13 •the highest level of love is letting go•

361 47 12
                                    


"Happy birthday Jeff..". Ucap Sania lalu melingkarkan tangannya di pinggang suaminya yang sedang bersiap untuk kerja. "Maaf, karna ga ngucapin ataupun ngasih surprise semalam".

Sania merasa bersalah, karena tadi malam Ia melupakan momen pergantian hari ulang tahun Jeffrey.

"Gapapa sayang.. Aku tau kamu lagi banyak kerjaan, semalem juga aku langsung tidur dan ga inget ulang tahun sendiri".

Sania sedikit bersyukur sebab keluarga Jeffrey memang tidak terlalu menganggap hari ulang tahun sebagai momen yang wajib dirayakan.

"Kamu mau hadiah apa?". Tanya Sania.

"Apa aja deh, aku ga masalah. Terserah kamu". Balas Jeffrey seraya sibuk menata rambutnya.

"Ga bisa gitu. Kan selama ini kamu nerima aja apa yang aku kasih, mau baju, sepatu, jam tangan kamu jarang banget minta. Nah sekarang aku ngikutin maunya kamu".

"Beneran? Apapun itu?".

"Yyyaa.. iya. Anything, as long as i coul afford that".

"Hmmm.. liburan. Kita bertiga pergi liburan kemana pun bebas. Asal bener-bener liburan". Ucap Jeffrey dengan antusias

Sania terdiam sebentar, Ia tak bisa menyanggupinya dengan mudah.

Muka Jeffrey mendadak mulai kehilangan antusias ketika Ia tidak mendapat respon yang diinginkan dari Istrinya.

"Maaf.. maaf Jeff. Ngga gitu, aku sebenarnya pengen juga liburan bertiga. Tapi deket-deket ini kayaknya ga mungkin". Sania menjelaskan keadaanya yang memang sedang banyak kesibukan di kantor. Awal tahun ini, ada beberapa project marketing penting perusahaannya. Terkait dengan Hari Imlek dan juga Valentine's Day.

"..Bulan depan, aku coba cari waktu. Ya paling ga tiga hari gitu, aku bakal usahain". Lanjut Sania, seraya menahan dua pundak Jeffrey. "I really mean it, Jeff!".

"It's okay San, aku paham kok. Tapi daripada itu.. Staycation di hotel weekend ini juga ga masalah sebenarnya". Jeffrey tetiba terpikir sesuatu.

Sania terlihat tertarik namun masih menimbang.

"Alright, nanti aku minta ke sekretarisku buat cari hotel atau villa di daerah Jakarta yang enak buat staycation".

Jeffrey terlihat cukup puas. Ya selain Ia akan dapat yang dimau. Sebenarnya akhir-akhir ini Ia sedang mencari waktu tepat untuk bicara sesuatu yang serius dengan istrinya.

Dan mungkin saat staycation adalah timing yang pas. Berharap tidak ada resistensi berlebih dari Sania saat Ia memberitahu langkah yang telah Ia ambil terkait pekerjaannya.

Sania pun ikut merasa senang melihat respon suaminya itu yang kembali antusias. Ia lalu meraih dagu Jeffrey, menarik pelan ke arahnya lalu sebuah kecupan mendarat di bibir laki-laki itu.

"Eittss.. enough, no more kisses. Nanti kita telat berangkat kerjanya". Ucap Sania kemudian mengambil tasnya dan berlagak meninggalkan Jeffrey.

"Ohh.. c'mon!. Nanggung banget yang tadi tuh".

Sania menghentikan langkah lalu berbalik. Ia pun tertawa, "...that's it, my silly hubby". Sania tak bisa menahan diri atas tingkah suaminya itu.

Ia kembali mendekat ke arah Jeffrey, berjinjit lalu memberi ciuman yang cukup lama.

Jeffrey ingin memperdalamnya, namun Sania telah melepasnya terlebih dahulu. "Udah ahh.. Nanti malah ga jadi berangkat kerja.. Kasian juga Pak Syarif pasti udah nunggu".

Marriage Stories | 96 GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang