POV Karina Clarabelle
[1 minggu kemudian, di Cake workshop]
Sekarang aku sedang membuat cake untuk acara ulang tahun kak Irene nanti malam di villa beach kak Seulgi. To be honest, aku merasa kak Seulgi sangat spesial buat kak Irene. Karena kakakku satu itu bukan tipe yang suka bersosialisasi, tapi kak Seulgi selalu jadi rumahnya. Setiap kali kak Irene pulang dari business trip-nya pasti dia selalu ke kak Seulgi setelahnya.
Ini tidak sekali atau dua kali kak Seulgi meminjamkan villa beach untuk pesta ulang tahun kak Irene. Di tahun-tahun sebelumnya juga kak Seulgi dan aku selalu berkomunikasi untuk membuat party buat kak Irene. Entahlah, kehadirannya selalu wajib bila itu bersangkutan dengan kak Irene. Tapi anehnya mama dan papa sangat tidak menyukai kak Seulgi, tapi setelah beberapa tahun mereka sepertinya mulai menerima kehadirannya.
Aku juga bingung kenapa papa dan mama sangat tidak menyukai kak Seulgi, padahal dia juga dari keluarga terpandang. Bahkan sekarang kak Seulgi punya beberapa bisnis yang sukses, seperti contohnya bookstore Naevis. Panjang umur, baru saja aku pikirkan kak Seulgi sekarang menelponku. Aku pun yang sedang sibuk menghias kue dengan frosting warna ungu akhirnya berhenti untuk mengangkat telpon.
"Kar, udah selesai?
Mau gua jemput?"Aku melihat jam tanganku, waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Birthday party kak Irene dimulai jam 8an, ini waktu yang tepat untukku balik. Aku juga harus bersiap-siap kan?
"Udah kak, btw gua butuh advice kak..
Mendingan lilinnya yang angka atau yang biasa?"Mendengar pertanyaanku kak Seulgi hanya tertawa, karena kami berdua tau seberapa sensitifnya Kak Irene kalau sudah menyangkut masalah umurnya.
"You know the answer Kar"
"Tapi gua pengen dia kesel kak.."
Walau aku tau ide ini akan membunuhku, kak Irene akan membunuhku.
"Hahaha lu.. emang bener-bener ya.
Terserah sih, tapi kalau dia marah jangan bawa gua ya""Yah.. jangan gitu dong kak, we are in this together~" aku menyanyikan lagu Ost High School Musical itu.
"Please kar, lu masih ada privileges sebagai adeknya. Kalau gua? Dia bakalan marah besar"
"Cih.. dasar penakut lu kak.
Ya udah gua beli yang biasa aja"Setelah obrolan singkat tentang lilin itu berakhir, aku memintanya untuk menjemputku 15 menit lagi. Aku merasa aku sudah menyelesaikan menghias kue yang mayoritas berwarna ungu ini.
"Alright, I'll pick u
up in 15 minutes""Yep, thank you kak. Bye"
"Bye.."
Pas 15 menit kak Seulgi sudah berada didepan ruko kecil cake workshop ini. Aku melambaikan tanganku saat mobilnya sudah berada didepanku, aku langsung masuk mobil kak Seulgi. "Hey.. it's been a while kar, gimana kabar?" Tanyanya saat aku sudah memasang seat belt. "Yeah.. terakhir pas 5 bulan lalu ya? Pas kakak jemput kak Irene buat ke bandara. I'm good, aku udah dirumah soalnya" Kak Seulgi sesekali tersenyum melihatku.
"Lu kelihatan berkali lipat lebih glowing, ada pacar ya?" Aku melihatnya kaget, memangnya iya aku terlihat glowing? Justru aku merasa kebalikannya. Abis business trip kemarin aku kayak zombie hidup. "Ah masa? Hmm iya sih aku punya pacar. Kak Seulgi pasti kaget dia siapa" aku berkata ringan, aku merasa aku bisa mempercayai kak Seulgi tentang seksualitasku. Lagian ini hal yang unik, pasti kak Seulgi kaget banget kalau salah satu staffnya berpacaran denganku.
YOU ARE READING
Blind Book Date - Jiminjeong / Winrina [✓]
Romance[Blind book] ; adalah buku-buku yang di bungkus dengan kertas coklat dan diberi kata keyword yang mewakili genre dan isi buku didalam bungkusan itu. Hal ini bertujuan untuk memberikan element surprise kepada para pembeli, sehingga mereka tidak akan...