BAB 12 - SAKIT

6.5K 375 8
                                    

Ketika mereka telah tiba di rumah, Romeo langsung memasukkan mobil mereka ke dalam garasi. Seperti tidak merasa bersalah, Romeo langsung berjalan melewati Arini dan segera naik ke atas tangga yaitu jalan tembus untuk menuju ruang tamu.

Arini hanya bisa mengekor Romeo tanpa bicara apa-apa. Romeo segera membuka kunci dan segera masuk tapi Mamanya sudah tidak ada di rumah ini.

Arini dan Romeo hanya mengedarkan pandangan ke segala arah. Tapi di atas meja, sudah ada bingkisan makanan hingga Romeo langsung berjalan mendekat.

Romeo ... Mama masuk lewat kunci cadangan yang kau berikan kemarin, dan Arini, ini sup rumput laut untuk membuat tubuhmu terasa baikan ...

Begitu lah pesan singkat yang tertulis di atas meja. Romeo dan Arini membaca itu bergantian dan membuat Arini merasa bersalah.

"Emm, aku akan menyiapkan mangkuk agar kita bisa makan bersama."

Romeo mengangkat alisnya tapi kemudian menggeleng.

"Itu untukmu, bukan untukku," ucap Romeo sambil meletakkan kertas berisi pesan di depan Arini.

"Tapi mungkin maksud Mama kita ..."

Romeo langsung berlalu tanpa mau mendengar lagi ucapan Arini.

Arini menatap punggung Romeo yang saat ini akan beranjak pergi meninggalkannya. Tapi entah karena dorongan apa, tiba-tiba Arini segera berlari mendahului Romeo dengan membawa bungkusan rantang dari Mamanya.

"Aku mohon, kali ini saja bisa kah kau menemani aku makan?"

Romeo terkejut dengan apa yang baru saja dilakukan Arini, pun dengan Arini yang mungkin lebih terkejut dengan apa yang sedang ia lakukan.

Hanya saja ...  Arini hanya ingin mencoba mendekati suaminya, apa dia salah?

Tatapan penuh harap terpancar jelas diraut wajah Arini. Tangannya pun gemetar hanya karena ditatap oleh Romeo.

Romeo ingin segera berlalu dan tidak memperdulikannya, tapi ketika melihat wajah Arini yang entah sejak kapan memucat dan bibirnya yang sedikit membiru, Romeo merasa sedikit terganggu.

Romeo ingin menolak lagi, tapi tiba-tiba Arini segera berkata. "Aku ambilkan mangkuk. Aku tadi juga sudah menanak nasi dan menggoreng ayam seperti yang kemarin sudah kau ajarkan padaku."

***

Entah bagaimana Romeo sudah duduk di atas meja. Pun di depannya kini secara ajaib sudah ada ayam goreng, nasi dan juga sup rumput laut buatan Mamanya.

Arini menyiapkan ini secara cepat. Seperti sengaja membuat Romeo tidak bisa berkutik dan membuatnya duduk makan bersamanya.

"Ini sendok untukmu,"

Tapi Romeo mengabaikan Arini dan malah mengambil sendok lain yang ada di rak samping. Lalu membuat Arini terpaksa tersenyum kecut dan segera mencoba hal lain dengan mengambilkan Romeo nasi. Membuat Romeo mengernyit karena perempuan ini ... selalu tidak pantang menyerah.

Lalu semuanya berjalan dengan diam. Mereka kemudian menyendokkan makanan mereka masing-masing dalam keheningan yang menyiksa serta kecanggungan yang luar biasa.

"Emm, bagaimana sidangmu tadi?"

Arini masih ingin terus mencoba, tapi kali ini Romeo benar-benar mendiamkannya. Romeo sama sekali tidak merespon apa pun, dan Arini lagi-lagi berusaha berpikir positif.
Mungkin Romeo sedang asyik makan, hingga dia tidak mendengar ucapanku.

Paling tidak, hanya itu lah yang dapat menghibur Arini setiap kali Romeo tidak mau merespon ucapannya.

***

ARINI'S WEDDINGWhere stories live. Discover now