DUA EMPAT

166 11 0
                                    

Shafiq berjalan di koridor sekolah dengan muka datarnya dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Banyak pasang mata dan pujian yang di lontarkan oleh siswi kepada Shafiq.

"Pemandangan pagi yang sangat indah."

"Eh banyak yang bilang Shafiq lagi deket ya, sama si Aira?"

"Iya, tapi menurut gue Shafiq lebih cocok sama Michel."

"Kapan ya gue jadi pacarnya Shafiq?"

"Calon imam gue ganteng banget."

Langkah Shafiq terhenti ketika ada seorang gadis yang mencekal tangan kanannya.

"Lo kenapa gak jemput gue?" tanya gadis itu.

Shafiq menoleh sekilas ke arah gadis itu. "Bunda gak nyuruh," jawab Shafiq dingin.

Gadis itu menghembuskan napasnya kasar. "Emang harus disuruh sama bunda dulu ya? biar lo mau ngejemput gue," ujar Aira lesu.

"Iya," jawab Shafiq. Dia melepaskan cekalannya dari Aira, setelah cekalannya terlepas dia melanjutkan langkahnya menuju kelas, meninggal Aira yang menatap punggung Shafiq dengan sendu.

"Kapan lo peka Fiq? Kalau gue suka sama lo," gumam Aira sambil menundukkan kepalanya.

***

Michel mencuci mukanya lalu menatap ke arah cermin besar yang ada di dalam toilet sekolah.

"Ternyata Aira suka sama Shafiq," gumam Michel dengan muka sedih.

Flashback on

Michel sedang berjalan di koridor sambil bersenandung kecil, kadang dia juga melempar senyum ke orang yang menyapanya, tiba-tiba langkahnya terhenti, ketika melihat dua orang yang sedang berpegangan tangan.

Gadis itu menghembuskan napasnya kasar. "Emang harus disuruh sama bunda dulu ya? Biar lo mau ngejemput gue," ujar Aira lesu.

"Iya," jawab Shafiq. Dia melepaskan cekalannya dari Aira, setelah cekalannya terlepas, dia melanjutkan langkahnya menuju kelas meninggal Aira yang menatap punggung Shafiq dengan sendu.

"Kapan lo peka Fik? Kalau gue suka sama Lo," gumam Aira sambil menundukkan kepalanya.

Michel melanjutkan langkahnya bukan ke kelas tapi ke toilet, dadanya sakit lihat kejadian itu apa lagi mendengar perkataan terakhir dari Aira tambah sakit dadanya.

Flashback off

Michel merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, merasa sudah rapi dia berjalan keluar toilet, tiba-tiba ponselnya berbunyi, membuat langkahnya terhenti. Michel mengambil ponselnya yang ada di saku, lalu melihat nama orang yang menelponnya, di sana tertera nama Freya is calling, kemudian Michel mengangkat panggilan tersebut.

"Apa?"

"Lo lagi di mana Chel?"

"Toilet, kenapa?"

"Lo ngapain ke toilet?"

"Ngepet," jawab Michel asal, lalu panggilan di akhiri sepihak oleh Michel. Dia memasukkan ponselnya ke dalam saku dan melanjutkan langkahnya yang tadi sempat tertunda.

***

Michel melangkah masuk ke dalam kelas dan berjalan menuju tempat duduknya, setibanya di sana Michel menaruh tasnya di atas meja, kemudian dia mendudukkan bokongnya di kursi. Michel menatap bingung ke tiga sahabatnya yang menatap dia dengan tatapan aneh.

"Kenapa?" tanya Michel bingung.

"Chel," panggil Viona pelan.

Michel mengangkat satu alisnya. "Apa?"

SHAFIQ [ON GOING]Where stories live. Discover now