Part 49 (2015)

566 76 54
                                        

Tahun 2015

"Lo bener-bener nyari masalah namanya Bas"

Sore itu, Fikri tak henti-hentinya mengomeli Baskara ketika Ia menceritakan insiden yang terjadi padanya ketika berkencan dengan Laura. Setelah kencan tersebut, di kampus langsung ramai isu bahwa Laura dekat dirinya. Gadis licik itu rupanya memposting foto Baskara tanpa seijinnya. Postingan itu dibuat sedemikian rupa agar publik percaya mereka sedang dekat. Baskara yang sekarang tidak memiliki instagram sama sekali tak mengetahui hal tersebut, namun dari cerita teman-temannya postingan itu lumayan menggeparkan jurusan mereka.

Akan tetapi yang membuatnya lebih cemas adalah ketika menyadari Laura sepertinya tidak hanya sebatas mengambil foto. Firasatnya mengatakan ada hal yang lebih dari itu. Samar-samar Ia masih ingat gadis itu tampak mengambil video dari ponselnya ketika mereka berciuman.

Walaupun Ia sudah mengancam Laura dengan keras, gadis itu tetap mengelak dan mengatakan tak ada video apapun yang diambilnya pada hari itu.

Berkat Laura pula, ada nomor tak dikenal, yang sekarang selalu mengiriminya pesan penuh ancaman selama seminggu ini. Ancaman karena berani mendekati Laura.

Ancaman itu bagaikan sebuah lelucon tak berarti untuknya.

Ia tak habis pikir, memangnya ada ada pria normal yang mau mendekati gadis licik seperti Laura? Buat apa merebutkan gadis macam dia?

"Kalo kata temen-temen, Laura itu pacarnya Darren Bas" Ucap Fikri ketika mereka menyusuri taman Fakultas usai kuliah terakhir hari itu berakhir.

Setelah OSPEK usai, Baskara jadi akrab dengan Fikri teman satu kelompoknya. Mereka memiliki pemikiran yang sama jadi sangat mudah bagi keduanya untuk langsung klop menjadi teman.

Berteman dengan Fikri membuat Baskara tak perlu lagi menghabiskan waktu dalam kesendiriannya.  Hari-harinya dihabiskan dengan mengerjakan tugas dirumah pemuda itu hingga bisa menginap berhari-hari disana. Tak hanya Fikri, ada sekitar 10 orang lainnya yang juga ikut bergabung dalam cycle pertemanan mereka. Bisa dibayangkan betapa gaduhnya kalau mereka semua berkumpul.

"Darren?" Ulang Baskara.

"Darren itu pentolannya Fakultas Hukum, Lo tau kan Teknik sama Hukum disini punya sejarah panjang dan dendam kesumat yang udah diwariskan dari generasi ke generasi" Jelas Fikri, "Nah yang lo perbuat itu bisa memicu perang lagi Bas ... lo tau gak tawuran Teknik sama Hukum tu udah parah banget, dulu sampe polisi juga turun tangan"

Apa yang Fikri katakan terdengar menakutkan namun tak membuat Baskara merasa cemas.

"Dan lo tau Laura itu sengaja make lo sebagai alat buat manes-manesin Darren?" Lanjut Fikri "Mereka berdua tu lagi berantem Bas! dan Laura sengaja ngincer lo, soalnya muka blasteran lo gampang bikin si Darren insecure"

Baskara mengepalkan tangannya sambil menahan emosi, yang salah disini adalah Laura. Gadis licik itu sengaja menjebaknya, melibatkannya pada masalah hubungan pribadinya hingga mengambil keuntungan dari kondisinya yang tak sepenuhnya sadar. Baskara langsung bergidik ngeri mengingat ketika Laura menciumnya. Perutnya langsung mulas setiap membayangkan hal tersebut.

Setiap kali melihat Laura muncul dihadapannya, kemarahan langsung menguasai hatinya. Ia benar-benar tidak terima diperlakukan seperti itu. Untungnya dia masih menahan diri dan berusaha menghindar dari konflik berlebih, karena dirinya ingin hidup lebih tenang di masa kuliahnya sekarang.

"Ini semua salah Laura Fik, gue disini korban"

"Tapi tetep aja Bas, Lo harus hati-hati! Darren ga pernah main-main soal beginian, siapa yang berani nyari masalah sama dia pasti dilibas ... orangnya agak psiko kayaknya " Kata Fikri cemas, "Nomor laknat yang ngancem lo pasti si Darren Bas"

Unmoveable [END]Where stories live. Discover now