Bagian 11

17.4K 2K 140
                                    

KENING Mark berkerut dalam saat melihat Taeyong yang sibuk memasukkan buku serta perlengkapan menulis ke dalam tas tanpa mengoceh untuk ikut pulang bersamanya. Karena biasanya lelaki bermarga Lee itu pasti ingin berkunjung ke rumah Mark! Tapi kini Taeyong sama sekali tidak menunjukkan hal tersebut, apa temannya itu mulai bosan?

"Bye Markie!" seru Taeyong yang kini sudah menggendong tas hitam di punggung, namun belum sempat ia keluar dari kelas, pergelangan tangannya sudah di tahan terlebih dahulu oleh Mark.

Memang, Mark merasa senang bila Taeyong tidak merecokinya terus menerus, tapi sikapnya saat ini kelewat aneh! Terlebih hari ini pun Taeyong tidak banyak tingkah.

"Kau langsung pulang?" tanya Mark penasaran, ia masih menahan pergelangan tangan Taeyong, yah sedikitnya, Mark merasa khawatir karena orang tua Taeyong selalu bertengkar.

Taeyong mengulum bibir dan menggeleng. "Aku akan pergi ke tempat kerja! Oh benar, aku belum memberitahumu jika sejak kemarin aku mulai bekerja part-time di toko buku," iris hitamnya berbinar, menatap Mark dengan antusias. "Senin hingga kamis, setelah pulang sekolah aku akan pergi ke tempat kerja."

Mendengar itu Mark mematung. Bekerja? Lee Taeyong? Sejujurnya Mark sedikit tidak percaya, bagaimana bisa temannya yang ceroboh itu mendapatkan pekerjaan? Lagi pula, bukankah seharusnya Taeyong fokus belajar untuk ujian nasional yang akan di adakan sebentar lagi? Hanya tinggal menghitung bulan.

"Kenapa kau bekerja? Tiga bulan lagi kita akan ujian nasional. Bukankah seharusnya kau fokus dengan try out dan-"

"Memangnya aku akan mendapatkan uang dengan belajar?" gumam Taeyong pelan, raut wajahnya sedikit muram, tapi kemudian ia tersenyum dan melepaskan genggaman Mark di pergelangan tangannya, "titip salam untuk Daddy ya! Aku akan segera menemuinya nanti, bilang padanya jangan merindukanku!" Taeyong mengedipkan sebelah mata dan segera pergi dari sana, meninggalkan Mark yang mendengus.

Padahal Mark belum selesai bicara, ia juga ingin tahu di mana Taeyong bekerja. Pikiran bocah gila itu memang tidak bisa di tebak. Tiba-tiba mendapat pekerjaan part-time dalam waktu singkat, Mark heran, ia tidak dapat membaca isi kepala Taeyong.

Menghirup napas panjang, akhirnya Mark memutuskan untuk keluar dari kelas dan berjalan menuju tempat parkir sekolah. Hari ini Jaehyun memperbolehkannya membawa Mercedes Benz, jadi Mark tidak perlu naik kendaraan umum. Walaupun Ayahnya itu tidak mengizinkan Mark untuk berkendara di atas kecepatan 80km/jam.

"Mark Sunbae!"

Sebelah alis Mark terangkat saat ada seseorang yang memanggilnya, ia menoleh ke belakang dan melihat lelaki bersurai hitam dengan wajah bulat sedang berlari ke arahnya. Siapa? Mark sama sekali tidak mengenal lelaki itu. Bahkan Mark kesulitan menghafal nama teman sekelasnya.

Lelaki bersurai hitam legam itu tersenyum; memperlihatkan barisan gigi yang rapih. Ia berdiri di hadapan Mark lalu memberi bingkisan kecil berbentuk kotak yang terlihat lucu, di penuhi corak hati berwarna merah muda.

"Untukmu!" serunya tanpa ragu, ia tetap mengulurkan hadiahnya meskipun Mark hanya diam mematung dalam kebingungan.

"Huh?"

"Aku Lee Haechan, kita satu angkatan, tapi aku lebih muda satu tahun darimu!" lelaki berwajah bulat yang memiliki nama lengkap Lee Haechan itu tertawa kecil, "harusnya aku duduk di kelas dua, tapi ibuku terlalu cepat memasukanku ke sekolah! Jadi Mark Sunbae, ini untukmu, aku membuatnya sendiri dengan penuh cinta!"

Mark mengerjapkan mata beberapa kali sebelum kakinya bergerak mundur. "H-huh?" tunggu, apa-apaan ini? Penuh cinta? Kenapa ada lelaki aneh yang menghampirinya dan mengatakan omong kosong tanpa berpikir panjang.

Daddy Don't Stop《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang