5• Freaky Friday

2.1K 345 19
                                    

POV Winter Kamala

Aku dapet giliran jaga sore sampai malem, Ningning sudah dari tadi pulang katanya mau ketemu kak Giselle. Saat aku tau dia mau ngedate, aku tersenyum kecut karena ditinggal sendirian. Tapi aku juga turut senang karena Ningning akhir-akhir ini tersenyum terus.

di Naevis hanya tinggal aku dan Kak Doy yang sibuk dengan pesanan cafe. Kak Ten sepertinya mulai sibuk juga dengan urusan skripsinya, jadi aku jarang melihatnya di Naevis. Aku melirik jam di handphoneku, sudah jam 8 malam. Dikit lagi closing order dari cafe maupun toko buku Naevis, tapi hari ini Karina sama sekali belum nampak membawa balasan suratku.

Ah, kenapa aku jadi berharap begini? Dia kan pasti sibuk, satu minggu lagi UAS akan berlangsung. Jelas saja dia pasti lupa atau tidak punya waktu untuk membalas suratku. Lagian juga, pede banget aku sempat berpikir bahwa Karina akan langsung membalasnya. Lagian surat itu juga ga penting-penting banget kan? Pikirku mulai insecure.

Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, kak doy sudah mengangkat semua meja cafe dan aku juga sudah menghitung pemasukan hari ini. Tapi tugas ku belum berakhir aku belum sapu dan ngepel ruangan, biasanya setiap hari kita ganti-gantian dan hari ini adalah jadwalku.

"win seriusan gapapa lu gua tinggal?" Kak doy sudah memakai jaket dan helm bergegas untuk pulang dengan motor kesayangannya. Aku yang sedang menyapu lantai hanya berbalik melihatnya dan memberi jempol "tenang aja kali kak, kayak ga pernah ninggalin gua aja". Dia membuka kaca helmnya dan bilang  "yaudah kalau ada apa-apa call aja yaa, gua cabut deluan" aku pun langsung melambaikan tangan "oke siap, hati-hati kak!" Suara motor kak Doy pun perlahan menghilang.

Aku sebenernya tidak takut ditinggal sendirian, hanya saja Naevis toko besar.  biasanya juga Ningning, kak Doy atau kak Ten selalu nemenin aku sampai selesai beres-beres. Tapi sepertinya hari ini semuanya sedang sibuk dengan hal masing-masing. Karena tidak mau merasakan hawa-hawa tidak enak karena sendirian, aku pun menconnect Bluetooth speaker Naevis dengan hapeku.

Memutar playlist RnB yang membuat diriku lebih tenang dan tak terburu-buru dengan sesi beres-beres ini. Sebenernya aku harus cepat pulang sih, supaya bisa menyicil tugas UASku. Tapi aku sedang merasa burn out, jadi aku lebih banyak meluangkan waktu di Naevis walaupun bukan shift ku. Kuakui salah satu faktor besarnya adalah ketemu Karina lagi. Tapi sepertinya itu tak akan terjadi lagi, waktu Karina mengajak ngobrol diriku kemarin rasanya seperti mimpi.

Karina lagi, karina lagi.. otakku akhir-akhir ini hanya dipenuhi oleh perempuan idaman kampus Kwangya itu. Tapi dia memang secantik itu aslinya, terus cute banget lagi pas aku bercandain. Walah sepertinya aku mulai terdengar seperti fans-fansnya. Iya, Karina Clarabelle punya fans di kampus Kwangya. Bukan official fans sih, jatuhnya lebih seperti penikmat dari jarak jauh.

Karena rumornya Karina tidak pernah mau pacaran dan menolak mentah-mentah orang yang nembak dia. Insecureku makin meningkat saat tau anak yang menyatakan cinta ke Karina rata-rata anak elite di Kampus Kwangya. As in rich as hell kind of people.

Jadi ya, aku bisa jadi sangat sangat sangat beruntung bisa bertukar pikiran dengan Karina Clarabelle. Diajak kenalan pula lagi kemarin, mungkin ini hasil dari good karma yang aku tabung dihidupku.

****

Sepertinya sudah 30 menit aku bersih-bersih. Setelah menyapu aku lalu mengepel setiap sudut rak buku supaya tidak ada yang terlewati. Aku juga masih ditemani dengan lagu RnB yang ku putar untuk mengurangi kesepianku. Setiap lagu yang aku suka terdengar, aku akan langsung menyanyikannya.

Seperti sekarang, lagu pink cheeks by Eldon terputar di speaker Naevis. Aku langsung mengambil tongkat pelku sebagai mic dan menyanyikannya sambil berjoget freestyle. Bisa dibilang ini stress relief yang ampuh disaat aku lelah.

Let’s leave it with me
Just step by step
Sorry that i’m quick of foot
I’ll walk your step

I’m wondering now
Where is your wings ?
Tremble lips
And blurry eyes
And your pink cheeks..

Aku benar-benar merasuki inner idol didalam diri sampai tidak sadar ada bayangan dibelakang ku yang sudah memperhatikan gerak-gerikku dari tadi.

Saat aku memutarkan tubuhku, aku sangat kaget sampai melepas tongkat pelku dan berteriak cukup kencang karena berpikir aku akan mati disini. Efek menonton banyak film mystery dan thriller, Sisi paranoid ku langsung aktif.

Dia yang menjadi sumber ketakutanku hanya menepuk bahuku dan mencoba membuatku tenang. " Hey hey tenang ! Ini gua..." suaranya terdengar kalem tidak seperti jantungku yang rasanya mau keluar dari tulang rusuk.

"INI SERIUSAN??" tanyaku sambil melihatnya dari atas sampai kaki. Karena aku kira aku mulai terobsesi dengan Karina dan mulai berhalusinasi dia dateng ke Naevis jam 10 malem. Aku berani bersumpah kalau didepanku ini bukan Karina Clarabelle, aku akan berlari keluar dari Naevis.

"Iyaa lah, nih sentuh aja. Gua beneran kok.." pelan-pelan tangannya menarik tanganku untuk digenggam. Aku pun langsung merasakan hangat tangannya saat kulit kami bersentuhan. Akupun langsung relax didalam genggamannya. Dia asli, dia ada disini.

Saat aku sudah merasa lega, akupun langsung teringat adegan tadi dimana aku habis nyanyi dan joget bak idol Kpop didepan Karina. Mukaku langsung memerah, aku langsung menarik tanganku dan menutup mukaku.

Karina menyadari hal itu dan langsung bertanya "kenapa? Lu pusing? Mau duduk dulu?" Dia terdengar khawatir. Aku menggeleng kepala "enggak kak, gua malu.." setelah jawabanku aku langsung mendengar tawanya yang lepas. Walaupun aku tak melihatnya, tapi aku yakin pasti dia cantik sekali saat tertawa.

Karina pun mencoba melepas kedua tanganku dari wajahku, saat dia berhasil melihat wajahku dia langsung berkata. "hey, no worries. Lu keren banget tadi, makanya gua cuma diem doang sambil liatin"

Aduh makin malu dong dipuji gitu. Aku sedikit melotot kearahnya karena tidak percaya akan ucapannya. "Beneran, suara lu juga bagus.. ga mau daftar ajang talent kampus?" Tanyanya serius. Aku mengambil pelku yang terjatuh lalu menggelengkan kepala "gak pede lah, lagian siapa juga yang bakalan nontonin gua?"

Dengan muka polosnya Karina menunjuk dirinya. Aku sedikit kaget dengan jawabannya. "Gua, gua yang bakalan nonton lu". Aku hanya diam, karena seriusan salah tingkah. Apakah Karina tau dia punya efek sebegitu besar kepada Winter?

"Okay then it's worth to try. Akan gua pertimbangkan" dia tersenyum lebar mendengar jawabanku. demi Karina sepertinya aku akan melakukan hal-hal gila.

"Btw, ngapain kesini malem-malem kak? Naevis tutup jam 9" aku pun membuka obrolan lain. "Ah iya gua mau ngasih surat, gua hari ini ga ke kampus dan baru free jam 9an tadi jadi gua kesini deh. Gua kira kalian tutupnya jam 10?"

Surat? Aku mencoba menahan senyumanku. Dia seriusan rela-relain jam segini buat ngasih balesan surat? Aku senang sekali, rasanya aku sudah di awan-awan. "Engga kak, kita sekarang tutup jam 9. Jam 10an udah beres-beres kayak sekarang" aku menunjuk ke pel yang kupegang.

"Oooh gua kira kalian masih open, soalnya lampu nyala semua terus juga gua denger lagu" aku mengangguk paham. "iya kak gua sendirian jadi gua nyalain lagu sama nyalain semua lampu biar ga serem banget" Karina langsung menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal.

"berarti tadi gua nakutin lu banget ya?"
Tanyanya khawatir. "Dikit sih, tapi  karena kak karina udah disini sekarang gua ga takut lagi" aku tersenyum manis, Karina pun balik tersenyum manis. Seriusan cantik banget, mahluk Tuhan yang satu ini.



Blind Book Date - Jiminjeong / Winrina [✓]Where stories live. Discover now