syukuran dan pembubaran panitia acara.

Suasana tidak terlalu ramai dan cukup asik karena mereka sibuk mengobrol membahas mengenai hasil acara mereka.

"Suka banget nih sama Maliq Ra" suara halus Daven yang duduk disebelahnya membuat Saura berhenti bersenandung. Pemuda tampan itu tersenyum manis kepadanya. 

Saura lalu melempar senyuman manis ke arah mantan Ketua Panitia tersebut. Di meja kecil yang Saura tepati tidak hanya ada dia dan Daven, tapi juga ada Jane dan Nino.

"Ciee ..." Nino tiba-tiba heboh bersiul sambil memukul pelan lengan Daven, "Ven jantung lo aman? disenyumin gitu ama Saura"

Wajah Saura langsung merah padam, sementara Daven disebelahnya hanya tersenyum kecil.

"Ihh Kak Nino" potong Jane tiba-tiba, "Saura itu kan udah ama Baskara sekarang, stop jodoh-jodohin Saura sama Kak Daven"

Nino lalu memasang wajah lebay pura-pura terkejut, "Lhoo!!! Bukannya dia naksir ama adik gue ... Jane!"

Hati Saura langsung mencelos ketika mendengar perkataan Nino.

Seminggu ini, Saura menyaksikan sendiri bagaimana Naya menjadi perbincangan hangat dikampus. Bagaimana gadis itu menggemparkan semua orang karena dicurigai menjadi target pendekatan Baskara.

Saura mendengar sendiri ujaran kebencian dan juga membaca bagaimana komentar-komentar menghujat di media sosial gadis itu.

Apa yang dialami Naya adalah sesuatu yang kejam. Namun, tidak rasa kasihan yang dirasakan Saura, malah Ia merasa iri, sangat iri terhadap gadis itu. 

Seharusnya dirinya lah yang berada di posisi itu. Harusnya Ia yang dibicarakan orang-orang sebagai gadis yang disukai oleh Baskara. Seharusnya Ia yang dilabeli sebagai 'pacar Baskara' bukanlah Naya.

Walau harus dihujat dan dibenci banyak orang seperti yang Naya dapatkan sekarang, Saura tidak akan peduli andaikan itu adalah dirinya.

Karena menjadi kekasih Baskara adalah hal yang sangat Saura inginkan.

Melebihi apapun didunia ini ...

"Ndak dong Kak!" Kata Jane dengan suara imutnya, "Nanti kan Baskara dateng tuh, ayok kita tanyain langsung aja"

"Okee berani taruhan gak Jane" Kata Nino menantang

"Berani dong! ayoo Kak!" Kata Jane bersemangat.

Namun perhatian Saura langsung teralihkan ketika sosok tinggi yang selalu Ia rindukan tiba-tiba masuk ke dalam ruangan BEM.

Dengan ketampanannya yang luar biasa membuat beberapa orang langsung menoleh ketika Baskara masuk kedalam ruangan BEM bersama rekan-rekannya di Band The Insomniacs. 

Unmoveable [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin