09 •kasih dan damai•

457 69 1
                                    

Silahkan apresiasi tulisan ini dengan memberi komentar atau vote!



Desember 2019

Entah sejak kapan Jocy mulai menikmati perannya sebagai Nyonya muda keluarga Wijaya.

Hubungannya dengan Theo pun semakin baik, terlebih setelah kedatangan Nicolas, anak kandung Theo. Yang secara resmi telah diadopsi sebagai anak legal pasangan tersebut.

Meski masih mengakrabkan diri, Jocy senang karena Nico menghormati dirinya. Sangat jelas anak itu dididik dengan baik oleh ibunya.

Hari ini malam Natal. Biasanya di tahun sebelumnya, Jocy lebih sering pulang ke rumah orang tuanya daripada menghabiskan waktu dengan Theo ataupun kelarganya.

Namun tahun ini berbeda. Theo mengajak Jocy untuk mengunjungi panti asuhan.

Sebelum itu keduanya dengan Nico berjalan-jalan ke mal, membeli hadiah natal untuk anak-anak panti.

Jocy menatap haru ketika melihat sisi hangat Theo yang sedang bermain dengan anak-anak panti.

"...anak-anak ayo sini kumpul. Om Theo mau bagi hadiah natal buat kalian". Ucap salah satu suster.

Jocy pun ikut mendekat ke kerumunan, dan ikut bahagia dengan keceriaan malam itu. Lalu berbaur dan membagikan hadiah bersama Theo.

Setelah selesai, Theo mengajak Jocy untuk berkeliling sekitar panti asuhan.

Mereka berjalan berdua menyusuri lorong dan menyapa setiap anak panti yang ditemui.

Hingga kemudian keduanya bertemu persimpangan menuju ke gereja.

Theo menarik tangan Jocy lalu membawanya masuk ke dalam gereja yang sudah kosong, setelah sebelumnya dipenuhi jemaat misa malam natal.

Jocy tambah bingung ketika Theo membawa dirinya ke depan altar, lalu menyuruh untuk saling berhadapan.

"Kamu inget ga, dulu kita pernah berdiri di tempat ini juga? Emang ga memorable sih waktu itu". Jujur Theo.

Jocy pun mengamininya. Hari pernikahan belum tentu jadi hari terbaik bagi setiap pasangan. Termasuk bagi mereka, pernikahan yang sama sekali tidak didasari cinta membuat setiap momen terasa hambar dan kurang memorable.

Theo mengeluarkan sebuah kotak dari saku jaketnya. Ketika dibuka isinya adalah sebuah kalung dengan liontin salib yang sangat cantik.

"Hadiah natal buat kamu". Theo mendekat lalu memasang kalung tersebut di leher Jocy.

Jocy mematung saat itu juga, Ia tak menyangka natal kali ini akan menjadi yang terbaik dalam hidupnya.

"Oh ya, liontin itu punya mendiang kakak..".

Jocy tersentak mendengarnya. Sebenarnya apa yang Theo sedang lalukan sekarang, Ia jadi bingung. "Kenapa dikasih ke aku? kalo itu punya kakak kamu".

"Kalo boleh jujur dulu aku setuju nikah sama kamu lebih karena kesepakatan bisnis. Tapi pas mulai hidup sama kamu, aku jadi lihat lagi sosok Kakak di kamu. Bukan karena kesamaan fisik, tapi karakter sifat kamu yang ceria dan antusias".

Marriage Stories | 96 GirlsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang